Cara Menghindari Hoax dengan Berpikir Kritis: Pahami Karakteristiknya!

Cara Menghindari Hoax dengan Berpikir Kritis: Pahami Karakteristiknya!

cara menghindari hoax dengan berpikir kritis

DAFTAR ISI

Sediksi – Pada era serba digital ini menyebabkan sebuah informasi menyebar dengan sangat cepat hingga penjuru dunia. Tak jarang, ada sejumlah hoax beredar dan menyesatkan masyarakat.

Untuk itu, kita perlu tahu cara menghindari hoax dengan berpikir kritis.

Informasi hoax dapat menyebar hingga ke seluruh dunia melalui berbagai platform media sosial, satu orang ke orang lain, dan dari mulut ke mulut.

Informasi hoax yang tersebar di masyarakat akan merugikan masyarakat itu sendiri sebab informasi yang tersebar bukan informasi yang kredibel. Informasi yang salah bisa menyebabkan kepanikan di masyarakat.

Asal-usul istilah hoax

Tidak hanya pada zaman sekarang saja hoax mudah menyebar, zaman dahulu pun hoax telah tercipta di masyarakat. Padahal zaman dahulu belum ada teknologi secanggih sekarang yang dapat menyebarkan informasi dengan cepat.

Istilah hoax sendiri sudah populer sejak 1958 oleh Curtis Mac Dougall. Curtis Mac Dougall mendefinisikan hoax sebagai ketidakbenaran yang dibuat dengan sengaja untuk disamarkan menjadi fakta.

Pengertian tersebut diambil karena hoax dari awal tidak menjadikan fakta sebagai dasar informasi dan menjadikan ketidakbenaran itu diterima sebagai fakta.

Berangkat dari pengertian yang dikatakan oleh Curtis Mac Dougall, seorang profesor media dan komunikasi John Hartley merumuskan karakteristik hoax.  

Karakteristik hoax

John Hartley mengemukakan pendapat bahwa terdapat beberapa karakteristik yang dapat mendefinisikan hoax.

Informasi hoax biasanya bersumber dari pesan berantai (broadcast) dengan imbauan untuk menyebarkan informasi tersebut, misalnya “sebarkan informasi ini ke semua orang atau musibah bakal datang,”.

Informasi hoax biasanya tidak disertai dengan data yang valid terkait fenomena yang disebutkan pada informasi tersebut. Jika terdapat data yang dimasukkan dalam informasi tersebut, biasanya juga tidak dapat diverifikasi kebenarannya.

Informasi hoax biasanya berupa informasi yang timeless atau tidak memiliki waktu kadaluarsa. Oleh karena itu, hoax dapat terus disebarkan meskipun bertahun-tahun lalu telah tersebar juga.

Pada umumnya, informasi hoax tidak menyertakan lembaga kredibel yang dijadikan sumber atas informasi tersebut.

Hingga saat ini pun beberapa karakteristik di atas masih relevan padahal zaman sudah berubah berkali-kali lipat. Pada zaman sekarang, hoax sudah memiliki format yang lebih canggih dan mudah disebarkan.

Penyebab menjamurnya hoax

Menjamurnya hoax di masyarakat sangat dipengaruhi oleh beberapa hal baik dari masyarakat itu sendiri, pihak penegak hukum, dan kondisi saat ini.

Regulasi hukum sekaligus penegakan hukum yang tidak jelas bisa berpengaruh terhadap menjamurnya hoax. Hal ini disebabkan pelaku penyebar hoax tersebut tidak dihukum dengan sanksi yang sesuai dan memberikan efek jera.

Faktor literasi media di masyarakat yang masih rendah menjadi salah satu penyebab penyebaran hoax tidak terkontrol. Literasi media sangat dibutuhkan untuk melakukan evaluasi, penelitian, penciptaan dan akses media.

Oleh karena itulah, masyarakat dapat dengan mudah terpengaruh oleh konten media sosial yang belum tentu benar.

Selain itu, masyarakat yang kurang edukasi terkait penggunaan media sosial dan teknologi juga mempengaruhi menjamurnya hoax.

Hal ini terbukti dari survei yang dimuat dalam Jurnal Kajian Lemhannas RI 54% masyarakat Indonesia belum bisa mengidentifikasi informasi hoax. Sementara itu, sebanyak 55% di antaranya telah memverifikasi terkait kebenaran informasi yang tersebar.

Aparat, politisi, tokoh masyarakat, dan segenap elemen bangsa pun belum optimal dalam kesiagaannya untuk menangkal hoax. Mereka belum memahami seberapa bahayanya hoax yang mengancam kestabilan sosial.

Cara menghindari hoax dengan berpikir kritis

Ada beberapa cara menghindari hoax dengan berpikir kritis yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Berpikir kritis bisa dipahami sebagai cara untuk merespon sesuatu dengan pertanyaan-pertanyaan berlanjut. Intinya, mempertanyakan kebenaran suatu hal dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkait.

Hal-hal berikut ini merupakan cara menghindari hoax dengan berpikir kritis yang

  • Menghadiri sosialisasi terkait sikap selektif dan bijak menggunakan media sosial oleh Kominfo selaku lembaga yang bertanggung jawab terhadap media dan informasi
  • Melatih diri untuk berpikir logis dan kritis dalam membaca sebuah informasi sehingga dapat melihat informasi tersebut hoax atau bukan
  • Membaca informasi dengan judul yang tidak provokatif untuk “cari aman” sehingga tidak mempengaruhi perspektif Anda
  • Membaca informasi secara keseluruhan agar tidak memicu salah paham atau informasi yang terpotong-potong
  • Memeriksa sumber informasi dengan teliti, maksudnya masyarakat dapat mengidentifikasi sumber informasi tersebut berasal. Masyarakat harus menilai bahwa sumber informasi yang dibaca merupakan sumber yang tepercaya
  • Memeriksa alamat situs web yang menyebarkan informasi tersebut. Biasanya informasi hoax disebarkan oleh situs web yang alamatnya tidak jelas dan tidak resmi

Itulah beberapa hal yang wajib kamu ketahui berkaitan dengan hoax. Jangan sampai termakan hoax dan menyebarkannya lagi, ya!

Ayo menjadi masyarakat yang cerdas dan bijak memilah informasi di media sosial.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel