Pengertian Digital Native, Sejarah, dan 3 Potensi Konfliknya

Pengertian Digital Native, Sejarah, dan 3 Potensi Konfliknya

digital native

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Era kemajuan teknologi saat ini tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses yang panjang. Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menciptakan teknologi digital yang dapat digunakan oleh semua orang. Salah satu isu yang sedang menjadi perhatian adalah konsep digital native.

Digital native merujuk pada generasi yang tumbuh dan berkembang di era digital, di mana teknologi digital menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka. Mereka memiliki keterampilan dan pemahaman alami terhadap teknologi digital, sejak dini, tanpa perlu belajar secara eksplisit. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Marc Prensky pada tahun 2001.

Seiring dengan perkembangan teknologi, generasi digital native terus mengalami transformasi. Mereka tumbuh dengan akses mudah ke internet, perangkat pintar, media sosial, dan berbagai platform digital. Hal ini memengaruhi cara mereka berkomunikasi, belajar, dan bekerja.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang digital native, meliputi pengertian, sejarah, perkembangan, serta dampaknya terhadap dunia bisnis.

Pengertian Digital Native Menurut Ahli

Digital native merujuk pada generasi yang mengalami pertumbuhan di tengah era teknologi digital yang sedang berkembang pesat. Mereka tumbuh dan berkembang dewasa di lingkungan yang dipenuhi oleh teknologi canggih sehingga menjadi kelompok yang sangat nyaman dan fasih dalam menggunakan berbagai perangkat dan platform digital.

digital native
Pexels: Julia M Cameron

Era teknologi digital yang dikenal sebagai era media baru, era informasi, dan era komputerisasi, telah mengubah hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat global. Ketergantungan pada teknologi semakin signifikan, memasuki berbagai aspek kehidupan sehari-hari baik secara pribadi maupun di dunia bisnis.

Meskipun generasi milenial sering dianggap sebagai digital native pertama, konsep ini tidak terbatas pada satu generasi tertentu. Istilah ini lebih mengacu pada individu yang lahir dan tumbuh di era digital, menggunakan teknologi seperti internet, komputer, laptop, dan smartphone secara teratur sejak usia dini. Digital native bukanlah sebutan otomatis bagi semua individu yang lahir saat ini, melainkan untuk mereka yang telah akrab dan aktif berinteraksi dengan teknologi digital sejak usia dini.

Meskipun digital native tidak selalu memiliki pemahaman mendalam tentang pemrograman komputer atau proses jaringan, mereka memiliki kemudahan dalam memahami dan berinteraksi dengan teknologi, karena telah sering terlibat dalam penggunaannya sejak dini. Istilah ini mencerminkan kedekatan dan keterampilan alami dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital.

Sejarah Digital Native

Sebenarnya istilah “digital native” bukan istilah baru, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Marc Prensky pada tahun 2001 melalui artikelnya berjudul “Digital Natives, Digital Immigrants”. Dalam artikel tersebut, Prensky mengkritisi kegagalan pendidikan di Amerika Serikat dalam memahami siswa modern.

Menurut Prensky, anak-anak memerlukan lingkungan belajar yang kaya akan media. Media berbasis teknologi dapat menarik perhatian anak dan mengubah cara siswa memproses informasi teknologi. Meskipun Prensky tidak menjelaskan istilah tersebut secara rinci, ia merujuk pada anak-anak yang lahir setelah tahun 1980.

digital native
Pexels: Vika Glitter

Penggunaan istilah ini menjadi populer dan diterima oleh masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan kajian terkait digital native, istilah ini mulai mendapat kritikan dari berbagai pihak, termasuk dari Prensky sendiri. Penggunaan digital native pada beberapa generasi tertentu dikritik karena dapat menyebabkan kesenjangan dan generalisasi yang tidak akurat.

Potensi Konflik dalam Generasi Digital Native

Kemajuan teknologi digital yang menciptakan generasi digital native, tidak selalu diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak semua orang memiliki kemampuan atau keinginan untuk mengadopsi teknologi digital, baik dari segi keuangan maupun intelektual.

Lingkungan Kerja

Penting untuk diakui bahwa tidak semua anggota generasi kerja memiliki pengetahuan teknologi, terutama bagi mereka yang sudah lebih tua dan memasuki masa pensiun. Mereka yang tidak terbiasa dengan teknologi sering disebut sebagai imigran digital.

Mereka telah menghabiskan sebagian besar hidup mereka tanpa terlibat dalam teknologi atau bekerja secara manual. Hal ini kadang-kadang menciptakan ketegangan dengan generasi digital native, baik dalam pandangan mereka terhadap teknologi maupun cara mereka menanggapi situasi tertentu.

Sebagai contoh, pekerjaan yang didukung oleh teknologi komputer cenderung lebih efisien dan menghasilkan output yang lebih baik. Mesin industri yang menggunakan basis komputerisasi juga memberikan keuntungan serupa. Namun, tidak semua imigran digital mampu menyesuaikan diri, berpotensi menciptakan konflik antara manajer yang lebih tua dan generasi kerja yang lebih muda.

Lingkungan Keluarga

digital native
Pexels: Ketut Subiyanto

Saat ini, anak-anak memiliki keahlian teknologi yang melebihi orangtua mereka. Bagi sebagian besar orang tua, media sosial dan video game dianggap memiliki dampak negatif pada anak-anak. Meskipun demikian, tidak semua dampaknya bersifat negatif, karena media sosial juga memudahkan penyebaran informasi. Namun, kekhawatiran orang tua terhadap dampak negatif teknologi digital sering kali dipengaruhi oleh pemikiran tradisional dan keterbatasan mereka dalam mengikuti perkembangan teknologi.

Lingkungan Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu sektor terbesar yang dihadapi tantangan dalam era digital. Teknologi pendidikan telah berkembang pesat dengan banyak aplikasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran online. Namun, tidak semua guru mampu mengadopsi dan beradaptasi dengan teknologi digital.

Meskipun perangkat digital dapat meningkatkan efektivitas dan interaktivitas pembelajaran, kenyataannya tidak semua guru mahir menggunakan teknologi. Banyak di antara mereka memilih metode pengajaran tradisional yang kurang menarik, membuat siswa kesulitan memahami materi pembelajaran.

digital native
Pexel: Tima Miroshnichenko

Itu dia ringkasan kami mengenai digital native. Sebagai perusahaan atau pelaku bisnis, penting bagi kita untuk dapat menyesuaikan pemikiran dan tindakan dengan cara generasi digital native beroperasi. Hal ini bertujuan agar bisnis tetap relevan, mampu bertahan, dan bahkan dapat berkembang.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel