Sebagai sebuah konsep, saya akan membela gagasan sistem zonasi dari berbagai kritik, sambil memegang keyakinan bahwasanya sistem ini merupakan sarana yang baik untuk mewujudkan pedagogi egalitarian.
Romantisme menua di desa seperti yang diidam-idamkan banyak orang, menurut saya, perlu sedikit dibenahi, atau lebih tepatnya dispesifikkan. Bukan lagi “menua di desa adalah hal yang menyenangkan” tetapi “menua di desa adalah hal yang menyenangkan, jika Anda kaya.”
Alih-alih menggambarkan sebuah visi, filosofi, kapasitas, dan optimalitas, penamaan beberapa aplikasi pemerintah justru terkesan rendah intelektual. Lebih mirip strategi jalan darurat lewat utak-atik suku kata (akronim), ketimbang suguhan keseriusan transformasi.
Pertumbuhan ekonomi yang menggunakan indikator PDB sendiri memiliki kelemahan. Ia terlalu berfokus pada produksi, konsumsi, serta pendapatan. Padahal, well-being manusia tidak melulu sereduksionis itu.
Tidak bermaksud melarang orang mendukung negara atau pemerintahan. Tapi, selama kontrak sosial belum tercapai, apapun ide dan hasil implementasi pemerintah sampai kapanpun tetap perlu dikoreksi, dikritisi, dan diperbaiki.