Nama Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo tak tercantum dalam tiga besar nominasi Pemain Terbaik UEFA. Sejak 2009/2010, ini pertama kalinya nama Messi dan Ronaldo tak ada dalam nominasi tiga besar. Robert Lewandoski, Manuel Neuer, dan Kevin de Bruyne menjadi tiga kandidat kuat peraih ajang tahunan itu.
Lewandowski dan Neuer mengantar Bayern Munchen meraih tiga gelar bergengsi musim lalu. Selain itu, dalam 47 pertandingan, Lewandowski mencetak 55 gol, termasuk 15 gol di Liga Champions Eropa. Neuer tidak perlu diragukan bagaimana ia menjaga gawang Bayern dengan kokoh. Sementara torehan individu De Bruyne amat menonjol dalam perjalanan Manchester City musim lalu.
Ajang penghargaan Pemain Terbaik UEFA dilakukan dengan sistem voting. Penilaiannya melibatkan 80 juri yang terdiri dari 80 pelatih klub yang bertanding di Liga Champions dan Liga Eropa ditambah 55 jurnalis sepakbola dari semua negara anggota UEFA. Rinciannya 32 pelatih klub di Liga Champions dan 48 pelatih di Liga Eropa. Tiap juri berhak memberi suara pada tiga pemain pilihannya.
Sejatinya Messi dan Ronaldo tidak tampil buruk musim lalu. Ronaldo punya sumbangsih besar untuk ikut mengantar Juventus meraih gelar liga Italia musim lalu. Ia juga menempati peringkat ke-dua dalam daftar pencetak gol terbanyak Serie A. Perlu diingat pula, Ronaldo baru saja mencetak gol ke-100 dan 101 untuk tim nasional Portugal. Seratus gol untuk tim nasional jelas bukan rekor ecek-ecek.
Sementara musim lalu Messi mencetak 25 gol dan 21 asis yang mengantarnya menjadi top skorer La Liga. Messi menjadi pemain yang paling sering meraih gelar top skorer terbanyak liga Spanyol. Tujuh El-Pichichi Messi melewati rekor 6 El-Pichichi milik Telmo Zarra. Tak kalah penting, 21 asis-nya memecahkan rekor asis terbanyak dalam semusim di La Liga.
Tanpa mengecilkan kontribusi pemain Barcelona lainnya, musim lalu peran Messi amat besar bagi Barcelona, tim yang dibelanya sejak remaja. Barcelona tampil amburadul dan mengakhiri musim tanpa gelar apa pun.
Baca Juga: Para Ronaldo yang Mengguncang Dunia Sepakbola
Akhir Era Messi-Ronaldo?
Sepakbola pelan-pelan menunjukkan era Messi dan Ronaldo akan segera berakhir. Tanpa bermaksud mengecilkan mereka, dekade ini akan menyambut nama-nama baru, muda, dan begairah. Usia Messi-Ronaldo menginjak kepala tiga, usia yang menjadi pertanda pemain sepakbola akan mengakhiri karir.
Selama keduanya berkarir, dalam datfar-daftar rekor yang ada di dunia sepakbola, nama Messi dan Ronaldo acap ditemui. Daftar pencetak gol terbanyak di Liga Champions Eropa, misalnya, Ronaldo di peringkat pertama dengan 130 gol unggul 15 gol dari Messi di peringkat kedua. Keduanya meninggalkan urutan setelahnya dengan selisih amat jauh. 71 gol Raul Gonzales di posisi ketiga tampak kerdil di hadapan Messi-Ronaldo.
Rivalitas Messi dan Ronaldo sangat sengit dan sulit disaingi. Konon, rivalitas mereka merupakan cerminan perdebatan mana yang lebih penting antara bakat atau kerja keras. Messi digambarkan mewakili bakat alami. Sementara Ronaldo adalah produk dari kerja keras. Pendapat ini mengecilkan arti kerja keras bagi Messi, dan sebaliknya, arti bakat bagi Ronaldo.
Dalam sebuah kesempatan, Messi dan Ronaldo duduk bersebelahan. Mereka berdua ditanyai mengenai apakah mereka merindukan persaingan mereka. Jawaban Ronaldo membikin hadirin beberapa kali tergelak.
Ronaldo mengatakan merindukan masa-masa ketika keduanya bersaing ketat, dan sayangnya ia belum sempat makan malam bersama Messi. Makan malam itu mungkin akan jadi malam ketika dua dewa sepakbola membicarakan jagat sepakbola setelah mereka bosan mencetak rekor demi rekor.
Messi-Ronaldo ialah dua superstar dengan bakat brilian dalam ruang dan waktu yang sama. Keduanya merupakan rival yang bersaing tidak hanya untuk prestasi individu, tapi juga gelar untuk tim. Angka-angka dalam rekor yang mereka pecahkan memang sekadar angka belaka. Tapi, bukankah angka-angka itu punya arti penting untuk menunjukkan bagaimana dekade lalu akan dimaknai sebagai eranya Messi-Ronaldo?