Belakangan ini di media sosial ramai oleh tren passenger princess, atau penumpang yang berlagak seperti ‘putri kerajaan’.
Istilah passenger princess mulai digunakan sekitar tahun 2020 di Twitter. Kemudian, mulai populer pada medio 2022 di platform media sosial TikTok. Kini tren passenger princess dijadikan dalam banyak format, mulai dari meme hingga video pendek.
Sekiranya kamu pernah berada dalam situasi semacam ini, atau justru yang melakukannya, ada baiknya kamu tahu mengapa tren ini agak bermasalah.
Kata ‘princess’ atau ‘putri’ dalam konteks ini jadi terasa peyoratif. Seolah-olah perilaku ini hanya bisa berlaku pada penumpang perempuan. Padahal, jika dilihat dari gelagatnya, bukankah penumpang yang berlagak bisa pula dilakukan oleh laki-laki.
Jadi, mari kita ulas apa itu passenger princess, hingga mengapa kita perlu hati-hati jika ingin ikutan tren ini.
Apa itu passenger princess?
Merujuk pada Urban Dictionary, passenger princess adalah seorang perempuan yang tak punya tugas lain selain ingin kelihatan cantik di kursi penumpang pada saat pasangannya sedang mengemudi.
Singkatnya, passenger princess artinya dalam bahasa indonesia adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang selalu mengandalkan orang lain dalam segala hal, terutama dalam urusan transportasi. Umumnya, mereka tak ingin repot-repot menyetir dan menyerahkan urusan itu pada orang lain.
Dalam beberapa video, tepat setelah mereka masuk mobil dan duduk di kursi penumpang, mereka melakukan apa yang mereka kehendaki. Beberapa contohnya ialah seperti melepas sepatu, menyalakan pendingin kemudian mengarahkannya pada dirinya, menyalakan musik yang ingin ia dengar, membuka penghalang sinar matahari, hingga kemudian memainkan gawainya.
Istilah ini merupakan slang di internet yang menggambarkan bagaimana seorang penumpang ingin dimanjakan, dan bisa berbuat apa saja.
Pada titik inilah, arti passenger princess dimaknai dengan cara yang berbeda-beda. Memang umumnya tren ini digunakan untuk seru-seruan belaka.
Kenapa disebut passenger princess?
Istilah passenger princess muncul dari pengamatan bahwa banyak perempuan yang memiliki perilaku seperti ini. Mereka merasa berhak untuk diantar kemana-mana oleh pacar, sahabat, atau keluarga seolah-olah diri mereka adalah putri yang harus dilayani dan dimanjakan.
Sekarang, bukankah ada banyak orang yang punya perilaku serupa, dan tidak terbatas pada perempuan saja?
Ini dia yang rasanya agak mengganjal dari tren ini. Penumpang yang tak mau repot ada banyak dan tak selalu perempuan. Silakan tengok di sekitar kita, dan temukan apakah ada teman, saudara yang hanya ingin dibonceng maupun diantar ke mana-mana.
Patutkah kita menyebut orang lain passenger princess?
Istilah passenger princess sebenarnya adalah istilah yang mengandung hinaan dan stereotip. Istilah ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki perilaku seperti ini adalah orang yang malas, manja, dan tidak mandiri.
Istilah ini juga menimbulkan kesan bahwa perempuan harus selalu bergantung pada laki-laki dalam urusan transportasi. Padahal, banyak faktor yang bisa mempengaruhi pilihan seseorang dalam menggunakan transportasi, seperti keamanan, kenyamanan, ketersediaan, dan keuangan.
Tidak semua orang yang sering minta disetiri adalah passenger princess. Mungkin mereka punya alasan tersendiri, seperti misalnya memang belum bisa mengemudi.
Pun demikian dengan tak semua perempuan adalah passenger princess. Laki-laki juga bisa.
Baca Juga: Lucunya Jakarta dan Mobil-Mobilnya
Apakah hanya berlaku untuk perempuan?
Tentu saja tidak. Istilah passenger princess sebenarnya tidak adil karena hanya ditujukan kepada perempuan. Padahal, ada juga laki-laki yang memiliki perilaku serupa. Mereka juga tidak mau repot-repot mengurus kendaraan sendiri dan lebih suka naik ojek online atau taksi.
Mereka juga tidak peduli dengan biaya transportasi yang dikeluarkan oleh orang yang mengantarnya. Namun, mereka jarang disebut passenger prince atau istilah lain yang sejenis. Ini menunjukkan bahwa ada diskriminasi gender dalam penggunaan istilah ini.
Setidaknya, jika yang berlaku demikian adalah seorang laki-laki, passenger prince bisa jadi sebutan lainnya.
Istilah passenger princess memang tidak selalu bersifat ofensif. Pasalnya, kebanyakan konten terkait hal ini dibuat untuk seru-seruan. Namun, istilah tersebut dapat dianggap merendahkan jika digunakan dalam konteks negatif atau untuk merendahkan seseorang.
Jadi, sebelum mengikuti tren ini, perhatikan apa maksud dari istilah ini. Omong-omong, apakah kamu merupakan salah satunya? Sebaiknya tidak, ya, sobat!