Sediksi.com – Dimas Anggara akan kembali ke layar lebar dengan membintangi film berjudul Lafran. Sinopsis film Lafran ini sendiri menceritakan tentang perjuangan Lafran saat mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 1947.
HMI sendiri didirikan dengan tujuan untuk menjadi wadah bagi perjuangan mahasiswa Islam agar bisa bergerak secara independen tanpa ada afiliasi dengan partai politik. Semenata-mata arah gerakannya ditujukan untuk kepedulian pada bangsa dan umat.
Berbagai tantangan dari kisah hidup Lafran saat mendirikan HMI di tengah kedudukan Jepang saat itu, penuh dinamika kompleks pun akan ditunjukan dalam film. Termasuk akan ada juga kisah dari Sanusi dan Armijn Pane, sastrawan legendaris yang juga keduanya saudara dari Lafran.
Selengkapnya, inilah sinopsis film Lafran beserta daftar pemain lengkap dan jadwal penayangannya.
Daftar Pemain Film Lafran
Film yang disutradarai oleh Faozan Rizal dan diproduksi KAHMI dan Reborn Initiative ini akan menunjukkan pada penonton tentang kisah hidup seorang pemuda idealis yang penuh inspiratif.
Kisahnya pun akan mengikuti Lafran Pane mulai dari kecil, muda, hingga dewasa. Termasuk tentang perjalanannya baik sebelum pindah ke Jakarta atau ke Yogyakarta.
Selain ada Dimas Anggara, film Lafran ini juga diperankan oleh beberapa aktor dan aktris terkenal. Maka, ada siapa saja? Inilah daftar pemain film Lafran yang perlu disimak.
- Dimas Anggara berperan sebagai Lafran Pane
- Mathias Muchus berperan sebagai Sutan Pangurabaan
- Tanta Ginting
- Lala Karmela berperan sebagai Dewi
- Ariyo Wahab berperan sebagai Sanusi Pane
- Ratna Riantiarno berperan sebagai Nenek Lafran
- Farandika berperan sebagai Lafran muda
- Alfie Alfandi berperan sebagai Armijn Pane
- Nabil Lunggana berperan sebagai Lafran kecil
- Adzwa Aurell berperan sebagai Salmiah
Sinopsis Film Lafran
Sinopsis film Lafran ini tak hanya menghibur tapi juga menginspirasi. Berawal dari perjuangan Lafran Pane yang mendirikan organisasi HMI setelah Indonesia merdeka.
Kisah hidupnya akan bermula dari Lafran kecil yang tinggal bersama ibu dan neneknya. Namun, sang ibu meninggal saat ia berusia 2 tahun dan beberapa tahun kemudian ia juga ditinggal oleh neneknya.
Ia pun tinggal bersama sang ayah dan sering berpindah-pindah tempat, karena ayahnya Sutan Pangurabaan yang merupakan tokoh pergerakan di Sumatera Utara.
Sikap Lafran yang tidak suka pada ketidakadilan ini menjadikannya berjiwa pemberontak, saudaranya yakni Sanusi dan Armijn Pane lah yang mendorong Lafran agar hal tersebut bisa diubah dalam hal positif berbentuk karya.
Ia yang memilih menempuh kuliah di Yogyakarta dan dengan semangat perjuangannya, muncullah gagasan untuk mendirikan HMI. Baginya, mahasiswa yang merupakan kelompok non-partisipan, non-partai dan independen ini harus punya gerakan untuk memperjuangkan semangat keindonesiaan dan memberantas segala ketidakadilan.
HMI pun berdiri pada 5 Februari 1947 dan hingga saat ini banyak melahirkan para tokoh pemimpin bangsa. Nama organisasi ini juga terus berkiprah dan tersebar dibanyak perguruan tinggi di Indonesia.
Film ini tidak sekadar menceritakan perjuangan fisik, tapi juga pertarungan ideologi dan semangat kebangsaan yang membara dalam dada Lafran. Kamu akan menyaksikan bagaimana Lafran, diperankan dengan brilian oleh Dimas Anggara, menghadapi tantangan dan rintangan dalam mendirikan organisasi yang kini menjadi salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia.
Kapan Film Lafran Tayang?
Itulah sinopsis film Lafran yang akan segera tayang bulan Juni ini. Lantas, kapan bisa mulai menyaksikannya?
Tandai kalendermu, karena “Lafran” ini dijadwalkan untuk tayang pada 20 Juni 2024. Setelah penantian panjang dan penuh antisipasi, film ini akhirnya siap hadir di layar lebar untuk memberikan kamu pengalaman sinematik yang tak terlupakan.
Film yang sempat tertunda selama 6 tahun ini gara-gara Covid-19, akhirnya segera ditayangkan di bioskop.
Jadi, bersiaplah untuk terhanyut dalam kisah heroik yang akan membuatmu bangga menjadi bagian dari bangsa ini. “Lafran” bukan sekadar film, itu adalah pengingat bahwa semangat perjuangan dan idealisme masih relevan dan dibutuhkan, bahkan di era modern ini. Sampai jumpa di bioskop!
