Sediksi.com – Saat ini, Kaizen dikaitkan dengan sebuah pendekatan organisasi yang didasarkan pada akal sehat, disiplin diri, ketertiban dan nilai ekonomisnya.
Metode Kaizen ini paling umum digunakan untuk model proses produksi dalam lean manufacturing. Yaitu metode yang fokus pada meminimalisir hal-hal yang tidak diperlukan dalam sistem manufaktur sambil memaksimalkan produktivitas.
Metode ini tidak terbatas untuk lean manufacturing, tapi juga bisa diaplikasikan di berbagai bidang pekerjaan, bahkan untuk pengembangan personal seorang individu.
Apa itu Kaizen sebenarnya?
Kaizen mengacu pada aktivitas apapun yang dilakukan secara terus-menerus dengan maksud meningkatkan seluruh fungsinya atau prosesnya. Untuk mewujudkan Kaizen ini, diperlukan keterlibatan semua pihak di perusahaan mulai dari pihak pimpinan paling atas sampai dengan tingkat karyawan.
Melabeli segala teknik pengembangan bisnis atau industri dengan sebutan “Kaizen” adalah hal yang umum di Jepang.
Sebagaimana istilah ini juga berlaku pada proses-proses seperti pembelian dan logistik, yang melintasi batas-batas organisasi ke dalam rantai pasokan.
Praktik manajemen Kaizen meyakini bahwa proses yang dilalui untuk mewujudkan hasil yang diharapkan tidak kurang penting dari hasilnya.
Sehingga filosofi Kaizen cenderung menekankan pada pentingnya menikmati dan memperhatikan prosesnya, termasuk tindakan-tindakan kecil yang dianggap tidak terlalu signifikan.
Kaizen meyakini bahwa tindakan sekecil apapun juga memiliki dampak besar dalam mewujudkan tujuan yang besar.
Di masa sekarang, metode Kaizen tidak hanya terbatas diaplikasikan pada perusahaan industrial, tapi juga menjadi model dasar untuk metode pengembangan kualitas lainnya.
Termasuk di antaranya sistem sugesti, otomasi, aktivitas kelompok kecil, sistem Kanban, just-in-time, minimalisir kecacatan, pemeliharaan produktivitas total, pengendalian kualitas total, dan lain-lain.
Baca Juga: Kakeibo: Budaya Menabung Ala Orang Jepang
Sejarah Kaizen
Sejarah Kaizen dimulai pada pasca Perang Dunia 2 ketika Toyota, perusahaan yang kini dikenal sebagai produsen mobil, menerapkan siklus kualitas dalam proses produksinya.
Para pengusaha dari Amerika dan guru-guru pengajar manajemen kualitas yang mengunjungi Jepang dengan cepat tertarik untuk ikut menerapkan metode Kaizen ini.
Siklus kualitas adalah sekelompok pekerja yang tugasnya adalah secara teratur mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah terkait pekerjaan.
Sehingga, Toyota adalah salah satu pelopor dalam menciptakan tim yang bertugas untuk mengelola siklus dan kualitas produksi yang sistematis dan berbeda dari sistem-sistem yang pernah ada sebelumnya.
Konsep revolusioner ini menjadi sangat populer di Jepang pada tahun 1950-an. Konsep ini masih eksis hingga sekarang dalam bentuk kelompok Kaizen serta skema partisipasi pekerja serupa.
Lalu istilah Kaizen ini sebenarnya mulai terkenal di seluruh dunia terutama Barat melalui karya Masaaki Imai.
Dia membuat buku tentang manajemen kualitas berjudul “Kaizen: Japanese Spirit of Improvement” pada tahun 1985 dan “Gemba Kaizen: A Commonsense, Low-Cost Approach to Management” tahun 1997.
Sementara itu, istilah Kaizen yang berasal dari bahasa Jepang memiliki arti yang serupa dengan definisinya.
Kaizen dalam bahasa Jepang berarti perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus. Diambil dari ‘kai’ yang berarti mengubah atau memperbaiki dan ‘zen’ yang berarti ‘baik’.
5 Prinsip Kaizen
Penerapan filosofi Kaizen memerlukan prinsip-prinsip yang penting agar orang yang melakukannya tahu di batas apa saja implementasi yang dilakukan sudah sejalan dengan filosofi ini.
Berikut ini 10 prinsip Kaizen yang harus dipahami dan dilakukan.
1. Terus lakukan perbaikan
Kunci utama filosofi Kaizen adalah tidak berhenti memperbaiki diri. Buruk atau bagusnya hasil sebelumnya, upaya untuk memperbaiki diri harus terus dilakukan.
2. Menghapus konsep lama yang sudah tidak berlaku
Mengingat Kaizen ini cukup spesifik dalam implementasinya, prinsip ini akan lebih berhasil jika kalian fokus pada menerapkan Kaizen secara keseluruhan ketimbang mencampurnya dengan sistem-sistem lainnya.
3. Wujudkan tujuan itu
Jika sudah tahu apa yang ingin dicapai dan sudah menemukan metode yang tepat, segera lakukan. Jangan ditunda-tunda.
Untuk memulai sesuatu yang baru, terkesan sulit karena kita sudah membayangkan gambaran yang lebih besar.
Dalam Kaizen, pemikiran seperti itu harus disadarkan dan perlu kembali ke masa sekarang. Karena gambaran yang lebih besar tersebut hanyalah angan-angan yang tidak nyata.
Maka, wujudkan tujuan itu sekecil apapun usahanya.
4. Jika terjadi kesalahan, perbaiki
Kalau terjadi kesalahan, jangan menunda-nunda dan segera perbaiki.
Semakin menumpuk kesalahan yang belum diperbaiki, akan berdampak negatif di waktu yang akan datang.
5. Jadilah ekonomis
Ekonomis yang dimaksud adalah kalian perlu menekankan efektivitas dalam menerapkan Kaizen. Menghemat pengeluaran melalui perbaikan kecil untuk membelanjakan uang yang telah dihemat untuk perbaikan lebih lanjut.
Itu dia arti Kaizen, sejarah, dan prinsip-prinsip yang perlu diketahui.
Telaten, disiplin, dan komitmen adalah tema yang kuat dalam menerapkan Kaizen. Bukan hal yang rumit untuk dipahami, tapi memang menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menerapkannya dengan baik untuk waktu yang lama.