Takdzim Zaman
Kepada kalian
yang mengemban amanah rakyat
Kami hanyalah nurani yg menggeliat di selasar zaman
Kalian patukkan paruh tajam kalian di punggung kami
Maka geliat kami kian menjadi m’gerus tembolok kalian
Kepada kalian
yang tak ada pilihan menguak pintu harapan
Tak usah menyesali jalan yang dibungkam kezaliman
Tak usah pula kalian tanam dendam di antara resah yang diam
Sebab dendam: rasa yang tak pernah diiringi senyum Tuhan
Kepada para bijak
yang mendiami ruang antara kami dan mereka
mari menempuh langkah dengan mengesampingkan hasrat murahan
janganlah beranda ini kalian suntuki dengan celoteh kesemuan
sebab baik buruknya sebuah generasi sangat b’gantung pada hati zaman
2018
Pusaran
Lihatlah pusaran badai itu
sungguh ini bukan sekedar sabung angin
bukan pula amuk alam
di dalamnya tampak geliat buruk sangka manusia
Wahai saudaraku
sisihkan dulu amarahmu
yang lahir akibat kelakar begawan negara
lalu tampilkan jiwa kasihmu demi sejuknya bumi pertiwi
Wahai saudaraku para pecinta
sarungkan kembali buruk sangkamu
sebab Tuhan lebih mendahulukan kasih dari amarah
Berbaik sangka tak akan pernah menggelincirkanmu
Ia menaklukkan segala pusaran badai
2018
Derap Langkah Si Kuda Liar
Seseorang bertanya: “siapa aku?”
Aku kuda liar yang lepas tali kekang
Ketika hutan nurani dibabat habis para pecundang
meringkik dengan mata nanar,
terbakar amarah yang nyaris membakar segala semak
Kaliankah itu yg merangsek di semak-semak?
Di gedung-gedung megah, ilalang menghuma dalam rimbun yang liar
mari beradu keliaran denganku, beradu derap hingga habis nafas
Tak usah kalian lempar seutas tali jeratan
Tak usah kalian bersusah payah menjinakkan
Sebab nurani adalah jiwa yang hanya luluh di Tangan Tuhan
Kalian tahu Tuhan, bukan?
atau pura-pura tidak tahu
atau Tuhan telah kalian sembunyikan
di negeri yang senyap
Atau lebih dari sekedar tahu dan telah kalian kenal
hingga kalian Tuhan di kedalaman hati
mengajaknya bercengkrama: “Tuhan,
di sini aku menyuntukimu, tapi di luar sana
anak bini lbih membutuhkan perhatianku”
Namun sungguh, si kuda liar masih melihat nyata kebijaksanaan
Di mana kasih lahir lebih dulu ketimbang amarah
Ringkikannya serupa erangan panjang
Kemanakah kita hendak menjejakkan kaki?
2018
Inikah Peradaban (Kita)?
Apa lagi yang menarik dari senyum negeri ini
Tatapan-tatapan mata penuh curiga
Tindakan: kini saling mengancam
jiwa terbelah oleh desakan arus peradaban
manusia menjelma burung unta yang dijegal
karena kegeraman tindakan yang tak dikenal
tertawa juga dalam kekalahan
Salah siapa, ini salah siapa
Dosa siapa, ini dosa siapa
Tanya dalam relung hati ini
2018
Kepada Saudara-Saudaraku Yang Dipinggirkan
Saudara-saudaraku yang mulutnya terbungkam dan jiwanya memekikkan sepi
Ayo,
darah yg mengucur dari batinmu, tampung di tabung waktu
pahatkan di keningmu keyakinan bahwa Tuhan tidak main-main
tatkala Ia menganugrahkan kepadamu hak atas negeri ini
Mulutmu yg sepi dan tanganmu yg terkunci bakal mengetuk pintu
Kesetiaan dan lelaku hidupmu yang akan menentukan
kapan Ia mengucapkan satu kata yg mampu menggetarkan semesta
Lalu, tabung waktu itu menumpahkan darahmu
menjadi cakar-cakar suci yang menyerbu seluruh negeri
memasuki gedung-gedung, kantor-kantor, dan ruang-ruang kekuasaan
Ini adalah sejarah, bersembunyi, dan saksi yg abadi
2018