Do’s and Don’ts: Menggunakan Emoji dalam Pekerjaan

Do’s and Don’ts: Menggunakan Emoji dalam Pekerjaan

Menggunakan Emoji dalam Pekerjaan

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Di era mayoritas orang sudah menggunakan smartphone dan laptop serta melek dalam mengoperasikan alat komputasi, kultur di dunia kerja juga berubah. Hal ini terlihat jelas dalam perubahan cara mengirim lamaran kerja misalnya dimana belasan tahun lalu, surat lamaran harus dikirim secara fisik ke kantor. Sedangkan di masa sekarang, cukup dengan mengirim surat lamaran melalui email.

Begitu halnya dengan emoji yang kini nampak lebih normal untuk digunakan dalam banyak hal jika dibanding dengan masa sebelumny. Tidak hanya untuk berinteraksi santai dengan orang terdekat, tapi juga dalam pekerjaan.

Tapi tentu saja ada hal-hal perlu diperhatikan ketika ingin menggunakan emoji dalam pekerjaan. Artikel ini akan menyampaikan do’s and don’ts yang akan membantu kalian. 

Do’s: menggunakan emoji dalam pekerjaan

Pentingnya memperhatikan konteks

Do’s and Don’ts: Menggunakan Emoji dalam Pekerjaan - image 93

Apakah kalian harus atau bisa menggunakan emoji dalam pekerjaan bergantung pada konteks. Jika tempat kerja kalian bersifat informal, mengirim emoji dalam bertukar pesan mungkin lebih dapat diterima, terutama jika rekan kerja kalian juga sering menggunakannya.

Pastikan juga agar emoji yang dikirimkan jelas, tidak menciptakan ambiguitas atau kesalahpahaman di sisi penerima.

Berhati-hatilah saat mengirim pesan kepada atasan dan pelanggan. Jika tidak memiliki hubungan yang nyaman dan dekat dengan orang tersebut, sebaiknya hindari menggunakan emoji atau tindakan yang berpotensi membuat mereka malah menjauh.

Gunakan emoji yang mengekspresikan kepositifan

Bagaimanapun, lingkup pekerjaan selalu formal. Tentu kalian bisa mencairkan suasana dengan mengirim emoji. Tetapi, perhatikan juga emoji apa yang dikirim.

Gunakan emoji untuk menambahkan sentimen positif atau humor pada pesan, terutama dalam situasi yang lebih santai.

Gunakan secara terbatas, tidak berlebihan

Gunakan emoji dengan bijak dan terbatas agar tidak mengganggu atau membingungkan pesan. Mengirim terlalu banyak emoji bisa membuat penerima malah merasa tidak nyaman.

Read the room

Read the room berarti mengasah atau memiliki kemampuan dalam memahami situasi. Yaitu mampu menangkap isyarat nonverbal yang halus dari sekelompok orang. Dalam praktiknya, kalian mahir dalam menangkap dan memahami apa yang diharapkan dari penerima.

Don’ts: menggunakan emoji dalam pekerjaan

Berlebihan

Do’s and Don’ts: Menggunakan Emoji dalam Pekerjaan - image 94

Cukup gunakan satu atau dua emoji ketika mengirim pesan. Itu pun sebaiknya tidak dilakukan di setiap pesan yang dikirim. Akan lebih elok jika kalian menggunakan emoji hanya jika diperlukan.

Mengirim emoji yang kurang pantas, negatif, dan tidak senonoh

Hindari penggunaan emoji yang mungkin dianggap tidak pantas atau tidak profesional di lingkungan kerja. Sebisa mungkin hindari menggunakan emoji yang dapat diartikan sebagai sentimen negatif atau tidak sopan.

Jika emoji yang kurang pantas saja belum tentu bisa diterima di obrolan santai, apalagi di tempat kerja yang harus menjaga formalitas.

Mengganti kata-kata dengan emoji

Memang kalian diperbolehkan mengirim emoji dalam pekerjaan. Tapi hindari mengganti kata-kata penting dengan emoji saat mengirim pesan. Jangan menggantikan kata-kata atau frasa penting dengan emoji. Pastikan pesan tetap jelas dan informatif.

Lagipula, menggunakan emoji dalam percakapan teks sifatnya sebagai tambahan saja, bukan kebutuhan utama. 

Kapan emoji bisa digunakan dalam pekerjaan?

Setelah mengetahui do’s and don’ts menggunakan emoji dalam pekerjaan, di situasi apa dan kapan kalian sebenarnya bisa menggunakannya dengan benar? Berikut ini penjelasannya.

Emoji bisa digunakan dalam pekerjaan jika:

  • Tempat dan kultur kerja cenderung informal atau santai
  • Kenal baik dengan penerima pesan
  • Jika lawan bicara juga termasuk orang suka menggunakan emoji

Emoji sebaiknya tidak digunakan dalam pekerjaan jika:

  • Berkomunikasi dengan atasan 
  • Berkomunikasi dengan klien kecuali keduanya sudah nyaman atau mengirimkan emoji dirasa penting untuk mencairkan suasana
  • Tidak punya hubungan yang ramah dan nyaman dengan penerima pesan
  • Tempat kerja kalian cenderung formal dan kaku
  • Jika isi pesan yang dikirim adalah kabar buruk atau sesuatu yang sebenarnya tidak diharapkan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel