Sediksi.com – Ada satu kondisi ketika seseorang berpura-pura tenang, tapi memendam banyak masalah dan perasaan takut. Kondisi ini sering dialami oleh orang yang ambisius, lho! Nama kondisinya adalah duck syndrome.
Seseorang yang kelihatan kaya, pintar, atau punya kelebihan dibanding orang lain juga seorang manusia yang punya masalah dan beban. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bebas dari masalah. Oleh karena itu, banyak diantara mereka yang berpura-pura tenang dan bahagia.
Walaupun sering dialami orang-orang, duck syndrome juga harus diwaspadai. Alasannya karena kondisi ini bisa memicu penyakit kejiwaan seperti depresi dan gangguan kecemasan. Untuk mengetahui tentang duck syndrome, berikut ini pengertian dan jenisnya.
Pengertian Duck Syndrome
Duck syndrome bisa diartikan sebagai kondisi di mana orang tampak baik-baik saja padahal dia sedang menahan banyak masalah. Duck syndrome sendiri bukan bagian dari diagnosa dunia klinis dan pertama kali dipakai di Universitas Stanford.
Istilah ini muncul karena mahasiswa biasanya bersikap seperti bebek di tahun pertama kuliah. Bebek tampak tenang di permukaan, tapi bergerak dengan cepat di dalam air. Itu juga yang dilakukan mahasiswa dimana mereka tampak baik-baik saja, tapi nyatanya sedang berusaha keras.
Duck syndrome umumnya dialami pelajar, mahasiswa, atau orang dewasa yang kesehariannya bekerja. Rutinitas dan masalah yang muncul sehari-hari bisa saja membuat seseorang kewalahan. Apalagi di masa awal-awal sekolah dan bekerja, orang-orang pasti harus berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru.
Jenis-Jenis Duck Syndrome
Walaupun penyebab duck syndrome sebagian besar karena memendam masalah, orang-orang bisa mengalami kondisi yang berbeda. Menurut Margaretha Rehulina, S.Psi., G.Dip.Psych., M.Sc. (Pakar Psikologi UNAIR), ada 3 jenis duck syndrome yang banyak dialami di sekitar kita.
Apa saja jenis dan cara menghindarinya? Untuk tahu lebih banyak, kalian bisa membaca penjelasan di bawah ini.
Struggle Alone
Jenis yang pertama adalah memendam masalah dan bersembunyi dalam tampilan baik-baik saja. Jenis ini bisa disebut dengan struggle alone. Struggle alone cukup berbahaya karena berpengaruh besar pada suasana hati dan bisa mengarah ke depresi, gangguan kecemasan, dan penyakit kejiwaan lainnya.
Sebenarnya, bukan masalah yang membuat kita kesulitan, tapi ketakutan dan kecemasan kita pada masalah itulah yang memicu duck syndrome. Cara paling mudah untuk menghindari struggle alone adalah dengan belajar terbuka pada orang lain. Misalnya, bercerita ke keluarga atau teman yang kalian percaya.
Berpura-Pura Agar Tampak Sukses
Jenis ini banyak dialami orang-orang. Contoh nyatanya bisa kita lihat dari akun media sosial. Saat kita memposting sesuatu di media sosial, kita cenderung menunjukkan hal-hal bahagia dan baik saja. Bahkan, banyak yang berpura-pura agar dianggap orang yang sukses.
Untuk bisa menghadapinya, kalian perlu lebih jujur pada diri sendiri. Jujur di sini berarti kalian tidak menekan kepribadian dan jati diri kalian agar sesuai dengan standar orang lain. Dengan bersikap jujur pada diri sendiri, kalian bisa lebih menonjol dan tampil dengan apa adanya.
Membandingkan Keberhasilan Sendiri dengan Orang Lain
Ketika kita berpura-pura di depan orang lain, ada kemungkinan bahwa kita merasa kurang percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki. Salah satu alasannya karena kita terus membanding-bandingkan keberhasilan dan jalan orang lain dengan diri sendiri.
Cara agar tidak membandingkan diri dengan orang lain dapat diawali dengan menerima semua kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Selain itu, kita juga perlu membuat rencana dan tujuan hidup sesuai dengan kemampuan kita. Jangan berusaha untuk meraih titik yang sama dengan orang lain, tapi buatlah jalan untuk dirimu sendiri.
Selain itu, kalian juga bisa melakukan kegiatan berikut untuk menghadapi duck syndrome secara tepat.
- Mengubah pola pikir menjadi lebih positif
- Menghabiskan waktu dengan diri sendiri
- Melakukan detoks media sosial
- Menjalani gaya hidup lebih sehat
Duck syndrome mungkin sulit dilihat dengan kasat mata karena bukan penyakit fisik. Namun, kita masih bisa melihat ciri-cirinya dengan memperhatikan bagaimana kita bersikap dan seberapa banyak kita memikirkan pendapat orang.
Nah, jika kalian merasa kondisi ini relate dengan keadaan kalian, sebaiknya kalian berkonsultasi pada orang terdekat. Kalian juga bisa bercermin pada diri sendiri dan mengubah kebiasaan yang sekiranya bisa memicu duck syndrome.