Sediksi.com – Suasana kerja yang kondusif memiliki peran besar dalam meningkatkan produktivitas karyawan.
Suasana kondusif yang dimaksud bukan berarti harus serba sempurna. Melainkan memenuhi ciri-ciri lingkungan kerja yang positif. Berikut ini tujuh di antaranya.
- Suasana yang mendukung produktivitas
- Komunikasi yang terbuka dan jujur
- Memiliki rekan kerja yang suportif
- Mendorong ke arah yang lebih positif
- Memberi peluang untuk bertumbuh
- Mendukung cara berpikir yang positif
- Work-life balance
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dibutuhkan strategi yang tepat. Dengan begitu, maka suasana kerja yang kondusif akhirnya bisa diciptakan dan dipertahankan.
7 strategi menciptakan suasana kerja yang kondusif
1. Prioritaskan menciptakan kesan pertama yang baik
Sebelum karyawan baru mulai bekerja, biasanya perusahaan menyiapkan proses orientasi yang disebut onboarding process.
Yaitu proses pengenalan dan pembiasaan karyawan baru di tempat kerja barunya yang berlangsung selama dua minggu sampai dengan satu bulan.
Semua program dalam onboarding process ini sudah disiapkan dan diorganisir oleh Human Resource Development (HRD).
Bagi karyawan baru, kesempatan ini sangat penting karena selain akan menjadi pengalaman pertama, juga berperan penting dalam membentuk kesan yang bertahan lama.
Artinya, apapun kesan pertama yang diterima oleh karyawan baru, bisa menentukan pandangan mereka tentang perusahaan tempat kerja untuk waktu yang lama.
Bagi HRD yang sedang menjalankan onboarding process, berikut ini beberapa hal yang harus ditekankan kepada karyawan baru.
- Tepat waktu menghadiri rapat
- Menyediakan rekan kerja bayangan atau pendamping untuk karyawan baru
- Memberi kesempatan bertemu dan berinteraksi dengan manajer
- Meninjau bersama kode etik, prosedur keselamatan, dan nilai-nilai perusahaan
- Melengkapi dan memproses segala dokumen yang diperlukan untuk proses ini
2. Penuhi kebutuhan karyawan
Untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif, HRD perlu memperhatikan dan memenuhi kebutuhan karyawan.
Kebutuhan karyawan seperti apa yang perlu diperhatikan oleh HRD? Psikologis dan kognitif.
Dengan memperhatikan dan memenuhi dua kebutuhan ini, dipastikan bisa membantu dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Bentuknya bisa dengan meningkatkan kenyamanan tempat kerja. Berikut ini beberapa contohnya.
- Menyediakan meja dan kursi yang nyaman
- Menyediakan komputer atau laptop dengan kualitas yang baik
- Menyediakan pencahayaan yang tepat untuk para karyawan
- Menyediakan layanan konseling di tempat kerja
- Menawarkan fleksibilitas jam kerja
- Menawarkan kerja dalam bentuk kelompok atau individu dan mengikuti preferensi karyawan
- Beri karyawan waktu libur khusus untuk memenuhi peran mereka di luar kantor (misalnya untuk keluarga atau karena sedang sakit)
3. Ciptakan kultur komunikasi yang terbuka dan nyaman
HRD punya peran penting dalam menginisiasi kultur dimana karyawan bisa secara terbuka dan nyaman menyuarakan isi hati maupun pikiran mereka, baik urusan pribadi maupun profesional.
Kebanyakan karyawan mungkin cenderung tidak berani untuk mengomunikasikan hal-hal soal kantor yang mengganggu mereka kepada HRD.
Padahal jika mereka tahu pihak HRD juga terbuka dalam menerima kendala dari karyawan, pastinya akan lebih banyak karyawan yang bisa dengan nyaman menyuarakan unek-uneknya.
Ketika komunikasi berjalan lancar, secara langsung akan membuat suasana kerja menjadi lebih kondusif. Karena akhirnya baik karyawan maupun HRD berhasil memahami keinginan dan menyesuaikan ekspektasi satu sama lain.
Selain menyediakan layanan konsul, HRD juga bisa menggunakan tiga cara lainnya.
- Menciptakan tempat atau platform khusus bagi karyawan untuk berkolaborasi dalam proyek tertentu
- Melibatkan semua orang, mulai dari posisi paling bawah sampai atas sekalipun
- Membagikan tujuan utama tim dan kemajuan kinerja secara publik sehingga mudah untuk dirujuk dan mendorong karyawan untuk bekerja dalam dokumen atau platform yang sama
4. Menghargai kinerja karyawan
Menghargai karyawan yang berkinerja baik bisa adalah awal yang baik dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Pastikan mereka tahu bahwa HRD sangat menghargai dan mengapresiasi performa positif mereka.
Hal ini tidak hanya akan mendorong dan memotivasi karyawan tersebut untuk memberi performa yang lebih baik lagi, tapi juga karyawan-karyawan lainnya.
Upaya apresiasi kinerja baik karyawan ini bisa dilakukan secara rutin per minggu, bulan, atau beberapa bulan sekali.
Dalam konteks menciptakan suasana kerja yang kondusif, apresiasi yang diberikan kepada karyawan bukan uang.
Melainkan bisa berupa ucapan selamat secara langsung dan hadiah, asalkan non tunai.
5. Fasilitasi karyawan dengan tempat untuk beristirahat
Agar tercipta dan menjaga suasana kerja yang kondusif, tidak cukup hanya dengan memberikan ruang kerja yang sempurna.
Perusahaan juga perlu mempertimbangkan fasilitas istirahat yang bagus di tempat kerja. Tidak selalu dalam bentuk fisik, tapi juga non fisik yang di antaranya:
- Memberi izin karyawan untuk menyesuaikan area kerjanya dengan preferensi mereka sendiri
- Mendorong karyawan untuk mengambil waktu libur
- Menyiapkan area khusus untuk beristirahat
- Mengadakan acara liburan bersama sesekali atau makan bersama di luar kantor setelah jam kerja berakhir
6. Menawarkan program pelatihan dan pengembangan diri
Setiap karyawan pastinya tidak ingin mengalami yang namanya stuck, kondisi dimana mereka tidak bisa mengembangkan diri karena minimnya dukungan dari pihak perusahaan.
Kondisi stuck yang berlangsung lama bisa menyebabkan karyawan menjadi tidak nyaman di tempat tersebut dan berakhir, mengundurkan diri.
Oleh karenanya, perusahaan juga perlu menginisiasi program pelatihan dan pengembangan diri untuk karyawan.
Apa saja bentuknya?
- Menyiapkan anggaran khusus pelatihan bagi karyawan
- Mendaftarkan karyawan untuk kursus pelatihan atau kegiatan di luar kantor yang relevan dengan posisi mereka
- Menciptakan program mentoring
- Memberikan karyawan waktu khusus untuk mengembangkan diri (yang bisa mengambil waktu hingga berbulan-bulan)
7. Ciptakan kultur kerja terpadu
Kultur kerja adalah serangkaian nilai, keyakinan, dan karakteristik yang dimiliki oleh karyawan.
Sedangkan kultur kerja yang terpadu bisa membantu mendorong akuntabilitas dan membuat karyawan menjadi lebih mau melibatkan diri secara aktif dalam program-program yang dikerjakan oleh perusahaan.
Ketika karyawan secara aktif melibatkan diri dalam aktivitas di kantor, otomatis akan menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Untuk mewujudkan poin ini, HRD perlu mempertimbangkan karyawan bisa merasakan manfaatnya ketika sedang menyusun regulasi baru atau prosedur.
Itu dia ketujuh strategi menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Beban lebih banyak ada di tangan HRD memang, tapi karyawan juga perlu mengetahui hal ini untuk menyetarakan pemahaman tentang apa sih yang bisa dilakukan agar tercipta suasana kerja yang kondusif.