Tidak sedikit orang tua yang memasukkan anaknya ke pondok pesantren sebagai upaya lari dari tanggung jawab untuk mendidik anak menjadi generasi yang Islami.
Bapak pun sebenarnya bisa mengalami depresi begitu anaknya lahir. Namun, tak banyak yang sadar, peduli, atau menindaklanjutinya. Dibanding kampanye ibu sejahtera, kampanye bapak sejahtera jauh lebih jarang terdengar.
Saya yakin beberapa orang, dan mungkin termasuk kita pun, pasti merasa aneh jika berpikir ada idola cantik yang kentut atau buang air besar. Selama ini, mereka dilihat sebagai wujud yang sempurna tanpa cacat dan cela.
The Metamorphosis adalah salah satu buku yang meninggalkan bekas begitu kuat untukku. Tidak hanya dari kisahnya yang tragis dan meninggalkan kesan absurd, tapi juga dari bagaimana Kafka merepresentasikan keresahan yang terasa begitu dekat dengan generasi-generasi setelahnya.
Bagi saya, mau cuti 2 hari, 40 hari, atau bahkan setahun pun tidak akan mengubah kondisi jika proses pendidikan kesetaraan tidak berjalan secara masif dan terstruktur.
Tidak jauh beda dengan konten viral dan motivasi lainnya, konten-konten filsafat menggugah sesaat. Orang-orang berbondong-bondong untuk terlihat intelek secara spontan dan instan alias menjadi filsuf abal-abal.
Menjadi perempuan seharusnya tidak berbeda dari menjadi siapa pun; seharusnya bisa memilih jalan hidupnya sendiri. Sayangnya, masyarakat kita membuat perempuan sulit memilih jalan lain selain jalan konvensional yang sudah ditetapkan sebelumnya: menempuh pendidikan, menikah, lalu memiliki anak.
Bukan sekali dua kali Alfian menyenggol Malaka Project, tapi belum juga ada tanggapan. Makanya, karena saya peduli, saya coba sodorkan perspektif yang berbeda dari subjektivitas Alfian. Supaya tetap fair, objektif, dan tidak bias dalam beropini.
Dari kasus Dilan, Milea, dan Ancika ini dapat ditemukan 2 hal yang saling beririsan, yakni netizen yang membanding-bandingkan Milea dan Ancika serta netizen—kebanyakan perempuan—yang menganggap bahwa mantan sang pacar merupakan rival.
Publik begitu keras menuntut perempuan. Perempuan selalu dituntut untuk bisa menjadi sosok yang luar biasa dan selalu diharapkan untuk menjadi makhluk yang berdaya.