Sudahlah. Sudah saatnya negara-negara Barat macam Amerika Serikat dan Inggris ini berhenti ngomong tentang kemanusiaan dan HAM. Sudah saatnya juga mereka berhenti menceremahi negara-negara lain soal kemanusiaan dan HAM.
Tulisan ini tidak bermaksud mengajak anda untuk membenarkan atau menyalahkan masa lalu kita tersebut. Di sini, saya malah merasa kasihan kepada orang-orang yang terkena doktrinasi Orba atau Orde Ba(r)u yang sudah sangat mengakar di Indonesia hingga hari ini.
Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa negara atau korporasi dapat menjadi momok bagi kesejahteraan petani, ada faktor lain yang juga tak kalah penting untuk dicermati dalam melihat persoalan ini.
TNI yang di-regendered bisa melahirkan prajurit yang memiliki identitas pembangun perdamaian yang terbuka bagi laki-laki dan perempuan, menghargai sifat maskulin dan feminin, serta, lebih jauh lagi, mereka tidak lagi menjadi maskulin atau feminin.
Apakah memang kita harus sepenuhnya percaya pada pakar? Bagaimana jika ada kondisi di mana para pakar saling memberikan kritik karena tidak menghasilkan kesimpulan yang sama, bahkan saling berkontradiksi?