Sediksi.com – Kita mungkin sudah tak asing lagi dengan istilah baby boomer, generasi X, gen Y atau milenial hingga gen Z.
Perbedaan kelompok umur itu biasanya bisa kita temukan di kantor atau bahkan keluarga. Di mana perbedaan kelompok umur bisa memunculkan generation gap atau kesenjangan generasi.
Secara lebih lanjut, ayo kita ketahui pengertian generation gap dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Generation Gap
Mengutip dari Investopedia, generation gap ini mengacu pada jurang yang memisahkan keyakinan dan perilaku yang dimiliki oleh dua generasi berbeda. Khususnya, kesenjangan generasi itu akan menggambarkan perbedaan pemikiran, tindakan, dan selera yang ditunjukkan oleh generasi muda dan generasi tua.
Misalnya, mereka yang berada dalam lingkungan kerja atau keluarga biasanya terjadi generation gap yang sangat menonjol. Seringnya, mereka akan memiliki gagasan yang berbeda tentang bagaimana seseorang berpikir, berilaku, dan berkeyakinan.
Dalam bidang karir, mungkin generasi tua akan lebih setia pada perusahaannya sementara, generasi muda tidak akan sama loyalitasnya terhadap satu institusi. Perbedaan itu, bisa terjadi karena perbedaan keterbukaan pikiran dan perubahan zaman.
Perbedaan itu bahkan juga bisa terletak dari segi politik, nilai-nilai, budaya pop, hingga teknologi.
Jarak antar Generasi
Setiap generasi membawa karakteristik mereka sendiri-sendiri. Dikarenakan adanya perbedaan dari segi pemikiran dan perilaku, tak ayal seringkali terjadi kesalahpahaman hingga pertengkaran yang bisa mengarah pada konflik.
Hal tersebut bisa dipahami, sebagai contoh sederhananya karena perbedaan pola pikir antar generasi tua dan generasi muda itu bisa menyebabkan obrolan mereka jadi nggak nyambung.
Dibandingkan dengan baby boomer (1946-1964) dan Gen X (1965-1980) yang mungkin hidup dalam masyarakat terbatas, sementara generasi Z tumbuh dengan cara pandang lebih liberal dan luas.
Beberapa hal seperti kesetaraan antara laki-laki dan perempuan merupakan hal yang wajar bagi Gen Z, sementara bagi generasi boomer mungkin tidak begitu nyaman jika perempuan melakukan tugas yang sama dengan laki-laki.
Generasi sebelumnya, seperti orang tua dan kakek-nenek kita sangat berhati-hati dan kurang berhubungan dengan isu-isu sosial dibandingkan dengan generasi baru seperti generasi milenial dan generasi Z.
Dua generasi baru yang lahir di era internet ini, mereka memiliki lebih banyak sumber daya selagi berkembang sehingga, mereka akan sangat berpandangan jauh ke depan dan liberal karena memiliki akses untuk mengetahui apa yang terjadi di seluruh dunia.
Oleh karenanya, tak heran jika bisa saja terjadi konflik antar generasi tua dan generasi muda karena mereka memandang kehidupan dari sudut pandang yang berbeda.
Generasi tua dan generasi muda berkembang dengan menganut cita-cita dan sikap kerja yang berbeda, yang merupakan akar dari kesenjangan generasi. Secara khusus, kelompok generasi ini menunjukkan perbedaan generasi dalam perilaku, sudut pandang, dan keyakinan.
Kesenjangan Komunikasi antar Generation Gap
Dampak paling besar dari terjadinya generation gap yakni munculnya konflik dalam lingkungan kerja atau keluarga.
Melansir Psychologs Magazine, interaksi dengan karyawan yang berasal dari generasi berbeda bisa menciptakan konflik di tempat kerja. Bekerja dengan orang-orang dari generasi berbeda memang bisa membantu meningkatkan variasi dalam perusahaan.
Akan tetapi, saat terjadi konflik antar generasi bisa menurunkan kepercayaan, memperburuk distorsi, dan menurunkan output. Selain itu, menurut penelitian, konflik berdampak buruk pada perusahaan, terutama dalam hal kinerja dan produksi.
Ketika masing-masing generasi memiliki pola pikir dan keyakinan yang berbeda, hal ini dapat mengakibatkan gangguan komunikasi.
Munculnya kesenjangan komunikasi ini karena kurangnya kesamaan minat, yang menyulitkan dua individu dari generasi berbeda untuk berinteraksi.
Meskipun keduanya mungkin benar dalam cara hidup mereka, kesenjangan dalam komunikasi dan perilaku akan menciptakan kesenjangan di antara dua orang. Bisa juga terjadi antara orang tua dan anak.
Orang tua mungkin mengalami konflik dengan anak remajanya karena perbedaan pendapat dan sikap keras kepala kedua belah pihak, bentrokan kepribadian dan perbedaan etika dalam pekerjaan dan kehidupan juga dapat mengakibatkan munculnya konflik.
Dampak ini bisa menjadi tidak disadari dan semakin parah ketika dua generasi yang berkonflik tidak saling membuka diri tentang pikiran dan cara komunikasi yang berbeda.