4 Kontroversi Terkait Ponpes Al Zaytun Indramayu

4 Kontroversi Terkait Ponpes Al Zaytun Indramayu

kontroversi ponpes al zaytun indramayu sesat

DAFTAR ISI

Pondok pesantren Al Zaytun adalah sebuah pondok pesantren yang terletak di desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Akhir-akhir ini Ponpes Al Zaytun ramai diperbincangkan karena menuai banyak penolakan dari masyarakat yang mengatasnamakan dirinya sebagai Forum Indramayu menggugat (FIM). Mereka melakukan demonstrasi terkait kontroversi Ponpes Al Zaytun Indramayu.

Diketahui bahwa pondok pesantren Al Zaytun berdiri pada tahun 1996. Pembangunannya baru selesai 3 tahun kemudian, lalu diresmikan oleh Presiden ke-3 Indonesia, yaitu BJ Habibie.

Pada tahun 2005, Ponpes Al Zaytun Indramayu menjadi pondok pesantren terbesar se-Asia Tenggara menurut media Washington Time.

Namun kesuksesan pondok pesantren Al Zaytun juga berjalan beriringan dengan sejumlah kontroversi yang dimilikinya. Puncak dari kekesalan masyarakat akhirnya terjadi pada hari Kamis 15 Juni 2023.

Kontroversi Ponpes Al Zaytun Indramayu

Dugaan pelecehan seksual kepada pegawai

Panji Gumilang, pengasuh Ponpes Al Zaytun diduga kuat telah melakukan pelecehan seksual kepada mantan pegawainya. Hal itu menimpa pegawainya pada sekitar tahun 2018. Namun, dugaan ini mencuat setelah adanya pelaporan dari korban pada tahun 2021.

Alasan kenapa korban baru melaporkannya 3 tahun setelah kejadian berlalu adalah pengawasan Panji sangat ketat kepada korban.

Dilansir dari detiknews, korban, yang merupakan pegawai Panji, ditempatkan di dekat dengan Ponpes Al Zaytun berada. Jarak antara tempat kerja dengan ponpes hanya terpaut 2 KM.

Semua pergerakan korban akan berada di pengawasan Panji, sebab CCTV ada di mana-mana. Dan parahnya, korban selalu dikawal oleh sekuriti ke mana pun ia pergi. Pengawalan itu hanya lepas ketika korban berada dalam kamar mandi atau kamar tidur saja.

Korban baru dapat leluasa keluar dari cengkraman Panji pada bulan September 2020. Tapi kendali Panji atas keberadaan korban masih sangat kuat.

Terbukti, pada saat itu, salah satu pegawai Panji berniat menolong korban dengan memohon hendak mempersunting korban di pelaminan. Namun usahanya justru membuat Panji naik pitam sehingga ia terusir dari ponpes Al Zaytun.

Setelah korban melaporkan kepada Polda Jabar, polisi telah mendapatkan bukti petunjuk atas perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan Panji. Hingga saat ini, polisi masih mendalami kasus tersebut.

Punya kaitan erat dengan Darul Islam/NII

Temuan ini dibeberkan oleh MUI Indramayu pada tahun 2022 lalu, di mana MUI menemukan beberapa kaitan antara ponpes Al Zaytun dengan NII.

Hal pertama adalah aspek kepemimpinan. Indikasinya kuat sebab guru-guru atau pengasuh ponpes Al Zaytun merupakan pejabat dan anggota NII KW 9.

Hal kedua adalah hubungan aliran dana. Penelusuran MUI menyebut bahwa dana yang diperoleh NII KW 9 berasal dari Ponpes Al Zaytun. Al Zaytun sendiri menghimpun dana tersebut dari serangkaian kegiatan, seperti penebusan dosa, dan haijrah, bai’at maupun sumber dana lain.

Hal ketiga ialah hubungan historis. Diduga kuat bahwa gerakan Darul Islam/NII menyempal menjadi beberapa bagian yang salah satunya adalah Ponpes Al Zaytun.

Pemalsuan dokumen terkait masalah tanah

Ponpes Al Zaytun sangat lekat dengan nama tokoh Panji Gumilang. Pasalnya, ia merupakan sosok penting di balik kebesaran nama Ponpes Al Zaytun Indramayu, bahkan di mancanegara. Panji pernah terseret dalam kasus penggelapan dokumen terkait urusan tanah.

Masalah ini berlarut-larut hingga sampai diselesaikan di ruang pengadilan. Akibatnya, pada tahun 2012, Panji didakwa telah memalsukan dokumen dan divonis 10 bulan penjara oleh majlis hakim Pengadilan Negeri Indramayu.

Ajarannya diduga menyimpang

Sejumlah aksi demontrasi yang menggeruduk ponpes Al Zaytun banyak yang meneriakkan kesesatan yang terkandung dalam ajaran agama pondok pesantren Al Zaytun. Hal itu memang sudah beredar luas di media sosial sehingga banyak khalayak umum yang dengan mudah mengetahuinya.

Dikutip dari Tirto, di antara tata cara peribadatan yang dianggap kontroversial adalah salam Yahudi yang dihimbaukan Panji Gumilang kepada para jemaatnya. Selain itu, pada saat demonstrasi berlangsung, para santri-santriwati ponpes tersebut juga beramai-ramai menggemakan salam Yahudi dan bernyanyi bahasa Ibrani.

Di samping masalah itu, juga terdapat masalah seperti shaf sholat jamaa’ah putri yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam. Pasalnya, jama’ah putri berada di shaf yang bercampur dengan shaf laki-laki.

Berbagai kontroversi lainnya ialah penebusan dosa menggunakan uang, dan juga zakat fitrah yang tidak sesuai dengan ijtima’ ulama.

Itulah beberapa kontroversi terkait ponpes Al Zaytun Indramayu sesat. Kini, pihak-pihak berwewenang seperti MUI dan kepolisian sedang menelusuri apa yang terjadi di ponpes Al Zaytun.

Pada bulan Mei, Kementerian Agama mengunjungi Ponpes Al Zaytun Indramayu untuk menyelidiki penyimpangan ajaran di sana. MUI juga membentuk tim investigasi untuk meneliti aspek akidah dalam ajaran di Ponpes Al Zaytun. Hal itu dilakukan untuk mengusut tuduhan tersebut.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel