5 Fakta Jonathan Yeo, Pelukis Potret Raja Charles yang ‘Membara’

5 Fakta Jonathan Yeo, Pelukis Potret Raja Charles yang ‘Membara’

Fakta Jonathan Yeo

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Lukisan potret Raja Charles pertama sejak upacara penobatannya sebagai raja akhirnya diungkap ke publik pada hari Selasa. Lukisan yang ‘membara’ karena 98% kanvas berukuran 259 x 198 cm itu didominasi warna merah (14/5).

Nampak berani dan gagah, lukisan tersebut merupakan karya Jonathan Yeo, pelukis potret Inggris yang terkenal karena karyanya yang inovatif dan kontemporer. Dia sendiri sudah mengantongi portofolio melukis figur publik kenamaan seperti Tony Blair, Sir David Attenborough, dan Malala Yousafzai.

Tidak cukup sampai situ, ada beberapa fakta Jonathan Yeo yang menarik dan perlu diketahui. Mungkin kalian penasaran, kenapa harus dia?

5 fakta Jonathan Yeo

Sudah melukis banyak figur publik

Fakta Jonathan Yeo
Jonathan Yeo Studio

Karena sudah melukis banyak figur publik, tidak heran jika Jonathan Yeo dipilih untuk melukis potret Raja Charles. Selain tiga nama yang telah disebutkan, dia sudah melukis sejumlah figur publik lain berpengaruh lainnya. Baik yang berpengaruh di dunia hiburan internasional, anggota keluarga kerajaan, tokoh politik, hingga aktivis. 

Nama-nama lain yang telah dilukis di antaranya Idris Elba, Nicole Kidman, Helena Bonham Carter, Kevin Spacey, Stephen Fry, Cara Delevingne, Dennis Hopper, Rupert Murdoch, Grayson Perry, Prince Philip, dan masih banyak lagi.

Daftar nama figur publik yang pernah dilukis dibukukan dalam The Many Faces of Jonathan Yeo, buku berisi lukisan yang pernah ditampilkan di London’s National Portrait Gallery tahun 2013. Buku ini juga menjadi publikasi besar pertama tentang dan dari Jonathan Yeo sendiri.

Belajar melukis secara otodidak

Fakta Jonathan Yeo
(Reader’s Digest)

Saat masih kecil, Jonathan Yeo dididik di sekolah swasta Westminster dimana dia sering disuruh mencoret-coret di kelas. Dia terserang penyakit Hodgkin, sejenis kanker pada usia dua puluhan, dan selama masa pemulihan dari kondisi itulah dia belajar melukis secara otodidak.

Meskipun kurangnya pelatihan atau pendidikan formal, dia melejit dan mendapat pengakuan internasional pada usia 30 tahun dengan karyanya yang sudah ditampilkan di galeri-galeri di seluruh dunia dan komisi pun mengalir deras.

Selain itu, Yeo juga memang sudah didukung untuk berkarier di bidang kreatif sejak kecil oleh orang tuanya, khususnya ibunya. Selain didukung secara verbal, ibu Yeo juga memasang lukisan anaknya di dinding rumah dimana salah satunya adalah potret ibunya yang merupakan lukisan potret pertama Yeo.

Kontroversi potret George W. Bush karena gunakan potongan gambar alat kelamin

Fakta Jonathan Yeo
(telegraph.co.uk)

Tahun 2007, Jonathan Yeo menimbulkan kontroversi dengan potret kolase George W. Bush yang diciptakan menggunakan potongan-potongan gambar alat kelamin yang didapat dari pornografi. Lalu 13 tahun kemudian melalui wawancara dengan Reader’s Digest, Yeo menyatakan bahwa lukisan tersebut adalah hasil eksperimen.

Awalnya, Yeo menerima permintaan untuk menciptakan potret Bush untuk dipasang di perpustakan presiden. Tapi dengan alasan yang dia sendiri tidak ketahui, permintaan itu dibatalkan sedangkan potret tersebut sudah jadi.

Bagaimanapun, hal yang disayangkan oleh Yeo adalah kesempatannya untuk memajang karya eksperimentalnya tersebut di perpustakan presiden Amerika Serikat. Sekaligus bagi seorang pelukis yang sebenarnya berasal dari Inggris. 

Mengaku tidak gugup ketika diminta melukis Raja Charles

Dalam wawancara yang sama, Jonathan Yeo mengaku tidak gugup ketika diminta melukis Raja Charles. Selain karena sudah berpengalaman dalam melukis anggota kerajaan atau tokoh politik, dia juga punya alasan sendiri. 

“Dengan beberapa subjek, Anda sangat menyadari siapa mereka sebelum mulai, entah aktor Hollywood, musisi, siapa pun. Penting untuk mencoba dan menghapus sebanyak mungkin prasangka Anda tentang hal tersebut. Ada gambaran publik (public image) di benak Anda, tetapi orang-orang hampir selalu berbeda dari gambaran atau bayangan tersebut.”

Yakin teknologi tidak akan bisa menggantikan manusia, termasuk AI

Fakta Jonathan Yeo
(Reader’s Digest)

Jonathan Yeo juga menyampaikan bahwa teknologi bisa menjadi alat yang hebat untuk membantu dalam menciptakan karya seni, tapi tidak akan sampai menggantikan manusia. 

“AI pada dasarnya adalah mesin remix. Ini menarik tetapi tidak berarti bisa melakukan hal-hal yang dapat Anda lakukan. Apa yang dapat dilakukannya dengan cara yang menarik adalah pratinjau singkat dari berbagai ide untuk me-remix sesuatu.”

Justru, bahaya AI yang disampaikannya lebih pada kemungkinan manusia semakin kesulitan untuk visualisasi atau bahkan membayangkan sesuatu, apalagi keberanian dalam mengambil risiko seperti yang diwujudkan dalam karya-karya eksperimentalnya. 

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel