Kudeta Niger: Prancis Mulai Evakuasi Warganya dan Pasukannya

Kudeta Niger: Prancis Mulai Evakuasi Warganya dan Pasukannya

evakuasi

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Sejak upaya kudeta Niger dimulai minggu lalu, tuntutan agar warga Prancis dan pasukan militernya keluar dari negara tersebut terus memanas (26/7).

Tekanan semakin besar pada hari Minggu ketika warga Niger pro militer yang berdemo di luar Gedung Kedutaan Prancis terang-terangan menyerukan agar semua yang orang Prancis keluar dari Niger (30/7). Bahkan, sampai membakar dinding gedung. 

262 warga Prancis sudah dievakuasi

Kudeta Niger: Prancis Mulai Evakuasi Warganya dan Pasukannya - Niger CDG
Evakuasi pertama warga Prancis dari Niger (reuters)

Hingga Rabu pagi, sebanyak 262 warga Prancis yang dievakuasi dari Niger sudah tiba di Prancis (2/8). 

Keputusan ini dilakukan setelah meningkatnya sentimen terhadap anti-Prancis sejak demo hari Minggu lalu.

Prancis juga menawarkan kepada negara Eropa lainnya yang membutuhkan bantuan untuk mengevakuasi warganya dari Niger. 

Sementara itu, Italia sudah mengevakuasi warganya sendiri sebanyak 87 dari Niger dan tiba di Roma pada hari Rabu dini hari. Pesawat tersebut membawa 36 warga Italia, 21 warga Amerika Serikat (AS), dan satu Briton.

Prancis melakukan tindakan evakuasi karena Niger telah memblokir wilayah udaranya sehingga bukan hanya warga Prancis, warga asing lainnya juga tidak bisa meninggalkan negara tersebut dengan sendirinya.

Total warga Prancis yang tinggal di Niger diperkirakan mencapai 600.

Sebelum Prancis memutuskan untuk mengevakuasi warganya, mereka sempat bernapas lega karena Economic Community of West African (ECOWAS), organisasi ekonomi yang menaungi Kawasan Afrika Barat, telah mengultimatum militer Niger pada hari Minggu.

Tapi kondisi tersebut berubah drastis setelah melihat ricuhnya demonstrasi yang dilakukan di luar Gedung Kedutaan Prancis.

Belum ada perintah pemulangan untuk 1.000 tentara Prancis

Kudeta Niger: Prancis Mulai Evakuasi Warganya dan Pasukannya - shutterstock 2155320785
Pasukan tentara Prancis (shutterstock)

Sampai dengan hari Rabu, Prancis belum memerintahkan pemulangan terhadap 1.000 tentara Prancis yang ditempatkan di Niger untuk misi melawan kelompok militan Islam. 

Prancis sejauh ini meyakini bahwa tentaranya belum terancam oleh upaya kudeta di Niger.

Sebab, tentara Prancis tersebut dan junta militer Niger sebenarnya berada di sisi yang sama. Keduanya sama-sama punya misi untuk menyingkirkan kelompok militan Islam di Niger.

Meski berada di sisi yang sama, kekhawatiran akan keselamatan tentara Prancis di Niger tetap ada. Ini diantisipasi mengingat sentimen anti-Prancis di Niger berlaku untuk semua yang berasal dari Prancis, termasuk tentara tersebut.

“Terlalu dini untuk mengatakan militer Niger memberikan tekanan terhadap pasukan Prancis jika dilihat dari  sudah pandang tersebut,” ucap Emmanuel Dupuy, Kepala IPSE spesialisasi keamanan di Eropa, lembaga think tank berbasis di Prancis. 

Niger sendiri sedang berjuang melawan dua kelompok jihad sekaligus, satu di barat daya yang berasal dari Mali sejak 2015 dan satu lagi dai tenggara, kelompok jihad yang berasal dari timur laut Nigeria.

10 tahun sejak tentara Prancis ditugaskan di Niger untuk melawan kelompok tersebut, pro militer Niger tidak puas dengan hasilnya. Hal ini lah yang menjadi pemicu pro militer Niger melakukan kudeta. 

Niger tuduh Prancis ingin melakukan intervensi militer

Kudeta Niger: Prancis Mulai Evakuasi Warganya dan Pasukannya - 000 33Q43VX
Emmanuel Macron berbicara kepada pers pada 28 Juli (AFP/Ludovic Marin)

Berdasarkan pernyataan Omar Tchiani, junta militer Niger ketika mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin Niger yang baru pada hari Jumat, ia tidak menginginkan adanya intervensi militer dari pihak luar (28/7).

Catherine Colonna, Menteri Luar Negeri prancis, menyangkal tuduhan tersebut pada hari Senin (31/7).

“Itu tidak benar,” ucapnya kepada stasiun TV nasional Prancis. Ia juga menambahkan bahwa masih ada kemungkinan untuk mengembalikan Niger seperti semula.

“Sebab ketidakstabilan Niger juga bisa membahayakan Niger sendiri dan negara-negara tetangganya,” lanjutnya.

Meski menolak dan mengusir Prancis, Niger sangat membuka diri terhadap Rusia dan juga Wagner, kelompok tentara bayaran yang berasal dari Rusia.

Hal ini juga nampak dari saat demo pada hari Minggu tersebut dimana warga Niger mengangkat tinggi-tinggi spanduk yang menyuarakan “Hidup Rusia!”

Ketika Yevgeny Prigozhin, Bos Wagner menyatakan minatnya untuk menjamin keamanan di Niger dan membatas terorisme di Sahel, siap mengirim pasukannya, Niger juga menyambut kabar tersebut dengan senang. 

Bahkan, ia juga menyebutkan siap mengirim ribuan pasukan sekaligus.

Melihat yang terjadi pada Niger, Emmanuel Macron, Presiden Prancis menggunakan bahasa yang tegas terhadap junta militer di Niger.

Ia bersumpah akan ada tindakan “segera dan tanpa kompromi” jika sampai ada warga Prancis atau pihak yang dekat dengan Prancis sampai diserang.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Macron pada hari Minggu ketika demo berlangsung.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel