Sediksi.com – Baru-baru ini Menteri Keuangan, Sri Mulyani berbicara tentang banyaknya utang Indonesia. Ia menanggapi soal julukan menteri keuangan tukang utang yang banyak disematkan padanya.
Sri Mulyani memilih untuk tak tinggal diam atas sejumlah kritik tentang utang Indonesia. Sebagai menteri keuangan, pernyataan itu menurutnya perlu dikoreksi.
Per Mei 2023, mengutip dari laman APBN KiTa edisi Juni 2023 dalam catatannya Indonesia memiliki utang sebesar Rp7.787,51 triliun yang terdiri dari surat berharga negara sebesar Rp6.934,25 triliun dan pinjaman senilai Rp853,26 triliun.
Sri Mulyani Jawab Sindiran soal Utang
Sri Mulyani pun menjawab sindiran ‘tukang utang’ terhadapnya. Baginya, dalam membangun negara membutuhkan banyak instrumen yang dipakai seperti pajak, subsidi dan ekualitas.
Mengingat tantangan yang makin komplek dan keterbatasan keuangan negara (APBN), maka pemerintah mencari instrumen lain dalam bentuk utang demi menambal kebutuhan pembangunan dan memaksimalkan pertumbuhan perekonimian nasional.
“Jadi kalau di ruangan Anda cuma bilang, ‘Bu Menteri Keuangan utang melulu,’ Anda sudah ketinggalan kereta jauh banget,” katanya.
“Karena sekarang kita talking so many chances instrumen, menghadapi tantangan yang semakin kompleks,” imbuh bendahara negara itu.
Sri Mulyani pun menegaskan bahwa hal tersebut juga terjadi pada negara lain. Contohnya, seperti membiayai krisis iklim yang nilainya cukup besar. Jika hanya mengandalkan APBN saja, tentu tidak akan pernah cukup.
Adapun dirinya menegaskan bahwa kenaikan utang pemerintah jangan hanya dilihat dari angka tetapi, juga penggunaannya dalam kebijakan pemerintah.
“Apakah menggunakan instrumen pajak atau instrumen subsidi, apakah menggunakan instrumen utang atau instrumen ekuitas, itu semuanya menjadi sangat konkret,” ucap Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu saat menghadiri acara Indonesia Data and Economic Conference Katadata 2023 diunggah pada Kamis, (20/7).
Adapun sebenarnya, utang pemerintah telah mengalami penurunan. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, utang pemerintah pada April 2023 mencapai Rp7.849,89 triliun. Angkanya turun sekitar Rp62,38 triliun dan Mei 2023 menjadi Rp7.787,51 triliun.
Mampu Bayar Utang
Meskipun memang utang pemerintah Indonesia angkanya sangat besar, tetapi dalam beberapa kesempatan Sri Mulyani menegaskan bahwa negara masih sanggup untuk membayar utang.
Kementerian Keuangan sendiri telah mencatatkan data terkait pembayaran utang dalam laporan APBN KiTa yang bisa dilihat atau diundah pada laman Kemenkeu.
“Kemampuan membayar utang setiap tahun di dalam APBN kita sudah tunjukkan, ini yang kita bayar berapa bunga utangnya,” jelasnya saat menjawab keraguan DPR RI terkait kemampuan membayar utang.
Dirinya menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa semena-mena dalam pengelolaan utang. Ia juga sangat optimis bahwa kepercayaan masyarakat atau investor terkait membeli surat berharga negara (SBN) juga sangat tinggi peminatnya.
Masyarkat atau investor menurutnya banyak meminta SBN dikarenakan tentunya percaya harganya pasti akan naik.
Kritik JK Soal Utang Negara
Sebelumnya, Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla juga pernah mengkritik pemerintahan Jokowi yang memiliki utang terbesar dibandingkan masa jabatan lainnya.
JK menyebut bahwa pemerintah membayar utang hingga Rp1.000 triliun per tahun. Sementara itu, Sri Mulyani pun membalas kritik tersebut dengan menyebutkan bahwa Kementerian Keuangan sudah menyusun strategi terhadap pembayaran utang.
Lantas, Sri Mulyani pun hanya menjelaskan bahwa yang penting pembayaran utang jatuh tempo maupun biaya bunyanya sudah masuk dalam strategi pembiayaan anggaran APBN tiap tahun.
Prinsipnya, utang yang jatuh tempo bisa dibayar dan beban utangnya tetap dapat dikendalikan, inilah yang menurut Sri Mulyani masuk dalam sustainability pembayaran utang.