Kalau dalam kuliner Indonesia, semuanya pernah sempat dicampur dengan keju mozzarella, nah jika di Korea Selatan dihantui dengan demam tanghulu. Ini adalah menu baru yang bermunculan dimana-mana karena popularitas Tanghulu, jajanan kaki lima dari Tiongkok.
Belakangan ini, semakin banyak toko yang menarik perhatian dengan menawarkan Tanghulu unik yang dibuat dengan bahan-bahan tak terduga. Tanghulu sendiri adalah makanan penutup yang populer saat ini.
Tanghulu awalnya merupakan buah-buahan yang ditusuk seperti sate seperti stroberi, jeruk, dan anggur lalu dilumuri gula yang direbus seperti sirup. Namun, kini tak hanya buah-buahan yang dilumuri dengan gula, bahkan kue beras dan sayur juga dilumuri sirup gula.
Tanghulu juga ditambahkan ke makanan penutup seperti macarons atau minuman beralkohol seperti highballs.
Tanghulu menjamur di kalangan kaki lima Korea
Pemilik toko khusus Tanghulu di Cheongdam-dong, Gangnam-gu, Seoul, yang keunikan Tanghulu-nya menjadi viral di media sosial bercerita tentang dagangan.
“Sebelumnya, kami hanya menjual buah Tanghulu. Namun kami menambahkan menu seiring dengan kepopulerannya. Kami mulai menguji beberapa item menu baru, dan menghasilkan produk yang tidak disukai orang Korea,” ujar pedagang tersebut.
Ia juga bercerita telah membuat ‘Kue Beras Injeolmi Tanghuru’ dengan menambahkan kue beras. Kue ini sangat laris karena kue berasnya sendiri kurang manis dan cocok dipadukan dengan sirup gula sehingga menarik banyak pelanggan.
Toko ini belakangan menarik perhatian dengan menu barunya yang diberi nama ‘Tanghulu Omakase’. Tanghulu sendiri juga berarti bahwa pembeli bisa mencicipi hal berbeda dalam jumlah kecil, seperti omakase.
“Sebelumnya, kamu hanya bisa mencicipi satu rasa Tanghulu untuk setiap tusuk sate. Pelanggan biasanya hanya melihat jenis Tanghulu yang sama setiap saat, namun mereka mengatakan bahwa mereka menyukainya karena mereka dapat mencicipi berbagai rasa sekaligus,” katanya.
Pemilik toko itu akan mencoba berbagai rasa di masa depan.
Tren Tanghulu menuai pro dan kontra
Sebelumnya, pada tanggal 17 bulan Agustus lalu, sebuah foto terkait ‘Mentimun Tanghulu’ diunggah bersama dengan postingan berjudul ‘Tanghulu yang melewati batas’ dalam sebuah komunitas online. Unggahan itu mendapatkan reaksi yang beragam.
Pasalnya Tanghulu menjadi viral setelah bermunculan dalam video mukbang (siaran makan) yang banyak tayang di YouTube. Tempat yang menjual ‘es serut Tanghulu’ di Pulau Yeongjong, Incheon, mendapat sederet ulasan pengunjung yang mengatakan, “Jika tidak datang pada jam buka, waktu tunggu saat jam ramai akan memakan waktu 2 hingga 3 jam.” Kafe dan bar yang mulai menjual ‘Tanghulu Latte’, ‘Yakgwa Tanghulu’, dan ‘Tanghulu Highball’ juga menerima ulasan positif dari beberapa konsumen karena dianggap menyegarkan.
Sebuah kafe dessert di Daegu melaporkan bahwa mereka buka hanya satu hari setelah meluncurkan ‘Tanghulu Macaron’ dengan topping buah Tanghulu pada tanggal 3 bulan lalu.
“Tanghulu sangat populer sehingga saya bersyukur setiap hari. Orang-orang khawatir karena rasanya terlalu manis, tetapi jika kamu benar-benar mencobanya, kamu akan mengatakan bahwa itu adalah manisan,” tulisnya.
Beberapa warganet mengeluhkan tren ini dan mengkhawatirkan kandungan gula di dalamnya. Namun mereka juga ketagihan akan hal itu.
“Saya khawatir makan banyak akan membahayakan kesehatan saya, tetapi jika saya makan satu atau dua saja dalam jumlah sedang, saya akan merasa enak dan mengisi ulang kebutuhan gula saya,” ujarnya.
Dampak negatif Tanghulu
Lee Eun Hee, seorang profesor studi konsumen di Universitas Inha menyoroti dampak Tanghulu terhadap kesehatan.
“Saat ini, banyak konsumen tampaknya berpikir bahwa makan gula yang dibungkus di luar Tanghulu itu enak. namun gula itu sendiri bukanlah makanan yang baik untuk dimakan dalam jumlah banyak,” ujar Lee Eun Hee.
Ia juga mengatakan Tanghulu terus populer dan itu bukanlah hal yang diinginkan. Nampaknya fenomena ini akan terus berlanjut.
Adapun dampak terhadap lingkungan yaitu semakin banyak sampah yang menumpuk. Sampah dari Tanghulu adalah sampah yang sangat merepotkan. Karena ini merupakan jajanan pinggir jalan dan bukannya dimakan di toko, jumlah sampah yang dibuang di jalan atau di tempat usaha lain di sekitarnya meningkat. Pasalnya, sirup gula di Tanghulu membuat lantai jalan dan dalam ruangan menjadi lengket bahkan menarik serangga.