Sediksi.com – Perusahaan biasanya memberikan Surat Peringatan (SP) kepada karyawan yang melanggar aturan yang telah ditetapkan. Tapi apa saja jenis kesalahan karyawan yang menyebabkan SP?
Kebijakan satu perusahaan dengan perusahaan lain bisa berbeda-beda dan jenis-jenis yang disampaikan dalam artikel ini adalah beberapa yang sifatnya umum.
1. Kelalaian dalam mengelola waktu
Manajemen waktu yang kurang baik bisa menyebabkan perusahaan menjatuhkan SP kepada karyawan yang lalai.
Misalnya sering terlambat datang ke kantor atau menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Sekali atau dua kali terlambat, perusahaan mungkin masih bisa menolerir. Tapi jika sudah sering terjadi, maka perusahaan perlu mendisiplinkan karyawan tersebut dengan cara memberikan SP1.
2. Tidak mematuhi kebijakan keamanan informasi
Berupa tindakan karyawan yang mengungkapkan informasi rahasia perusahaan atau yang bisa disebut juga sebagai pelanggaran privasi.
Pelanggaran privasi ini jelas mengancam keamanan perusahaan dan mengharuskan mereka untuk bertindak tegas terhadap karyawan yang melakukan tindakan ini.
Jika tindakan ini baru pertama kali dilakukan oleh karyawan tersebut, maka dia akan mendapatkan SP1. Dan apabila terjadi lagi saat masa SP ini berlangsung, dia akan menerima SP2, begitu seterusnya.
3. Tidak mematuhi kode etik perusahaan
Pelanggaran terhadap kode etik perusahaan, termasuk konflik kepentingan, penyalahgunaan informasi, atau tindakan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma perusahaan menyebabkan perusahaan memberikan SP kepada karyawan yang terbukti melakukannya.
Misalnya penyalahgunaan wewenang, korupsi atau siap, diskriminasi atau pelecehan, pelanggaran hak karyawan, ketidakjujuran atau kecurangan, yang secara keseluruhan mengarah pada pelanggaran hukum.
4. Kinerja yang tidak memuaskan
Jika ada karyawan yang tidak berhasil memberikan kinerja yang memuaskan selama beberapa waktu dan setelah diberi kesempatan secara lisan untuk memperbaiki diri, perusahaan bisa memberikan SP.
Karyawan yang tidak berhasil meningkatkan kinerjanya sesuai dengan harapan akan menerima SP1.
5. Konflik berulang dengan rekan kerja atau manajemen
Sebelum memberikan SP tertulis, perusahaan perlu untuk mencoba mendisiplinkan karyawan tersebut dengan memberikan peringatan secara lisan.
Baru ketika ternyata tindakannya semakin serius dan ada bukti yang jelas, perusahaan bisa memberikan SP1.
Apalagi dalam kasus ini, karyawan yang terus terlibat dalam konflik interpersonal atau konflik dengan manajemen tanpa adanya perubahan perilaku yang positif.
6. Tidak mematuhi kebijakan keamanan dan keselamatan secara berulang
Setelah diberi peringatan secara lisan dan masih saja karyawan tersebut melakukan kesalahan yang sama, maka sudah waktunya perusahaan bersikap lebih tegas dengan memberikan SP1.
Penegakan terhadap kebijakan keamanan dan keselamatan ini memang sangat penting untuk tentu saja keamanan dan keselamatan para pekerja, rekan kerja lainnya, dan pekerjaan yang dikerjakan.
Ketidakpedulian terhadap hal ini berpotensi membahayakan tidak hanya dirinya, tapi juga yang lainnya.
7. Tidak mematuhi instruksi manajemen
Beberapa tindakan yang terkait dengan kesalahan ini di antaranya tidak menyelesaikan tugas atau proyek yang diberikan oleh manajemen dalam batas waktu yang ditetapkan.
Kemudian karyawan tidak mengikuti prosedur kerja atau pedoman operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Selanjutnya ketidakpatuhan terhadap perubahan instruksi atau arahan manajemen yang disampaikan dalam tanggapan terhadap dinamika bisnis atau perubahan situasi.
Yang apabila dirangkum tidak mematuhi instruksi manajemen ini perlu ditindak karena jika dibiarkan akan membahayakan banyak hal, orang, termasuk dia sendiri.
8. Melanggar tata tertib dan kebijakan perusahaan berulang-ulang
Perusahaan pastinya sudah menyampaikan tata tertib dan kebijakan yang harus dipatuhi, baik secara lisan, tulisan, langsung, atau mungkin tidak langsung.
Pelanggaran seperti apa yang menyebabkan karyawan sampai mendapatkan SP?
Misalnya melanggar aturan dress code, privasi karyawan, tidak mematuhi kebijakan mengundurkan diri, terbukti memiliki integritas yang lemah setelah terungkapnya adanya konflik kepentingan.
Kemudian ada kesalahan lain seperti tidak mematuhi prosedur keselamatan, melanggar privasi karyawan, sering terlambat, bahkan sampai dengan mengeksploitasi fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi.
9. Tindakan yang merugikan perusahaan
Perusahaan otomatis memberikan SP kepada karyawan yang melakukan tindakan yang merugikan perusahaan. Beberapa contoh di antaranya adalah mencuri, menyalahgunakan kepercayaan, dan melanggar hukum.
10. Bersikap tidak profesional di tempat kerja
Beberapa sikap tidak profesional di tempat kerja yang bisa menyebabkan karyawan menerima SP1 adalah berbicara kasar, bersikap tidak sopan, atau bahkan sampai dengan tindakan yang mengganggu ketertiban.