Sediksi.com – Kehadiran reseller menjadi hal yang umum dijumpai pada bisnis perdagangan dewasa ini. Reseller hadir di tengah-tengah iklim perdagangan yang semakin berkembang dan semakin tidak mengenal batas.
Kehadiran reseller dapat menghadirkan keuntungan, baik terhadap penyuplai atau produsen produk maupun terhadap reseller itu sendiri. Sebelum membahas lebih jauh terkait istilah ini, perlu diketahui terlebih dahulu kan apa itu reseller?
Nah, di bawah ini akan diulas apa itu reseller, kelebihan dan kekurangannya, serta apa yang membedakannya dengan istilah sejenis lainnya seperti dropshipper.
Apa Itu Reseller?
Dikutip dari laman Cambridge Dictionary, reseller merupakan individu atau perusahaan yang menjual produk yang mereka beli kepada orang lain. Di sini, produk yang dibeli reseller dari produsen atau distributor dijual lagi dengan harga yang lebih mahal. Selisih harga inilah yang menjadi sumber keuntungan reseller.
Bagaimana pun, melakukan usaha secara online memang sangat menjanjikan. Saat ini, lebih banyak hal bisa dilakukan secara online.
Kelebihan dan Kekurangan Menjadi Reseller
Setelah mengetahui apa itu reseller, selanjutnya akan dibahas kekurangan serta kelebihannya. Reseller menjadi salah satu pilihan pekerjaan yang cukup diminati, baik sebagai sumber penghasilan utama atau sekedar sebagai sampingan. Jika tertarik untuk merambah dunia reseller, berikut beberapa kelebihan serta kekurangan menjadi reseller yang perlu diketahui untuk dijadikan pertimbangan.
Kelebihan
- Dalam proses transaksi, reseller cenderung dapat bekerja lebih fleksibel. Reseller yang memasarkan produk secara online cukup sering ditemui. Kita bisa memanfaatkan platform-platform, seperti e-commerce dan sosial media, untuk berjualan. Fleksibilitas ini juga ditambah dengan target penjualan yang dapat ditentukan sendiri oleh reseller.
- Para reseller tidak perlu khawatir terhadap aspek produksi produk, sehingga mereka dapat mengerahkan fokusnya kepada aspek penjualan atau pemasaran saja. Selain itu, reseller juga dapat menyetok produk terlebih dahulu sehingga mereka dapat melakukan penjualan dengan cepat.
- Menjadi reseller berpeluang membuat kita memperoleh keuntungan yang menjanjikan. Para produsen atau supplier produk akan memberikan harga diskon kepada reseller untuk menjual kembali produknya.
Selain memberi keuntungan kepada reseller itu sendiri, manfaat juga diperoleh oleh produsen atau distributor produk. Pada konteks ini, reseller berperan sebagai saluran distribusi lain yang dapat membantu perluasan pemasaran produk
Kekurangan
- Karena reseller wajib memiliki stok produk yang akan dijual, hal ini kemudian dapat beresiko pada penumpukan produk jika tidak terjual. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan kerugian. Sehingga, para reseller wajib membuat rancangan penjualan, melakukan pengelolaan inventaris, serta mampu memperkirakan permintaan pasar secara akurat.
- Ketersediaan serta kualitas produk yang dijual reseller sangat tergantung kepada produsen. Jika terjadi perubahan-perubahan, seperti harga, kualitas, dan ketersediaan produk, maka reseller akan bertanggungjawab langsung kepada pembelinya. Sehingga, reseller wajib memiliki rencana cadangan dalam menghadapi situasi seperti ini.
Perbedaan reseller dan dropshipper
Selain reseller, dropshipper juga menjadi salah satu pilihan menarik dalam bisnis perdagangan retail saat ini. Meskipun sama-sama dapat berperan sebagai jembatan antara produsen produk dengan pembeli, keduanya memiliki beberapa perbedaan.
Jika apa itu reseller sudah diulas di atas, selanjutnya sudah barang tentu kan untuk mengulas apa itu dropshipper?
Dikutip dari laman Shopify, dropshipper adalah seseorang atau bisnis yang menggunakan model dropshipping untuk membeli produk dari pihak ketiga, alih-alih menyimpan dan mengirimkan produk itu sendiri. Model dropshipping memenuhi pesanan lewat pembelian langsung kepada pihak ketiga—biasanya manufaktur atau grosir—tanpa menyetok produk terlebih dahulu.
Absennya kegiatan menyuplai produk di sinilah yang membedakan reseller dan dropshipper. Reseller akan menyetok produk dari produsen terlebih dahulu sebelum dijual lagi, sementara dropshipper menjual produk tanpa harus menyetok terlebih dahulu.
Di sini, pesanan yang diterima oleh dropshipper akan langsung diteruskan kepada produsen atau supplier produk. Selanjutnya, produk akan langsung dikirimkan kepada pemesan oleh supplier, tapi atas nama dropshipper.
Dalam aktivitas transaksi, dropshipper cenderung akan sangat bergantung dengan teknologi. Karena tidak menyimpan stok produk, dropshipper biasanya akan menggunakan katalog produk dalam bentuk gambar yang umumnya dipasarkan lewat e-commerce atau media sosial.
Jika dibandingkan dengan reseller, dropshipper lebih diuntungkan dalam hal modal usaha yang dikeluarkan karena mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli stok produk terlebih dahulu.
Namun, dalam hal kontrol atas produk, baik reseller maupun dropshipper sama tidak punya kendali atas perubahan harga, kualitas, atau ketersediaan produk. Di sini, keduanya sama-sama harus bertanggungjawab langsung terhadap customernya masing-masing jika menghadapi berbagai masalah tersebut.
Demikian ulasan terkait apa itu reseller, kelebihan dan kekurangannya, serta perbedaan reseller dan dropshipper.
Di era bisnis perdagangan yang berkembang pesat dan semakin fleksibel ini, tak pelak peran perantara dalam pemasaran juga ikut berkembang.
Memasuki dunia bisnis reseller dan dropshipper memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Wajib hukumnya untuk mempelajari serta mempertimbangkannya sebelum merambah salah satu ide bisnis online ini.