Apa Itu K-Washing? Fenomena yang Cukup Meresahkan Penggemar K-POP

Apa Itu K-Washing? Fenomena yang Cukup Meresahkan Penggemar K-POP

K-Washing NewJeans

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Banyak idol K-POP yang kini bekerja sama dengan brand pakaian mewah dan terkemuka. Mereka juga sering diundang ke acara fashion week yang berada di Eropa. Fenomena ini tentu memiliki dua sisi mata koin. Di satu sisi para penggemarnya senang melihat idolanya bisa menjadi wajah brand terkemuka, sisi kedua itu cukup mendorong perilaku konsumerisme, apalagi jika para idol tersebut masih di bawah umur.

Peristiwa ini biasa disebut dengan istilah K-Washing. Istilah ini awalnya digaungkan oleh penggemar K-POP di seluruh negara, K-Washing adalah bentuk protesterhadap komitmen iklim dari merek fesyen ternama dunia yang dinilai kian lemah.

Apa Itu K-Washing?

Apa Itu K-Washing? Fenomena yang Cukup Meresahkan Penggemar K-POP - 1683562962 image
Allkpop

K-Washing adalah pemaknaan menyembunyikan lemahnya komitmen iklim dari brand fashion dunia di balik kekuatan bintang K-Pop yang kini sering mendapatkan peran sebagai brand ambassador. Beberapa fans K-POP menyerukan aksi mereka kepada merek fashion mewah seperti Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent, agar menghentikan kegiatan tersebut.

Pesan-pesan mengenai K-Washing muncul di di landmark populer 6 kota di dunia, seperti Times Square di New York, Eiffel Tower di Prancis, hingga Monas di Jakarta, serta di depan toko-toko merek feysen mewah setempat mulai dari Gucci, Dior, hingga Louis Vuitton.

K-Washing tentu berdampak negatif bagi lingkungan. Menurut juru kampanye Kpop4Planet Korea Selatan, Dayeon, menyebut banyak brand mewah yang mengambil kesempatan dengan menggunakan para idol Kpop sebagai brand ambassador. Tentu saja itu semua bertujuan untuk menargetkan generasi muda.

“Merek mewah berlomba-lomba menggunakan idol K-pop untuk menargetkan konsumen dari generasi muda, khususnya penggemar K-Pop,” jelas Daeyon.

Fenomena K-Washing Mengkhawatirkan Orang Tua di Korea Selatan

Apa Itu K-Washing? Fenomena yang Cukup Meresahkan Penggemar K-POP - 1683561377 untitled 1
Allkpop

Para orang tua di Korea Selatan menyuarakan keprihatinan mereka seiring dengan demografi usia konsumen merek mewah yang cenderung lebih muda, dan duta merek Korea sendiri menjadi semakin muda.

Baru-baru ini, merek-merek mewah global mulai memilih duta K-pop yang masih berusia remaja. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara banyak orang, karena bintang-bintang muda K-pop ini, yang sering diidolakan oleh siswa sekolah menengah dan menengah atas, dapat mempromosikan dan mendorong konsumsi berlebihan terhadap merek-merek mewah di kalangan remaja.

Menurut laporan industri brand mewah pada tanggal 5 Mei, Haerin dari NewJeans baru-baru ini terpilih sebagai duta Perhiasan, mode, dan kecantikan Dior. Dengan penunjukan Haerin, seluruh anggota NewJeans menjadi duta merek mewah.

Anggota NewJeans Hanni ditunjuk sebagai duta Gucci dan Giorgio Armani Beauty, Hyein untuk Louis Vuitton, Danielle untuk Burberry dan Saint Laurent Beauty, dan Minji untuk Chanel Beauty. Kelima anggotanya lahir pada tahun 2004 dan setelahnya. Minji dan Hanni lahir pada tahun 2004, Danielle lahir pada tahun 2005, Haerin lahir pada tahun 2006, dan Hyein lahir pada tahun 2008, sehingga semua anggotanya berusia di bawah 20 tahun.

Perusahaan konsultan Bain & Company memperkirakan bahwa pada tahun 2030, Generasi Alpha (yang lahir setelah tahun 2010) dan Generasi MZ (Milenial dan Generasi Z) akan berkontribusi terhadap 80% penjualan merek fesyen mewah global. Generasi Z (lahir antara pertengahan tahun 90an dan 2010) dan generasi Alfa diperkirakan mencakup sepertiga dari kelas konsumen barang mewah pada tahun 2030. Khususnya, Generasi Z cenderung melakukan pembelian barang mewah pertama mereka pada usia 15 tahun yaitu tiga hingga lima tahun lebih awal dibandingkan generasi milenial.

Sayangnya, tren ini juga menjamur hingga ke siswa SMP hingga SMA di Korea Selatan. Remaja sering kali meniru gaya busana yang dikenakan para selebriti atau membeli barang-barang mahal untuk dipadankan dengan teman-temannya.

Beberapa orang tua sudah mengalami kesulitan keuangan karena anak remaja mereka meminta untuk membeli barang-barang mewah seperti dompet mahal, sepatu kets, dan kosmetik. Seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun berkomentar bahwa jaket empuk, yang dahulu dianggap sebagai barang dengan harga yang mahal, kini tidak dianggap apa-apa dibandingkan dengan barang mewah yang diminta oleh anak-anak saat ini.

“Saya mempertimbangkan apakah saya harus membelikan anak saya sepatu kets atau kaus bermerek mewah ini ketika mereka mengatakan semua teman mereka memilikinya. Namun kemudian saya bertanya-tanya apakah itu adalah hal yang benar untuk dilakukan atau terlalu mengkhawatirkan masalah ini,” ujar orang tua tersebut.

Jadi kalau ada fenomena ini, siapa, ya, yang pantas untuk disalahkan?

notix-artikel-retargeting-pixel