Sebagai arek Mojokerto nyel, saya merasa onde-onde nasibnya cukup miris. Ia udah kayak identitas semu dari Kota Mojokerto yang hanya ada di Wikipedia. Lho, kok, bisa?
Lagu-lagu dangdut menyimpan paradoks: makin ambyar, makin joget. Tak peduli seberapa pedih dan perih syairnya, joget adalah jalan satu-satunya. Orang seolah-olah digoyangkan oleh kenikmatan rasa sakit pada lirik musik dangdut.
Saya yakin beberapa orang, dan mungkin termasuk kita pun, pasti merasa aneh jika berpikir ada idola cantik yang kentut atau buang air besar. Selama ini, mereka dilihat sebagai wujud yang sempurna tanpa cacat dan cela.
Klub-klub alternatif bisa menjadi ruang untuk menjalankan ide dan gagasan yang mereka punya, mengkampanyekan nilai-nilai yang dipercaya, dan menciptakan lingkungan yang inklusif.