Sediksi.com – Apakah kamu pernah mendengar istilah parafrase? Apa itu parafrase? Atau justru kamu sudah tidak asing dengan istilah tersebut?
Tunggu dulu, sebelum lebih lanjut ngobrolin soal parafrase, kita perlu tahu kan apa itu parafrase?
Bagi orang-orang yang aktif dalam kegiatan menulis, istilah ini barangkali ibarat lauk sehari-hari. Disadari atau tidak, nyaris di setiap aktivitas menulis bisa dijumpai parafrase.
Jadi, apa itu parafrase?
Kita bisa memahami parafrase sebagai cara penyajian kembali suatu teks melalui pilihan kata dan bahasa yang berbeda tanpa menghilangkan makna asilnya. Teknik parafrase kerap disebut sebagai cara untuk menghindari plagiarisme.
Di mata hukum, parafrase merupakan tindakan yang legal meski tidak menyertakan kutipan teks aslinya. Meski demikian, ada baiknya jika kita mengutip teks yang dijadikan acuan sebab itu merupakan cara menghargai gagasan orang lain.
Pengertian, jenis, dan contoh lebih lanjut dari parafrase bisa disimak dalam artikel berikut.
Apa Itu Parafrase?
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), parafrase adalah (1) pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian; (2) penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.
Parafrase diambil dari kata “Parapharais” dalam Bahasa Yunani yang bisa diartikan sebagai cara penguraian kembali isi kalimat atau teks melalui kata-kata yang berbeda dari teks rujukan.
Dengan kata lain, pilihan kata atau gaya bahasa dalam sebuah teks diubah tanpa mengubah maksud dari teks asalnya. Kita bisa mengubah sebuah teks selama masih mempertahankan makna aslinya.
Cara ini memungkinkan orang untuk menulis sebuah teks yang lebih komunikatif dan sesuai dengan keadaan. Tujuannya, pembaca lebih mudah menangkap maksud dari sebuah teks. Misalnya, kita bisa melakukan parafrase dari teks ilmiah untuk disajikan ke orang-orang yang awam.
Ciri-ciri Parafrase
- Parafrase memiliki gaya bentuk yang berbeda dari bentuk aslinya.
- Dibandingkan sumber aslinya, parafrase memiliki penyajian bahasa dan pilihan kata yang berbeda.
- Meski teks berubah, makna atau maksudnya tidak berubah.
- Umumnya, gaya bahasa parafrase lebih sederhana karena menggunakan gaya bahasa keseharian.
Jenis-jenis Parafrase dan Contoh Parafrasenya
Parafrase Kontraksi
Parafrase kontraksi adalah jenis parafrase yang digunakan dengan cara mengurangi informasi, atau menyingkat suatu informasi yang terlalu rinci, tanpa mengubah makna asli.
Contoh:
Dari; Tina berkencan dengan cowok lain menggunakan kaos berwarna hitam merk dickais yang kubelikan satu tahun yang lalu.
Menjadi; Tina berkencan dengan cowok lain menggunakan kaos yang kubelikan satu tahun yang lalu.
Parafrase Keantoniman Ingkaran
Dalam jenis ini, parafrase keantoniman ingkaran cenderung menggunakan bentuk ingkaran baru dari bentuk ingkaran yang ada di teks aslinya.
Contoh:
Dari: Aku tidak membenci kamu, tetapi tidak suka.
Menjadi: aku tidak membenci kamu, hanya saja tidak suka.
Parafrase Generik Spesifik
Jenis ini merupakan parafrase yang yang mengganti kata-kata yang memiliki sinonim sama dengan padanan kata lain yang lebih spesifik.
Contoh:
Dari: petani itu membalikkan tanah menggunakan traktor.
Menjadi: petani itu membajak tanah menggunakan traktor
Parafrase Rangkuman
Parafrase rangkuman adalah penyajian kembali dengan cara merangkum kesatuan tuturan agar menjadi lebih sederhana. Namun, perlu diketahui, meskipun menggunakan parafrase rangkuman, tetapi kita tetap harus menyajikan tuturan itu dengan bahasa atau kalimat versi kita sendiri.
Contoh:
Dari; Ari lahir pada hari senin pukul 7 pagi, sedangkan Tina juga lahir hari senin pukul 8 pagi.
Menjadi; Ari dan Tina lahir pada hari yang sama, dengan selisih waktu satu jam.
Parafrase Amplifikasi
Parafrase amplifikasi adalah kebalikan dari parafrase kontraksi, yang berarti parafrase jenis ini akan menambah informasi lain dalam satu tuturan untuk memperkuat sumber asli.
Contoh:
Dari: Ari pingsan dan sekarang tengah digotong ke dalam kamarnya
Menjadi: Setelah seharian ia main game, Ari pingsan dan sekarang tengah digotong ke dalam kamarnya.
Parafrase Ekuivalen
Sebutan lain dari parafrase ini adalah parafrase leksikal. Secara singkat, parafrase ekuivalen merupakan parafrase yang memanfaatkan diksi, kalimat, atau bentuk lain yang memiliki kemiripan makna yang sangat dekat. Teknik ini seringkali digunakan oleh para penerjemah untuk menghadirkan suatu tuturan tanpa menghapus bahasa atau teks aslinya.
Contoh:
Dari: Tina kini menjadi semakin cantik setelah ia bercerai dengan Ari.
Menjadi: Tina kini menjelma sangat cantik setelah ia bercerai dengan Ari.
Tips Membuat Parafrase
Memahami konteks
Sebelum melakukan parafase, hendaknya kita memahami konteks dari teks asli. Hal itu bisa dilakukan dengan membaca teks asli berulang-ulang atau membaca sekali dengan saksama. Jika sudah memahami benar tuturan aslinya, baru deh, kita bisa memulai membuat parafrase.
Memanfaatkan jenis-jenis parafrase yang ada
Dari berbagai jenis parafrase yang sudah kita baca di atas, kita bisa menyajikan dengan salah satunya, misalkan, parafrase ekuivalen, keantoniman ingkaran, atau rangkuman.
Menggunakan bahasa versi sendiri
Setelah memahami konteks dari sumber asli, secara otomatis pikiran kita akan mencerna bacaan tersebut menjadi kata-kata yang siap untuk dikonversikan menjadi parafrase. Kita bisa menggunakan bahasa kita sendiri saat melakukan parafrase, dan bisa disesuaikan dengan pembacanya.
Ubah Struktur Kalimat
Jika teks asli menggunakan kalimat aktif, maka parafase juga dapat dilakukan dengan mengubah struktur kalimat. Ada berbagai opsi, entah itu mengubahnya menjadi kalimat pasif, atau menggunakan variasi dalam kalimat, atau tetap menggunakan kalimat aktif yang struktur kalimatnya diubah.
Gunakan Kalimat Majemuk
Menggunakan kalimat majemuk adalah salah satu cara untuk membuat parafase yang efektif. Caranya yaitu menggabungkan dua atau lebih kalimat menjadi satu kalimat yang lebih kompleks namun tetap memiliki makna yang sama.
Demikian artikel terkait “apa itu parafrase?”, berikut pengertian, ciri-ciri, jenis, dan contohnya. Kita bisa mencoba melakukan parafrase saat ini juga lho.
Jadi apakah kamu sudah memahami apa itu parafrase? Sudah kah kamu tahu jenis dan tips untuk membuatnya?
Jika sudah, kita tetap perlu berhati-hati dalam menggunakan teknik parafrase agar tidak terbentur masalah plagiarisme. Setelah itu, kita perlu membiasakan diri menambah kosakata yang kita kuasai.