Cara Mencegah Oversharing di Tempat Kerja dan Menghindari Rasa Bersalah

Cara Mencegah Oversharing di Tempat Kerja dan Menghindari Rasa Bersalah

Cara Mencegah Oversharing di Tempat Kerja

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pernah merasa bersalah karena oversharing di tempat kerja? Masalahnya, sudah bukan satu atau dua kali kejadian, tapi beberapa kali.

Mungkin nggak sih bisa berhenti oversharing di tempat kerja?

Artikel ini akan memberikan kalian berbagai informasi yang dibutuhkan tentang cara berhenti oversharing di tempat kerja. 

Sebelum menuju caranya, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi alasan kita punya kecenderungan merasa bersalah atau tidak nyaman setelah oversharing. 

Rasa tersebut muncul dengan pemikiran, “ngapain tadi cerita soal itu ya.”

Memahami perasaan kita penting karena dengan begitu, kita jadi tahu sikap atau tindakan apa yang perlu diambil. Sebab satu solusi belum tentu bisa digunakan untuk semua masalah.

Mengapa oversharing bisa menimbulkan rasa bersalah?

Pertama, mengapa kita oversharing?

Oversharing bisa jadi bentuk respon terhadap trauma. Yang jika dilakukan bisa menyebabkan masalah berikutnya atau kedua, munculnya rasa bersalah.

Terlepas dari tendensinya yang negatif, tindakan oversharing juga perlu disadari sebagai hal yang manusiawi. 

Keinginan untuk dianggap dan didengar mendorong kita untuk membagikan hal-hal yang bisa menunjukkan kelemahan kita, sisi vulnerable kita.

Yang kemudian rentan menjadi ‘senjata’ bagi rekan kerja lainnya. Karena mereka jadi tahu kelemahan kita dan sewaktu-waktu bisa dijadikan sebagai alat untuk menyerang kita.

Lalu oversharing juga menyebabkan informasi pribadi kita terasa seperti terekspos, padahal kita sendiri juga yang membagikannya. 

Kekhawatiran semacam inilah yang membuat kita cenderung jadi merasa bersalah dan gelisah setelah oversharing.

Sedangkan rasa bersalah atau gelisah tersebut tidak akan timbul jika bercerita dengan orang yang membuat kalian merasa nyaman dan aman. 

Kedua, bentuk proteksi diri. Oversharing juga bisa jadi cara otak bawah sadar kita untuk melindungi diri kita sendiri.

Logika yang sama juga bisa dilihat dari kebiasaan mengepak barang secara berlebihan. Yang berakar dari ide mengantisipasi hal-hal di luar dugaan: “siapa tahu nanti butuh barang ini”.

Cara mencegah oversharing di tempat kerja

Jadi, apa saja yang bisa dilakukan agar kita tetap bisa menjalin hubungan personal yang baik dengan rekan kerja tanpa oversharing? 

Kunci utamanya ada di kemampuan mengontrol diri. Selebihnya ada di bagaimana cara mempertahankan kontrol diri.

Jika kalian merasa sedang atau hampir oversharing, tindakan pertama yang bisa dilakukan adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 

  • Apakah informasi ini perlu diceritakan? Jika iya, apakah ada cara lain untuk melakukannya?
  • Apakah ada sesuatu dari situasi saat ini yang bisa memicu hal-hal negatif? Apakah aku menceritakan soal ini untuk menyingkirkan kesalahpahaman atau mencoba mengamankan suatu hubungan?
  • Apakah ada detail dari informasi yang disampaikan akan memicu hal negatif bagi lawan bicaraku?

Setelah menanyakan beberapa hal tersebut, kita juga perlu tahu beberapa tips yang bisa diikuti untuk mencegah oversharing di tempat kerja.

Apakah sekarang adalah waktu dan tempat yang tepat?

Sebelum bercerita, tanyakan pada diri kalian sendiri, “apakah sekarang adalah waktu dan tempat yang tepat?”

Misalnya, curhat masalah pribadi kepada rekan kerja ketika sedang rapat kerja. Ada baiknya, tunggu sampai kalian punya waktu khusus dan di tempat yang tepat untuk mencurahkan masalah kalian pada orang yang tepat. Mungkin teman dekat, pasangan, atau terapis.

Walaupun teman dekat yang kalian maksud juga adalah rekan kerja, sebaiknya tahan diri kalian dan ngobrol di tempat dan waktu yang lain, ketika sedang tidak bekerja. 

Yang namanya kerja, di jam kerja, dan di tempat kerja, normalnya semua orang di sana pasti fokus untuk bekerja. Bukan untuk mendengar masalah orang lain secara dadakan. 

Dalam hal ini, perlu sekali mempertimbangkan perasaan orang yang akan kalian curhatin. Pastikan mereka bersedia dulu untuk mendengarkan curhatan kalian. 

Dan perlu diingat, bukan kalian saja yang punya masalah hidup. Barangkali rekan kerja atau teman dekat kalian itu sebenarnya juga punya atau menyimpan masalahnya sendiri.

Sehingga sebelum curhat yang berpotensi menjadi oversharing, pastikan juga untuk tidak memberatkan orang lain.

Kalau diceritakan, apakah mungkin menciptakan gosip dan drama yang tidak perlu?

Jika topik cerita yang diceritakan berkaitan dengan rekan kerja lainnya, apalagi jika melibatkan kalian, pertimbangkan apakah dengan membagikannya cenderung menciptakan gosip dan drama yang tidak perlu.

Menjadi penyebab munculnya gosip di kantor adalah cara mengakhiri karier yang tidak baik. 

Kalau ada masalah di tempat kerja, seharusnya diselesaikan secara konstruktif. Yaitu mengomunikasikan masalah dengan orang yang berkaitan atau meminta tolong orang lain berperan sebagai mediator.

Hindari memaksakan hubungan

Realitanya, tidak semua orang di tempat kerja bisa selalu akur dan dekat dengan satu sama lain. 

Dengan menyadari sejak awal rekan kerja yang akan kalian dekati untuk berbagi cerita yang terlalu personal atau sensitif nampaknya tidak akan bisa merespon kalian dengan baik, harusnya sudah menjadi pertanda yang jelas untuk tidak melakukannya.

Fokus mendengarkan, bukan merespon

Ketika orang lain sedang bercerita, fokus pada mendengarkan apa yang mereka sampaikan.

Respon memang perlu, tapi respon seperti apa yang sebaiknya diberikan? 

Kalian bisa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang mereka sudah sebutkan untuk membantu mempertahankan percakapan yang berarti.

Tips ini juga berlaku untuk orang yang menurut kalian punya kecenderungan oversharing. 

Dengan melakukan hal ini, kalian berperan dalam mengalihkan topik pembicaraan sebelum lawan bicara mengatakan hal-hal yang lebih merugikan lagi dan menyebabkan terjadinya oversharing.

Tips menyelamatkan diri saat oversharing

Kalau terlanjur oversharing, kita harus gimana? 

Gimana caranya menyelamatkan diri saat oversharing?

Sampaikan apa yang kalian pelajari dari pengalaman tersebut. Yang bisa juga disebut, menyampaikan kesimpulan. 

Kalian juga bisa menggunakan teknik pengalihan topik pembicaraan.

Terakhir, minta maaf lalu move on. Dengan meminta maaf, kalian mengakui tindakan oversharing kalian merugikan kalian dan mungkin menyebabkan lawan bicara merasa terganggu tanpa disadari.

Setelah minta maaf, jangan lupa move on. Memang tidak mudah menghapus rasa bersalah karena oversharing, tapi tidak ada pilihan lain selain move on, lupakan, dan berhenti memikirkan secara berlebihan kata-kata yang sudah keluar dari mulut. 

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel