Sediksi.com – Drama Twinkling Watermelon baru saja menamatkan seluruh episodenya. Ada satu hal yang menarik dari drakor ini yaitu mengangkat tentang komunikasi antar tuna rungu dengan menggunakan bahasa isyarat.
Pemain utamanya, Ryeoun melakukan banyak usaha untuk berperan sebagai Eun Gyeol, salah satunya belajar bahasa Isyarat. Nah, kamu penasaran usaha Ryeoun dalam drakor Twinkling Watermelon, nah cek di bawah ini pembahasannya, ya!
Usaha Ryeoun dalam Drama Twinkling Watermelon
Menangis Saat Pertama Kali Baca Script
Saat pertama kali membaca scriptnya Ryeoun mengaku terharu hingga menangis dengan karakter Eun Gyeol.
“Saya sangat bersimpati dengan Eun Gyeol, dan saya ingin mengungkapkannya dengan baik. Saya benar-benar melakukannya. Itu adalah karakter yang ingin saya mainkan. Saya pernah bertanya kepada sutradara mengapa saya berperan sebagai Eun-gyeol, dan dia berkata, ‘Eun Gyeol adalah karakter yang membutuhkan kepercayaan, tapi saya melihat kepercayaan di mata dan suara Ryeoun,” ujarnya.
Karakter Eun Gyeoul Sangat Kuat
Eun Gyeol berperan sebagai penerjemah bagi keluarga saat pindah, pergi ke bank untuk konsultasi pinjaman, pergi ke kantor setempat untuk mengajukan pengaduan, dan pergi ke kantor polisi. Saat terjadi perkelahian antar orang dewasa, terkadang mereka berdiri di tengah seperti wasit dan berbicara. Hal terpenting dalam hidup Eun Gyeol adalah keluarga.
“Eun-gyeol berusia 18 tahun. Dia menjalani hidupnya sebagai anak berusia 18 tahun, dan hanya menganggap keluarganya sebagai prioritas utamanya. Kemudian, ketika dia bertemu Eun Yu (Seol Inah), dia berubah dan mulai menemukan dirinya sendiri. Saya merasa sangat kasihan pada Eun-Gyeol. Dia tidak dapat menemukan dirinya, “Kamu hanya memikirkan keluargamu. Bagian di mana Anda akhirnya menyerah pada musik sebelum kembali ke masa lalu. Sungguh lucu bisa kembali ke usia 18 tahun lagi,” cerita Ryeoun.
Ryeoun Belajar Bahasa Isyarat
Usaha Ryeoun dalam drama Twinkling Watermelon selanjutnya adalah mempelajari bahasa isyarat. Hal terpenting dalam memerankan Eun Gyeol adalah bahasa isyarat. Ryeoun harus mencerna bahasa isyarat, dialog, dan ekspresi emosi sekaligus. Dia mengatakan dia menghadiri pusat bahasa isyarat tiga bulan sebelum syuting proyek tersebut dan mempelajarinya.
Dia bilang awalnya sulit, ‘Bolehkah saya melakukannya?’ Meskipun dia khawatir tentang apa yang harus dilakukan, dia memiliki keinginan yang kuat untuk mengekspresikan Eun Gyeol dengan baik.
“Tidak masuk akal jika Eun-gyeol tidak bisa berbicara bahasa isyarat. Itu adalah sesuatu yang dia gunakan sejak dia masih muda. Saya pikir itu akan menghambat pemahaman pemirsa jika saya tidak bisa melakukannya, jadi saya banyak berlatih Kapan pun saya punya waktu, saya berlatih di rumah dan fokus pada bahasa isyarat dalam naskah. Saya mengulanginya,” cerita Ryeoun.
Meskipun ia kesulitan akting dengan menggunakan bahasa isyarat, ia merasa tak punya pilihan selain bekerja keras.
“Jika saya hanya fokus pada bahasa isyarat, saya tidak akan terlalu khawatir tentang akting, dan jika saya hanya fokus pada akting, bahasa isyarat akan salah. Adegan emosional yang harus muncul secara alami sangatlah sulit,” cerita Ryeoun.
Selain itu, ia juga menenkankan bahwa emosi sangatlah penting.
“Saya sangat emosional sehingga saya tidak bisa mengimbangi tangan saya meskipun saya berbicara dengan cepat, jadi saya berlatih sampai tangan saya lelah,” kenangnya.
Belajar Gitar
Selain mempelajari bahasa isyarat, usaha Ryeoun selanjutnya adalah belajar gitar. Eun Gyeol adalah seorang anak jenius gitar yang bercita-cita menjadi seorang musisi. Ryeoun diberi tugas untuk belajar cara bermain gitar dan bahasa isyarat. Dia mempelajari gitar untuk pertama kalinya melalui karya ini dan mengatakan dia akan memainkannya dengan antusias.
“Saya mencoba memainkannya sendiri, tapi Eun Gyeol adalah seorang jenius, jadi saya tidak bisa melakukannya. Kamu tidak bisa memainkannya dengan bentuk yang ceroboh untuk menghasilkan suara yang bagus. Saya menggunakan rekaman suara, dan saya memilih akordnya sendiri. Saya banyak berpikir tentang bentuknya. Saya memainkan akustiknya sendiri. Saya berhasil. Ayah saya memulai sebuah band ketika dia berusia 22 tahun. Dia berkata, ‘Kamu melakukan pekerjaan dengan baik.’ Saya bangga,” papar Ryeoun.
Dari bahasa isyarat, gitar, dan akting emosional yang mendalam, Ryeoun menantang banyak hal melalui Twinkling Watermelon.
“Meskipun saya melakukan yang terbaik di karya sebelumnya, Ryeoun semakin berkembang karena ini adalah pertama kalinya saya bekerja sekeras ini,” ujarnya.
Aktingnya sangat dipuji karena berhasil menunjukkan beragam emosi.
“Saya ingin menjadi aktor yang bisa memerankan karakter apa pun. Saat ini, tentu saja, saya hanya dapat memainkan peran yang cocok untuk saya, tetapi saya ingin memainkan karakter yang belum pernah saya mainkan sebelumnya dan memiliki peran yang tidak saya miliki. Selain itu, saya ingin bisa memainkan peran itu untuk waktu yang lama,” terang Ryeoun.
Nah, itulah usaha Ryeoun dalam drama Twinkling Watermelon, nggak main-main, ya!
