Berita tentang kondisi Bumi sering terasa suram. Perubahan iklim, mencairnya permafrost, sampai pembahasan mengenai potensi kepunahan massal berikutnya, semuanya menyoroti tekanan besar yang dialami planet ini. Salah satu isu yang paling berkaitan dengan semua ini adalah konservasi satwa liar.
Walaupun berbagai upaya telah dilakukan selama beberapa dekade, spesies tetap hilang setiap hari.
Untuk meningkatkan kesadaran global, Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia dibentuk lebih dari sepuluh tahun lalu. Namun banyak yang bertanya apakah kondisi planet ini benar-benar membaik sejak hari peringatan tersebut pertama kali dibuat.
Inilah alasan para konservasionis menegaskan bahwa tindakan nyata sangat dibutuhkan sekarang. Kabar baiknya, konservasi satwa liar bisa dilakukan di lingkungan sehari-hari.
Mengapa Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia penting
Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia pertama kali diperingati pada 4 Desember 2012, diprakarsai oleh Hillary Clinton yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat.
Tujuan awalnya adalah meningkatkan kesadaran tentang hukum internasional yang melindungi satwa liar, terutama dalam memerangi perdagangan satwa ilegal yang kini bernilai 8 hingga 10 miliar dolar per tahun.
Saat ini, makna hari tersebut telah berkembang. Dengan sekitar 200 spesies punah setiap hari dan satu juta spesies lain terancam punah, hari ini menjadi pengingat bahwa tindakan global sangat mendesak.
Walaupun ada keberhasilan dalam dunia konservasi, tantangan keanekaragaman hayati masih besar dan perlu dipahami lebih baik agar spesies yang terancam dapat bertahan.
Tantangan keanekaragaman hayati global

Kemajuan yang dianggap membawa manfaat bagi manusia sering kali justru merugikan planet ini. Banyak negara memiliki tantangannya masing-masing, tetapi sebagian besar masalah dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Eksploitasi berlebihan
Perburuan, penangkapan ikan secara berlebihan, dan praktik tidak berkelanjutan menyebabkan populasi banyak spesies menurun drastis.
Perubahan iklim
Kenaikan suhu, pola cuaca yang tidak stabil, dan mencairnya es mengancam kelangsungan berbagai spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat.
Kehilangan habitat
Urbanisasi mendorong satwa dari wilayah aslinya, memecah habitat, dan menyulitkan mereka menemukan makanan serta pasangannya.
Polusi
Pencemaran udara, air, dan tanah merusak ekosistem sekaligus kesehatan satwa liar.
Spesies invasif
Hewan non-pribumi yang masuk ke lingkungan baru dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan menambah persaingan terhadap satwa lokal.
Walaupun ada kemajuan seperti perluasan wilayah jelajah gajah di Afrika, perubahan jalur pelayaran demi melindungi paus, dan pemulihan habitat pascakebakaran di Australia, masih banyak pekerjaan besar yang harus dilakukan.
Upaya konservasi satwa liar yang berhasil
Di tengah berita buruk, beberapa terobosan memberikan harapan nyata:
Pembentukan Kelompok Spesialis Konservasi Mikroba
Dengan fokus pada mikroba sebagai 99 persen kehidupan di Bumi, pendekatan ini membantu menjaga fondasi utama kesehatan keanekaragaman hayati.
Ocean Breakthrough dan Marine Conservation Breakthrough (2023)
Dua inisiatif besar yang menetapkan lima jalur utama untuk menciptakan lautan yang sehat pada 2050. Salah satu target pentingnya adalah melindungi 30 persen lautan pada 2030 serta memastikan partisipasi masyarakat adat dan komunitas pesisir.
Keberhasilan konservasi sebelumnya
Populasi elang botak di Amerika Serikat, harimau Bengal di India, dan panda raksasa di Tiongkok menunjukkan peningkatan atau stabilisasi.
Kemenangan terbaru pada 2025
- Dua bangau Greater Adjutant hasil penangkaran dilepasliarkan di Kamboja.
- Tujuh embrio badak putih berhasil dibuahi, memberi peluang menghidupkan kembali spesies ini.
- Sembilan anak kura kura Santa Cruz menetas di Kebun Binatang Philadelphia.
- Penelitian baru mengungkap bahwa simpanse berevolusi berbeda sesuai habitat lokalnya, sehingga pendekatan konservasinya perlu disesuaikan.
Cara merayakan Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia
Berbagai kota di seluruh dunia mengadakan acara pada 4 Desember untuk meningkatkan kesadaran. Beberapa kegiatan yang umum dilakukan antara lain:
- Penanaman pohon
- Aksi bersih sungai atau pantai
- Presentasi di suaka margasatwa
- Pemutaran film dokumenter
- Lokakarya atau seminar tentang kondisi konservasi global
Jika tidak ada acara di daerah tertentu, masih banyak cara untuk berkontribusi secara individu.
Aksi lokal yang bisa dilakukan
Siapa pun dapat membantu konservasi satwa liar melalui langkah sederhana seperti:
- Mengurangi plastik sekali pakai dan beralih ke produk ramah lingkungan
- Membuat taman ramah satwa dengan tanaman lokal
- Mengurangi konsumsi daging dan menambah makanan berbasis nabati
- Menyelenggarakan kegiatan bersih lingkungan
- Berdonasi ke organisasi konservasi
- Menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi
- Mempelajari spesies lokal yang terancam punah dan cara melindunginya
Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia mengingatkan bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun, dapat membantu menyelamatkan kehidupan di planet ini. Yang paling berbahaya justru tidak melakukan apa pun.

