Sediksi.com – Pada Sabtu, 7 Oktober 2023 sekitar pukul 6.30 pagi waktu Israel, sirene peringatan serangan udara berbunyi.
Tidak berselang lama kemudian roket Hamas, kelompok pembebasan Palestina dari penjajahan Israel menghantam.
Menyebabkan tewasnya lebih dari 900 orang di Israel, termasuk warga sipil asing yang menghadiri festival musik perayaan sukkot umat Yahudi.
Peristiwa ini kemudian dianggap mengawali eskalasi konflik Israel-Hamas atau Israel-Palestina.
Timeline 7 hari konflik Israel-Palestina
7 Oktober: Hamas melancarkan serangan, Israel membalas
Umat Yahudi memperingati perayaan sukkot setiap tanggal 7 Oktober, salah satu hari raya besar bagi mereka.
Di hari raya sekaligus setelah bertahun-tahun kelompok Hamas tidak pernah menyerang Israel, menyebabkan serangan ini sama sekali tidak diduga oleh pihak Israel.
Sedangkan Israel dikenal memiliki salah satu teknologi pertahanan terbaik yaitu sistem pertahanan Kubah Besi.
Sehingga kelengahan Israel dan tim intelijen atas serangan ini cukup mengejutkan.
Seorang mantan peneliti di Korps Intelijen Angkatan Pertahanan Israel (IDF) meyakini serangan ini adalah sebuah simbol dan disengaja.
Alasan Hamas melancarkan serangan terhadap Israel adalah ketegangan atas perebutan Masjid al-Aqsha dan perluasan pemukiman warga Israel di wilayah Palestina.
Dalam serangan ini, ratusan orang yang berada di Israel tewas, ribuan mengalami luka-luka, sebagian dinyatakan hilang, dan sekitar 150 korban lainnya disandera oleh Hamas hingga saat ini (13/10).
Pukul 10.46 pagi, pesawat tempur Israel menembakkan serangan ke target pertamanya di Gaza dalam rangka awal dari serangan balasan.
8 Oktober: Israel deklarasikan perang terhadap Hamas
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mendeklarasikan perang terhadap kelompok Hamas pada hari Minggu.
“Kami sedang berperang. Bukan sebuah ‘operasi’, bukan juga ‘serangan’, tapi sebuah perang,” ucap Netanyahu yang kemudian menambahkan bahwa “musuh akan menanggung akibat yang tidak pernah terbayangkan.”
Kemudian Netanyahu memerintahkan mobilisasi lebih dari 100.000 pasukan Israel untuk menginvasi Gaza.
Sedangkan pasukan Israel sendiri sudah menarik diri sejak 2005 dari Gaza, wilayah yang menjadi tempat pemukiman bagi 2 juta orang Palestina yang sudah mengalami kekerasan atas Israel berkali-kali selama puluhan tahun.
Apa arti dari deklarasi perang ini?
Melansir dari Al Jazeera, artinya tindakan militer Israel terhadap Hamas akan lebih intensif dari sebelumnya. Di serangan sebelumnya, Israel melancarkan serangan militer di Gaza dan Lebanon tanpa menyatakan deklarasi resmi seperti saat ini.
9 Oktober: Israel targetkan 130 serangan di Jalur Gaza, Hamas ancam akan bunuh sandera
Senin pagi, IDF memerintahkan pasukan jet tempurnya menargetkan 130 serangan di wilayah Al Furqan, hub atau markas kelompok Hamas, dan melakukan “pengepungan total” di Gaza.
Israel juga mengancam akan mematikan aliran listrik dan akses bahan bakar maupun bantuan makanan yang ingin masuk ke Jalur Gaza, yang menjadi tempat tinggal bagi 2,3 juta orang Palestina.
Sekitar pukul 1 siang, Hamas mengancam akan membunuh orang Israel yang disandera satu per satu dan merekam tindakan tersebut kecuali Israel berhenti menyerang pemukiman di Gaza.
Tidak berselang lama setelah ancaman Hamas, Israel mengerahkan 300.000 pasukan ke Gaza, angka tersebut merupakan angka terbesar dalam sejarah Israel dan dilakukan dengan sangat cepat.
10 Oktober: warga Palestina mengungsi besar-besaran
Warga yang tinggal di Gaza menghabiskan hari ketiga serangan dengan rasa teror dan kegelapan akibat Israel yang terus membombardir wilayah tersebut. Dan kegelapan literal di beberapa area karena aliran listrik semakin terbatas.
Di waktu yang bersamaan, kelompok pembebasan Palestina juga meluncurkan roket hingga sirene peringatan serangan udara di selatan Israel berbunyi.
Badan bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan terjadi pengungsian besar-besaran pada warga Gaza dalam waktu kurang dari 24 jam dimana 187.518 orang Palestina diyakini sudah meninggalkan rumah mereka.
Dengan serangan Israel yang terus datang bertubi-tubi dan minimnya sistem yang bisa melindungi mereka dari serangan, angka orang Gaza yang mengungsi diyakini akan terus bertambah.
Sebanyak 137.427 pengungsi sudah berlindung di 83 sekolah. Kemudian 41.000 lainnya mengungsi di rumah-rumah tetangga atau saudara.
11 Oktober: Israel berjanji akan musnahkan Hamas dari bumi
Setelah membentuk kabinet perang yang ditujukan untuk melawan Hamas pada hari Rabu, Israel berjanji akan memusnahkan Hamas dari bumi.
Usai menyebabkan tewasnya setidaknya 1.200 orang dan melukai ribuan lainnya yang tinggal di daerah perbatasan.
Selain itu, satu-satunya sumber listrik yang dimiliki Palestina kehabisan bahan bakar dan menyebabkan mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan untuk keperluan darurat akibat konflik.
12 Oktober: Penduduk Gaza terancam kelaparan, Israel sabotase aliran listrik, air, dan bahan bakar
Akibat dari sabotase jalur masuk bantuan kemanusiaan serta aliran listrik, air, dan bahan bakar ini, kondisi penduduk Gaza semakin terancam, terutama terkait kelaparan dan bantuan medis.
Sedangkan Gaza sendiri bergantung pada bantuan kemanusiaan dari luar sejak 2007 karena jalur darat, laut, dan udara mereka diblokir oleh Israel.
Pada tanggal 12 Oktober ini, jumlah penduduk Gaza yang terbunuh sudah mencapai setidaknya 1.537 orang.
13 Oktober: Israel perintahkan penduduk Gaza pindah ke selatan
Karena Israel bisa melancarkan serangan darat dalam waktu kurang dari 24 jam. Perintah ini diumumkan pagi tadi sekitar pukul tujuh waktu Palestina.
Seketika, warga sipil, pekerja medis, dan sukarelawan semakin panik mengingat mereka sendiri masih dalam kondisi yang serba kesulitan pasca serangan udara dan blokir jalur.
“Evakuasi ini dilakukan demi keamanan kalian,” kata seorang tentara Israel kepada penduduk Gaza hari Jumat (13/10).
Alasannya, pihak militer Israel meyakini Hamas bersembunyi di salah satu terowongan di bawah kota tersebut.