Netizen Tak Perlu Ambil Pusing Soal Nikita Mirzani vs Rizieq Shihab

Netizen Tak Perlu Ambil Pusing Soal Nikita Mirzani vs Rizieq Shihab

Nikita Mirzani dan Rizieq Shihab-min
Ilustrasi: Rizqi Ramadhani R..

Publik pantas marah untuk setiap perilaku yang berpeluang membuat penanganan pandemi semakin awut-awutan.

Selama tiga tahun belakangan, Rizieq mengungsi ke Arab Saudi, dan ketika kembali ke Indonesia, ia kembali menjadi buah bibir. Kepulangan Rizieq disambut tumpah-ruah pendukungnya di Bandara Soekarno-Hatta. Ia disambut bak pahlawan, dengan arak-arakan pendukungnya yang mengantar Rizieq hingga kediamannya di Petamburan.

Sejumlah kalangan menilai ada yang tidak beres dalam peristiwa tersebut. Selain menyebabkan aktivitas penerbangan terganggu, mereka mengabaikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

Tirto.id melaporkan bahwa ada perbedaan cara penanganan antara kepulangan Rizieq dengan jamaah umrah yang juga kembali dari Arab Saudi. Jamaah umrah diminta melakukan tes Covid-19 dan dikarantina di asrama haji Pondok Gede. Sementara Rizieq tidak, dan bahkan ia segera menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Rizieq dan Anies ditengarai memiliki hubungan yang cukup dekat

Diabaikannya protokol kesehatan memang mengganggu nalar masyarakat ketika kasus positif Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda terkendali. Kerumunan apapun sebisa mungkin tidak diciptakan dan dianjurkan untuk dihindari. Publik pantas marah untuk setiap perilaku yang berpeluang membuat penanganan pandemi semakin awut-awutan.

Belum lama dari kasus tersebut, Rizieq kembali menggegerkan masyarakat Indonesia. Front Pembela Islam (FPI) organisasi yang dipimpin Rizieq menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Di saat yang sama, Rizieq juga menikahkan putrinya. Kedatangan pendukung dan simpatisan FPI tentu saja kembali membuat kerumunan, kali ini mungkini lebih besar.

Di samping itu, dalam agenda Maulid Nabi, Rizieq mengisi ceramah keagamaan untuk pendukung dan simpatisan FPI. Ia juga memanfaatkan momen tersebut membalas komentar Nikita Mirzani, salah satu selebriti. Sebelumnya, Nikita mengomentari kepulangan Rizieq di akun media sosialnya dengan cara yang tidak mengesankan. Komentar Nikita tersebut kemudian ditanggapi oleh pendukung Rizieq, bahkan disertai ancaman pengepungan kediaman Nikita.

“Setahu guwe habib itu, nama habib itu tukang obat […] jangan diagung-agungkan [..] sekalinya pulang bikin ulah. Kemacetan. Ini manusia bikin ulah terus,” kata Nikita sebagaimana dikutip Tirto.id

Dalam komentar balasannya, Rizieq mengutarakan kata-kata yang tak patut diucapkan seorang junjungan. Kalimat-kalimat celaan pada Nikita meluncur deras dari mulutnya, dan tabiat semacam itu tentu saja mengerikan. Kendati mengaku tidak marah atas komentar Nikita, pernyataan Rizieq membuktikan bahwa sesungguhnya ia terganggu dengan komentar-komentar yang ditujukan kepadanya.

Dikutip dari CNN Indonesia, Rizieq mengatakan “Saya nggak marah, cuma ada umat yang marah. Ngancam mengepung lonte. Eh polisi kalang kabut jagain lonte. Lonte hina habib dijaga polisi.”

Sebetulnya masih ada beberapa kalimat lain yang Rizieq ucapkan berkaitan dengan Nikita. Tetapi ketika menonton cuplikan ceramahnya yang tersebar di media sosial, sepertinya tanggapan tak bermutu tidak semestinya disebarkan lebih luas.

Sekiranya mereka berdua sama-sama tancap gas, duel antara Nikita dan Rizieq dipastikan bakal menarik. Duel mereka barangkali akan sepadan dengan duel Connor McGregor yang seorang petarung bebas di UFC dengan Floyd Mayweather yang petinju jempolan. Penuh sensasi. Sekilas akan tampak seru, tetapi jelas nggak nyambung dan berakhir anti-klimaks untuk kemenangan Mayweather.

Tak ada yang tahu bagaimana duel Nikita versus Rizieq akan berlangsung. Paling-paling hanya akan berakhir sebatas adu bacot, atau saling lapor memanfaatkan pasal-pasal karet UU ITE.

Menjauhi Akal Kerumunan

Nama Rizieq Shihab, di kalangan pendukungnya ia disebut Imam Besar, bukan nama sembarangan. Ia memiliki jejaring yang amat kuat di akar rumput, terutama di kalangan masyarakat Islam. Kendati jejaringnya kuat, sesungguhnya FPI tampak kuat karena perangai mereka yang agresif. Tetapi di sisi lain, mereka juga pernah tampil menonjol saat membantu korban bencana alam.

Mereka tampil garang karena barangkali hanya itu lah cara yang mereka tahu. Terutama saat bulan puasa, FPI gemar melakukan razia pada hal yang bertentangan dengan kesucian bulan Ramadan. Bagaimana pun, tabiat gradak-gruduk yang kerap mereka tunjukkan ketika melakukan razia pada kelab malam, misalnya, menunjukkan cara kerja mereka.

Kini FPI menjelma sebagai salah satu organisasi yang punya nilai di hadapan logika politik. Contoh paling mutakhir dari kekuatan massa Rizieq dan FPI dapat dilihat dari kontestasi pemilihan umum di DKI maupun skala nasional. Penting pula untuk diingat bahwa FPI berperan besar mengorganisir Aksi Bela Islam berjilid-jilid yang barangkali merupakan demonstrasi dengan konsentrasi massa terbesar yang pernah ada di Indonesia setelah reformasi.

Pada titik ini, Rizieq belaka bukan siapa-siapa tanpa dukungan pendukungnya, dan hal-hal itu lah yang mengantarkan Rizieq relatif disegani di kancah politik nasional. Ia dianggap berhasil membangun poros politik yang bertenaga dan memiliki pengaruh. Tetapi, sekali lagi, cara semacam ini akan bekerja dengan baik hanya pada kerumunan.

Di sisi lain, tidak banyak yang kita tahu tentang Nikita selain ia beberapa kali membikin heboh jagat selebriti dan gosip. Saat ini Nikita mengasuh kanal Youtube miliknya yang terus membesar, dan oleh pendukungnya, Nikita diberi julukan Nyai.

Dalam kasus ini, sejumlah pihak memberi dukungan pada Nikita dan menyayangkan kata-kata tak pantas yang ditujukan padanya. Sekali lagi, ada ancaman terhadap ruang aman bagi perempuan untuk menyampaikan pendapatnya. Sekalipun pendapat Nikita juga sulit untuk disebut penyampaian pendapat atau bahkan kritik yang jernih.

Masing-masing dari mereka punya basis massa yang sepertinya cukup solid. Algoritma media sosial memfasilitasi munculnya kantung-kantung kerumunan, juga gelembung-gelembung informasi. Semakin banyak Anda mengulik polemik di antara mereka, semakin banyak informasi mengenai hal-hal terkait yang Anda terima.

Jika Anda terus memperoleh informasi mengenai mereka atau hal-hal terkait, itu merupakan salah satu tanda satu kaki Anda telah tercebur dalam kantung-kantung kerumunan. Sementara satu kaki Anda terlanjur tercebur, masih ada kaki lainnya, juga tangan dan kepala, yang bisa membantu Anda keluar dari kubangan. Lagipula, gelembung-gelembung informasi tidak mustahil untuk dipecah.

Sebagaimana anjuran protokol kesehatan Covid-19 untuk menjauhi kerumunan fisik, Anda juga bisa menerapkannya untuk menjauh dari informasi-informasi tak bermutu. Kita toh sebetulnya tak perlu mendengar pernyataan-pernyataan yang rendah mutunya, dan sebaiknya percaya pada ucapan para ahli. Nikita bukan orang yang tepat untuk berbicara soal drama politik yang meliputi Rizieq, sebagaimana Rizieq tak perlu-perlu amat untuk didengar saat ia bicara soal selangkangan.

Editor: Fajar Dwi Ariffandhi
Penulis

Rifky Pramadani

Rifky adalah content writer di Sediksi.com yang menggemari dan menulis soal sepak bola dan One Piece. Praktisi artikel SEO.
Opini Terkait
Polemik ODGJ Dalam Pusaran Pemberitaan Pemilu
Cuti 40 Hari Untuk Suami: Solusi atau Sensasi?
Ironi KPU di Balik Gugurnya Anggota KPPS
Jebolnya Taktik Parkir Bus PDIP
Pajak Karbon Bisa Jadi Nggak Efektif, Ini Alasannya!
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-opini-retargeting-pixel