Temuan Arkeologi Terbaru Ekskavasi Muaro Jambi

Temuan Arkeologi Terbaru Ekskavasi Muaro Jambi

Situs Muaro Jambi

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, Agus Widiatmoko, memaparkan sejumlah temuan terbaru dari rekonstruksi dan revitalisasi di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi. Ia menyampaikan temuan terbaru penelitian 2021-2023 pada perhelatan Borobudur Writers dan Cultural Festival (BWCF) 2023.

Dalam temuannya, ia menyampaikan bahwa kawasan ini awalnya diperkirakan berkembang dari abad ke-7 hingga abad ke-12 masehi. Diperkirakan sebagai pusat pendidikan agama Buddha terkemuka pada masanya.

Ditemukan temuan penting di lokasi rekonstruksi dan revitalisasi KCBN Muaro Jambi. Para arkeolog melakukan penelitian di Koto Mahligai, Kedaton, Menapo Alun-alun, Kompleks Stupa Parit Duku, Gumpung, dan Astano.

Temuan terbaru menunjukkan perkembangan Muaro Jambi lebih lama dari yang selama ini diketahui. Penelitian karbon residu menunjukkan bahwa Muaro Jambi jauh lebih dulu ada daripada Kerajaan Sriwijaya. Sebab selama ini Muaro Jambi selalu diidentikkan dengan peninggalan Sriwijaya.

Muaro Jambi Berkembang Sejak Abad 3 hingga Abad 13

Temuan Arkeologi Terbaru Ekskavasi Muaro Jambi - artefak

Agus membantah hipotesa yang selama ini diajarkan bahwa Muaro Jambi adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Lebih dari itu, penelitian membuktikan Muaro Jambi tidak muncul tiba-tiba pada abad 7 tetapi sebelumnya sudah berkembang.

Pada saat itu orang-orang menggunakan transportasi kapal ke Muaro Jambi. Hal ini dibuktikan dengan temuan sisa perahu di kawasan Muaro Jambi berikut dengan relief yang menunjukkan gambaran perahu layar. Tes karbon menunjukkan temuan itu berasal dari abad ke-3.

Penelitian membuktikan aktivitas Muaro Jambi sebelum abad 7 yakni ditemukannya fragmen kepala arca Buddha bergaya Gupta dari abad 6 M di situs Koto Mahligai. Selain itu ditemukan genting berglasir yang didatangkan dari Cina pada masa itu, fragmen vajra, dan residu logam hasil peleburan yang menunjukkan aktivitas pembelajaran cor logam.

Di bangunan induk, Peneliti menemukan reruntuhan tiang beserta pasak logamnya yang kemudian dilakukan analisis karbon. Hasil residu karbon menunjukkan sampe genting berasal dari abad 9-10 M, bata dari abad 9-11 M, residu karbon di tanah dari abad 12-13 M, dan residu kayu abad 12-13 M. Ini menunjukkan hampir 500 tahun lebih Muaro Jambi digunakan sebagai pusat pengajaran Buddha.

Muaro Jambi Sebagai Pusat Pengajaran dan Lalu Lintas Mancanegara

Temuan Arkeologi Terbaru Ekskavasi Muaro Jambi - perahu

Perkiraan awal arca Prajnaparamitha yang ditemukan di Muaro Jambi tadinya diyakini terpengaruh oleh Prajnaparamitha dari Kerajaan Singosari di Jawa Timur. Temuan terbaru justru membuktikan Muaro Jambi lebih tua dari Kerajaan Singosari yang baru muncul abad ke-13.

Prajnaparamitha bukan sekadar perwujudan melainkan sebuah ajaran Budhisme. Agus mengatakan Prajnaparamitha tak diajarkan dari rumah ke rumah melainkan di institusi. Sehingga diyakini Muaro Jambi tadinya adalah pusat pengajaran agama Buddha.

Berdasarkan analisis tanaman di kawasan sekitar Muaro Jambi, juga terdapat tanaman seperti ganitri dan leci yang bukan taman endemik Nusantara. Peneliti juga menemukan keramik-keramik cina dan botol-botol Persia.

Temuan Sumur di Kedaton Muaro Jambi dan Nalanda

Temuan Arkeologi Terbaru Ekskavasi Muaro Jambi - muara jambi site
Temuan Arkeologi Terbaru Ekskavasi Muaro Jambi - nalanda sumur
Temuan Arkeologi Terbaru Ekskavasi Muaro Jambi - nalanda site

Penelitian terbaru ini memperkuat temuan hubungan Nalanda dan Muaro Jambi dalam konteks pusat pengajaran Budhisme. Nalanda adalah pusat pendidikan yang dibangun kekaisaran Gupta yang bercorak Hindu tahun 427. Unesco menetapkan sebagai warisan dunia.

Keduanya sama-sama memiliki peta bangunan seperti vihara, candi, perpustakaan, dan stupa. Perbedaan keduanya terletak pada struktur. Muara Jambi menggunakan kayu karena beriklim tropis sedangkan Nalanda menggunakan struktur bangunan batu.

Menurut catatan sejarah, salah satu vihara di Situs Nalanda yakni vihara 1 memang dibangun oleh Balaputradewa dari Sriwijaya. Peneliti menemukan sumur di vihara di Nalanda yang dibangun Balaputradewa, sama seperti di Kedaton Muaro Jambi. Sedangkan pada saat itu kebiasaan masyarakat India tidak menggunakan sumur.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel