Tren Entomophogy, dan 5 Jenis Serangga yang Dapat Dikonsumsi

Tren Entomophogy, dan 5 Jenis Serangga yang Dapat Dikonsumsi

Jenis serangga yang dapat dikonsumsi

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Bagi sebagian orang memakan serangga adalah satu hal yang menjijikkan. Namun siapa sangka, di balik visualnya yang menjijikkan ternyata menyimpan kandungan protein yang tak kalah tinggi jika dibanding sumber protein lainnya.

Jenis serangga yang dapat dikonsumsi ternyata juga ada banyak lho! Mau cobain beberapa di antaranya?

Ini juga berhubungan dengan tren kuliner yang baru-baru ini mulai diminati, yakni entomofogi. Entomophogy adalah sebuah tren praktik memakan serangga sebagai menu makanan sehari-hari.

Memakan serangga sebetulnya bukanlah hal yang baru. Beberapa masyarakat di belahan dunia seperti Asia, Amerika, Afrika termasuk di Indonesia, memakan serangga adalah hal yang cukup populer.

Berdasarkan hasil riset dalam Food Science of Animal Resources pada tahun 2019, serangga memiliki kandungan protein 35 hingga 60 persen kebutuhan harian orang dewasa. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan kandungan sumber protein nabati maupun hewani.

Rekomendasi Jenis Serangga yang Dapat Dikonsumsi

Setidaknya di dunia ini terdapat 2.000 jenis serangga yang dapat dikonsumsi. Berikut beberapa rekomendasi jenis serangga layak konsumsi dan kandungan nutrisinya. 

Belalang

Tren Entomophogy, dan 5 Jenis Serangga yang Dapat Dikonsumsi - jang
Getty Images

Jenis serangga satu ini termasuk yang cukup populer, karena sering disajikan sebagai jajanan kaki lima. Untuk cara pengolahannya, biasanya belalang dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang hingga kering lalu diberi bumbu. 

Selain rasanya yang gurih dan lezat, belalang memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi tubuh. Berdasarkan hasil riset di Universitas Otonomi Nasional Meksiko, dalam 100 gram belalang mengandung 20 gram protein dan 6 gram lemak. Selain itu, belalang juga memiliki kandungan antioksidan lima kali lebih banyak dibanding jus jeruk segar. 

Semut Api 

Tren Entomophogy, dan 5 Jenis Serangga yang Dapat Dikonsumsi - semut
Getty Images

Si kecil cabe rawit. Walaupun tubuhnya kecil, ternyata semut merah memiliki kandungan protein yang tak kalah tinggi jika dibandingkan dengan telur ayam. Hasil riset oleh Universitas Otonomi Nasional Meksiko, dalam 100 gram semut merah mengandung 13,9 gram protein, 6 gram lemak, dan 48 gram kalsium, 

Sebetulnya kuliner semut api sudah dikenal sejak lama dalam budaya negara Timur. Kandungannya yang kaya akan protein yang tinggi dan rendah lemak, membuat semut api masuk dalam kategori serangga yang padat nutrisi. 

Jangkrik

Tren Entomophogy, dan 5 Jenis Serangga yang Dapat Dikonsumsi - jeng
detik.com

Dibalik suaranya yang khas, jangkrik ternyata mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh. Sama dengan jenis serangga belalang, umumnya jangkrik biasa dikonsumsi dengan cara digoreng ataupun dipanggang kering. 

Meksiko adalah salah satu negara yang banyak mengkonsumsi jangkrik. Biasanya jangkrik diolah bersama taco ataupun dijadikan sebagai bahan dasar tepung. 

Menjadi sumber zat besi, seng dan kalsium, dalam dua sendok tepung jangkrik mengandung setidaknya 50 kalori, 6 gram protein dan 2,5 gram lemak. Hasil riset dalam Scientific Repots pada 2018, juga membuktikan bahwa jangkrik mengandung probiotik yang baik untuk tubuh. 

Rayap

Tren Entomophogy, dan 5 Jenis Serangga yang Dapat Dikonsumsi - raya
fumida.co.id

Dikenal sebagai hama yang dapat merusak furniture kayu, ternyata rayap mengandung nutrisi yang baik untuk dikonsumsi. Rayap mengandung banyak protein, asam lemak, zat besi dan kalsium. Umumnya rayap diolah dengan cara digoreng atau diasapi. 

Eits, tapi tidak semua jenis rayap baik untuk dikonsumsi. Ahli rayap dari Institut Pertanian Bogor, Prof Dodi Nandika menyatakan bahwa terdapat dua genus rayap yang mengandung protein tinggi, yakni genus Macrotermes spp dan Glyptotermes spp. 

Ulat Sagu

Tren Entomophogy, dan 5 Jenis Serangga yang Dapat Dikonsumsi - sagu
halodoc

Satu lagi sumber protein tinggi dari jenis serangga yakni ulat sagu. Makanan ini sangat populer di indonesia khususnya di wilayah Timur. Umumnya serangga ini diolah dengan cara dipanggang, digoreng atau bahkan dimakan langsung. 

Berdasarkan data komposisi pangan indonesia, dalam 100 gram ulat sagu terkandung 5,8 gram protein dan 21,6 gram lemak. Tinggi kandungan yang dimiliki ulat sagu, bahkan diklaim setara atau lebih tinggi dibanding protein pada ikan, sapi dan ayam.

Serangga Menjadi Solusi Pangan di Masa Depan

Tren memakan serangga kini semakin populer setelah Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengkampanyekan serangga sebagai alternatif sumber protein berkelanjutan pada tahun 2050. 

Disebutkan bahwa dengan mengkonsumsi serangga dapat membantu menyelesaikan 2 masalah utama yakni mengurangi polusi atau dampak pemanasan global dan meningkatkan asupan gizi serta mengatasi kelaparan. 

Hal tersebut karena di samping kaya akan sumber nutrisi baik, serangga lebih ramah lingkungan karena minim menghasilkan gas efek rumah kaca, tidak membutuhkan lahan yang luas serta memiliki waktu kembang biak yang singkat. 

Kandungan nutrisi yang beragam dan baik bagi tubuh dan lingkungan, tidak heran serangga dijadikan solusi alternatif pangan pada masa depan. Bagaimana, tertarik ingin mencoba tren makanan satu ini?

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel