Sediksi.com – Etika wawancara kerja secara umum sama saja dengan etika di lingkup profesional. Tapi sebagai orang yang baru nyemplung di dunia kerja, tetap saja hal ini masih asing.
“Kayak gimana maksudnya etika wawancara kerja itu?”
Etika wawancara kerja sendiri adalah kompas yang memandu perekrut untuk menunjukkan aspek profesionalisme dan integritas kandidat yang pada akhirnya membantu menavigasikan proses perekrutan menuju kejujuran, rasa hormat, dan keadilan.
Sehingga untuk melaksanakan proses ini dengan baik, kandidat perlu memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang boleh dilakukan dan sebaiknya dihindari.
Maka dari itu, artikel ini akan memberikan informasi tentang beberapa tips membangun etika wawancara kerja yang baik agar kalian bisa menyelesaikan proses ini dengan baik.
1. Latihan dengan benar
Ada beberapa pertanyaan yang pasti ditanyakan saat wawancara kerja. Karena pertanyaan ini pasti ditanyakan, kalian mengambil materi latihan wawancara kerja dengan pertanyaan ini. Beberapa pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.
- Mengapa Anda ingin atau bersedia bekerja di perusahaan in?
- Apa kelebihan dan kekurangan Anda?
- Ceritakan tentang diri Anda
- Dari mana Anda tahu tentang lowongan kerja ini?
- Mengapa Anda menginginkan posisi ini?
Masih ada banyak lagi pertanyaan yang biasanya ditanyakan oleh perekrut. Tidak hanya pertanyaan umum seperti contoh di atas, tapi juga pertanyaan spesifik yang berkaitan dengan bidang pekerjaan yang dilamar.
Untuk membangun etika wawancara kerja yang baik, kalian perlu melakukan latihan dengan memikirkan jawaban yang akan diberikan untuk pertanyaan yang umum tersebut.
Latihan dengan benar juga dilakukan di depan cermin sambil menjawab pertanyaan tersebut keras-keras. Bayangkan seperti kalian sedang mengikuti wawancara kerja, seolah-olah perekrut tersebut ada di depan kalian.
Alasan pentingnya melakukan latihan ini agar memperjelas dan menjernihkan pikiran kalian serta membuat kalian akan menjadi lebih terbiasa dan nyaman ketika menjalani wawancara kerja betulan.
2. Riset
Periksa latar belakang perusahaan, posisi yang dilamar, dan perekrut bila perlu. Riset ini bisa dilakukan melalui Google, situs resmi perusahaan, situs review perusahaan, dan bisa juga kenalan yang tahu tentang perusahaan yang sedang kalian lamar.
Setelah riset, selanjutnya apa?
Informasi yang kalian dapat bisa dimanfaatkan untuk saat wawancara kerja. Tapi perlu diingat, tidak semua informasi perlu disampaikan.
Perusahaan akan suka dengan kandidat yang mengetahui seluk beluk perusahaan dan penghargaan yang didapatkan.
Salah satu contoh hasil riset yang baik adalah ketika kalian menemukan perusahaan yang dilamar memenangkan penghargaan tertentu yang menaikkan reputasi perusahaan.
Ketika wawancara kerja dan ada kesempatan untuk menjawab tentang apa yang diketahui tentang perusahaan, sampaikan juga informasi tersebut kepada perekrut.
Apa yang ada di pikiran perekrut jika kalian mengetahui informasi spesifik tentang perusahaan dan melakukan wawancara dengan benar?
Mereka akan melihat kalian sebagai orang yang betul-betul tertarik, mengerjakan PR, dan cenderung memperhatikan detail. Semua aspek ini, menarik di mata perekrut.
3. Perhatikan bahasa tubuh
Sadar atau tidak, postur tubuh kalian ketika santai, tegang, dan fokus akan menciptakan kesan dan makna sendiri bagi perekrut. Bahkan jika kalian tidak bermaksud negatif.
Maka dari itu, kalian tetap perlu memastikan bahasa tubuh.
Hindari duduk menyilangkan lengan dan kaki ketika mengikuti wawancara kerja. Posisi ini cenderung membuat kalian secara tidak sadar lebih santai.
Tapi bagi perekrut, mereka melihat kalian sedang berusaha mempertahankan diri.
Jadi, yang sebaiknya dilakukan adalah duduk dengan postur tegak, mempertahankan kontak mata selagi berinteraksi tanpa menunjukkan tatapan yang mengintimidasi.
Kemudian pastikan tangan dan kaki tidak banyak bergerak yang tidak perlu. Seperti menggaruk berlebihan, bermain rambut, dan objek lain yang cenderung mendistraksi kalian. Makanya, fokus!
4. Mengenakan outfit yang tepat
Kalau perekrut meminta kalian untuk datang dengan aturan busana yang sudah ditetapkan, yang perlu dilakukan adalah mematuhi perintah tersebut.
Sekalipun perusahaan tidak secara spesifik memberikan aturan berbusana, kalian tetap harus hadir dengan pakaian yang rapi, bersih, dan sopan, menyesuaikan dengan kultur perusahaan terkait.
5. Senyum
Tentu saja wawancara kerja adalah salah satu momen paling menegangkan. Tapi bukan berarti kalian menerima kondisi itu begitu saja dan tidak berusaha mengontrol diri.
Beri senyuman sesekali di waktu yang tepat karena satu senyuman yang terlihat alami akan membantu kalian terlihat lebih percaya diri, ramah, dan mudah didekati. Bahkan jika itu berarti kalian harus memaksakan diri.
Sebuah senyuman bisa diartikan bahwa kalian adalah orang yang bisa dengan mudah bergaul dengan rekan kerja lainnya, atasan, dan menarik perhatian klien.
6. Berterima kasih
Bahkan ketika kalian merasa wawancara kerja tidak berjalan sesuai harapan, kalian tetap harus mengontrol diri hingga akhir.
Ini berarti, kalian tetap perlu menyampaikan rasa terima kasih kepada perekrut atas kesempatan wawancara sebagai penutup.
Seringnya karena terlalu gugup selama wawancara, kalian jadi lupa untuk memberikan kesan terakhir yang positif dengan setidaknya mengucapkan terima kasih.