Film Desierto: Gambaran Perjuangan Imigran Melintasi Perbatasan AS

Film Desierto: Gambaran Perjuangan Imigran Melintasi Perbatasan AS

film desierto

DAFTAR ISI

Sediksi.com Desierto, sebuah film yang menceritakan sekelompok imigran Meksiko mencoba melintasi perbatasan Amerika Serikat (AS) secara ilegal. Premis tersebut mungkin terkesan sederhana bagi kebanyakan orang, tapi tidak untuk warga Meksiko atau orang-orang yang pernah di posisi tersebut.

Sebagaimana dalam sebuah resensi yang dipublikasikan oleh The Atlantic tahun 2016 yang menyebut film ini bergenre horor, apalagi di era kepemimpinan Trump.

Film yang dirilis tahun 2015 ini merupakan hasil karya sutradara Jonás Cuarón, anak dari Alfonso Cuarón sutradara film yang memenangkan kategori sutradara terbaik Piala Oscar untuk film Gravity dan Roma

Dalam Desierto ini, Alfonso juga berkontribusi sebagai produser bersama Carlos Cuarón, paman dari Jonás.

Kembali menggandeng Gael García Bernal

Film Desierto
Film Desierto

Gael García Bernal, seorang aktor kawakan berkebangsaan Meksiko sudah familiar bagi Alfonso dan Carlos Cuarón. Ketiganya pernah berkolaborasi untuk memproduksi film Y tu mamá también (2001), sebuah road movie bergenre coming-of-age.

Film ini merupakan salah satu film pertamanya yang melejitkan karier Alfonso, begitu pula dengan Gael dan lawan mainnya, Diego Luna dan Maribel Verdú.

Jonás Cuarón sendiri yang secara khusus ingin Gael berperan dalam filmnya. 

“Saya selalu tahu saya ingin bekerja dengan Gael. Dia adalah aktor yang saya tonton saat tumbuh dewasa dan saya sangat bersemangat untuk bekerja sama dan belajar darinya,” ucapnya dalam wawancara dengan Dave Acosta untuk El Paso Times. 

“Saat saya melakukan penelitian untuk film tersebut, saya menemukan semua film dokumenter tentang subjek yang dia produksi atau sutradarai. Dia sudah familiar dengan topik film ini,” lanjutnya.

Mendapat respon positif dan negatif dari kritikus film

Film Desierto
Film Desierto dikenalkan pertama kali di TIFF

Desertio dibuka di Festival Film Internasional Toronto pada tahun 2015 dan mendapatkan ulasan positif serta memenangkan International Critics Awards.

Ketika Jonás Cuarón melihat penonton menggigit kuku dan menjadi tegang di tempat duduknya selama menonton film ini, dia merasa efek ketegangan yang diharapkannya berhasil.

Dan karena itu, dia menyukai hasil yang didapatkan dari festival film tersebut.

Tapi dalam ulasan lainnya, beberapa kritikus film menyebutkan penyampaian film ini cenderung cetek. Sedangkan topik yang sedang dibawakan sangat serius, bahkan salah satu yang paling panas pada masa itu.

Karena sentimen terhadap imigran sangat tinggi, apalagi di bawah era kepemimpinan Trump.

Draft pertama sudah ditulis sejak 8 tahun sebelumnya

Dalam wawancara dengan El Paso Times tahun 2016, Jonás Cuarón mengaku ide cerita untuk film ini sudah ada sejak 10 tahun sebelumnya. Dan Jonás menulis draft pertama delapan tahun sebelum film ini dirilis.

Mengingat imigrasi merupakan salah satu isu utama yang dihadapi oleh warga Meksiko sejak lama. Yang mana bahkan setelah melewati beberapa dekade, tema film ini masih relevan.

Ketika dia membicarakan ide film ini kepada ayahnya, Alfonso sangat mendukung. 

Dalam wawancara yang sama, dia juga menyebutkan bahwa Desierto bisa dikatakan memengaruhi Gravity, meskipun film kedua ini rilis lebih dahulu setidaknya setahun sebelumnya.

“Saya suka mengatakan “Desierto” adalah versi sederhana dari “Gravity”; keduanya berakar dari konsep yang sama yaitu menciptakan cerita dengan menyandingkan karakter dengan lingkungannya,” lanjutnya.

Menggambarkan tindakan tidak manusiawi terhadap imigran

Beberapa ulasan kritikus film juga fokus mengomentari tentang kejamnya penggambaran perlakuan terhadap imigran Meksiko yang melewati batas negara untuk mengungsi ke AS.

Yang diinterpretasikan sebagai tindakan mengubah realitas politik yang tragis menjadi film horor yang bermakna dangkal.

Dan pengambilan perspektif ini dalam isu imigran di Meksiko lah yang disayangkan oleh para kritikus film.

Kendati demikian, film ini masih berusaha mengajak penontonnya untuk berempati dengan isu ini dan orang-orang yang pernah terlibat dalam isu ini. 

Bahwa tidak seharusnya imigran diperlakukan secara tidak manusiawi seperti itu karena pada dasarnya mereka juga manusia dan punya hak untuk bisa hidup dengan aman dan terjamin kepastian hukumnya. 

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel