Sediksi.com – Baru sampai pada hari ketiga, sebanyak 800 lebih peserta Jambore Dunia 2023 dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan akibat terdampak gelombang panas di Korea Selatan.
Agenda tahunan yang ke-25 ini rencananya diselenggarakan pada 1-12 Agustus 2023.
Para peserta mengalami gejala seperti sakit kepala, pusing, kelelahan, dan dehidrasi parah. Kondisi ini membuat banyak peserta bukan hanya perlu dirawat tapi juga otomatis tidak bisa menghadiri setiap acara yang direncanakan selama 12 hari tersebut.
Diduga, banyaknya korban atas kejadian ini disebabkan oleh kurang berpengalamannya panitia penyelenggara dalam mengorganisir acara ini.
Padahal, ini adalah kali kedua Korea menjadi tuan rumah acara Jambore Dunia. Sebelumnya, Korea sudah pernah menjadi penyelenggara acara ini untuk pertama kalinya pada tahun 1991.
Diejek Lebih Mirip Survival Game
Selain ratusan peserta dilarikan ke rumah sakit akibat terdampak suhu panas Korea yang mencapai rata-rata 35°C, 20-an peserta lainnya dikonfirmasi positif Covid-19.
Warga Korea yang dikonfirmasi positif Covid-19 dipulangkan ke rumah masing-masing, sedangkan warga asing dipindahkan ke National Youth Agriculture and Life Center di Kota Gimje, Provinsi Jeonbuk.
Untuk mengurangi potensi penyebaran virus, panitia langsung melakukan screening di area yang dianggap terkontaminasi oleh peserta positif Covid-19.
Tapi tidak cukup di situ.
Peserta yang tersisa masih harus kuat berjuang bertahan di lingkungan perkemahan yang tidak memadai.
Lokasi perkemahan peserta terletak di Saemangeum, Kota Buan, daerah hasil reklamasi yang luas, kering, dan rumput yang jarang karena Korea sedang di pertengahan musim panas.
Cuaca panas yang ekstrem membuat mereka mudah dehidrasi karena berada di padang rumput yang kering dan minim tempat teduh.
Saat hujan tiba, tidak sedikit tenda peserta yang terendam oleh kubangan air hujan.
Buruknya manajemen sampah juga membuat banyak sampah menumpuk dan berserakan. Sehingga mengurangi jaminan higienitas dan sanitasi yang layak.
Kurang baiknya persiapan dan upaya penanggulangan oleh panitia menyebabkan masyarakat mengejek acara Jambore Internasional ini lebih mirip survival game ketimbang acara berkelas internasional.
Konser K-pop, daya tarik utama peserta mengikuti jambore
Acara Jambore Dunia tahun ini telah menarik sebanyak 43.000 peserta yang akan mengikuti rangkaian kegiatan hingga hari terakhir pada 12 Agustus 2023.
Selama kegiatan, para peserta disibukkan dengan aktivitas berkemah di luar ruangan dan mengikuti berbagai aktivitas yang menyenangkan di mana mereka bisa mencari teman luar negeri, mengenal budaya lain, dan mengasah keterampilan diri seperti skill kepemimpinan.
Di sisi lain, salah satu daya tarik utama dari acara kali ini adalah konser yang menampilkan banyak grup K-pop populer bertajuk ‘K-Pop Super Live’.
Acara yang rencananya diselenggarakan pada 6 Agustus nanti, akan dilaksanakan di panggung outdoor di Saemangeum, lokasi perkemahan peserta.
Tidak tanggung-tanggung, konser tersebut akan menampilkan di antaranya IVE, STAYC, ZEROBASEONE, NMIXX, P1Harmony, &TEAM, VERYVERY, Lee Chaeyeon, NATURE, ATBO, Xikers, dan masih banyak lagi.
Tidak bisa dipungkiri minat anak muda terhadap K-pop sangat tinggi di seluruh dunia. Acara Jambore Dunia ini sendiri dihadiri oleh peserta berusia 14-17 tahun yang kebanyakan adalah penggemar K-pop.
Meski disambut positif dan banyak peserta memiliki antusias yang tinggi terhadap acara satu ini, insiden yang terjadi belakangan membuat panitia menjadi sangat gugup dengan keamanan acara ini.
Acara ini diramaikan oleh peserta dari 158 negara. Panitia meyakini bahwa peserta yang akan meramaikan konser tersebut kebanyakan dari luar negeri karena ingin melihat idol favorit mereka tampil.
Tapi, yang mereka khawatirkan adalah potensi para peserta mengalami kelelahan berlebihan karena antusiasme yang tinggi.
Sebagai tindakan pencegahan, panitia mengumumkan akan mengerahkan banyak personel di berbagai divisi untuk menjamin keamanan dan kelancaran acara.
Rencananya panitia akan membagi kerumunan per 500, memisahkan mereka dan memberi jarak yang cukup agar tidak sesak, dna mengerahkan sejumlah besar personel operasi dan keselamatan, serta ambulans.
Setiap lingkaran kerumunan disediakan fasilitas, termasuk salah satunya pendingin. Agar para peserta tidak kepanasan.
Adapun total personel yang didatangkan untuk menjaga acara ini ada 1.200 orang. 900 di antaranya adalah personel operasi dan 300 personel untuk manajemen profesional.
Sekitar 2.000 polisi, 120 personel pemadam kebakaran, dan 40 ambulans akan dikerahkan untuk menjaga acara ini.