Financial Abuse: Ciri-Ciri dan Cara Mengatasi Kekerasan Keuangan dalam Hubungan

Financial Abuse: Ciri-Ciri dan Cara Mengatasi Kekerasan Keuangan dalam Hubungan

financial-abuse

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Dalam suatu hubungan, ada satu bentuk kekerasan yang kurang mendapat perhatian, yaitu financial abuse. Kebanyakan orang lebih mengetahui kekerasan fisik dalam hubungan dan menganggap kekerasan keuangan bukanlah hal yang urgent.

Bagaimanapun, memahami financial abuse juga diperlukan karena dampaknya tidak bisa diremehkan. Fenomena ini menjadi semakin penting untuk dipahami karena tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga merusak kestabilan emosional dan psikologis korban. 

Artikel ini akan membahas apa itu financial abuse, ciri-ciri, dan cara mengatasinya. Yuk, kita pelajari lebih lanjut tentang kekerasan keuangan dalam hubungan.

Apa itu Financial Abuse?

Financial abuse atau kekerasan keuangan adalah bentuk pelecehan di mana satu pihak secara sengaja mengontrol atau mengeksploitasi aspek finansial dari hubungan dengan pihak lain. Tidak hanya terbatas pada pasangan hidup, financial abuse juga bisa terjadi dalam hubungan keluarga atau bahkan persahabatan. 

Ini bisa mencakup segala hal mulai dari mengendalikan akses terhadap uang hingga mengambil alih keputusan keuangan tanpa persetujuan. Oleh karena itu, seseorang yang terjerat dalam financial abuse kebanyakan tidak sadar karena sudah diperdaya oleh pelaku.

Ciri-Ciri Financial Abuse

Karena financial abuse tidak terlihat secara kasat mata, sebaiknya kita bisa mengetahui ciri-cirinya lewat beberapa aspek berikut. Apa saja ya?

Kontrol Penuh Terhadap Keuangan

Salah satu ciri utama financial abuse adalah adanya kontrol penuh terhadap keuangan oleh satu pihak terhadap pihak lain. Pihak yang melakukan kekerasan keuangan dapat menguasai segala aspek finansial, termasuk rekening bank, kartu kredit, dan harta benda lainnya. 

Hal ini membuat korban kehilangan kontrol finansial, menghambat kemampuan mereka untuk membuat keputusan keuangan sendiri. Cara mengatasi masalah kontrol keuangan ini, yaitu dengan membuat rekening bank terpisah serta mengonfirmasi atau membatalkan izin otomatis yang diberikan pada pihak yang melakukan financial abuse.

Pembatasan Akses Keuangan

Korban financial abuse seringkali mengalami pembatasan akses keuangan, seperti tidak diizinkan untuk bekerja atau hanya diberikan uang saku yang sangat terbatas. Pembatasan ini bertujuan untuk memperkuat kontrol dan ketergantungan korban pada pelaku.

Ketika mengalami hal ini, korban bisa melakukan beberapa cara seperti mencari dukungan dari organisasi non-profit atau lembaga keuangan untuk mendapatkan pekerjaan atau sumber penghasilan lainnya serta membuat rencana keuangan yang memperhitungkan kebutuhan harian dan jangka panjang.

Pengambilan Keputusan Finansial Tanpa Persetujuan

Financial abuse seringkali ditandai dengan pengambilan keputusan finansial tanpa persetujuan dari korban. Hal ini dapat mencakup pembelian besar, investasi, atau penarikan dana tanpa sepengetahuan korban.

Untuk mengatasi masalah tersebut, korban bisa meminta persetujuan bersama untuk setiap keputusan finansial yang signifikan. Selain itu, korban bisa membuat perjanjian tertulis mengenai pengelolaan keuangan bersama untuk menghindari konflik di masa depan.

Ancaman dan Pemaksaan Finansial

Ancaman terhadap stabilitas finansial seringkali digunakan sebagai alat kontrol. Pihak yang melakukan financial abuse dapat mengancam akan meninggalkan pasangan atau keluarga jika keinginan finansialnya tidak terpenuhi.

Oleh karena itu, sebaiknya kita melakukan hal ini agar terhindar dari ancaman dan pemaksaan finansial. Cara mengatasinya, yaitu dengan mencari perlindungan hukum melalui perintah penahanan atau bantuan hukum untuk melawan ancaman dan pemaksaan.

Penghancuran Dokumen Keuangan

Untuk meningkatkan kontrol, pelaku financial abuse dapat menghancurkan dokumen keuangan, seperti surat-surat penting atau bukti transaksi. Hal ini ditujukan agar korban kesulitan membuktikan klaimnya.

Untuk menghindari hal tersebut, kita harus mengantisipasinya dengan cara menyimpan salinan dokumen keuangan yang penting di tempat aman di luar jangkauan pelaku serta melibatkan pihak berwenang jika terjadi penghancuran dokumen sebagai bagian dari tindakan kekerasan.

Cara Mengatasi Financial Abuse

Mengatasi financial abuse memerlukan kehati-hatian dan perencanaan. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

Mengumpulkan Bukti

Mencari dan mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung klaim financial abuse sangat penting. Catatan transaksi, pesan teks, atau bukti lainnya dapat menjadi kunci dalam mendukung kasus hukum atau mendapatkan bantuan.

Berbicara dengan Orang Terpercaya

Berbicara terbuka dengan teman atau keluarga yang dapat dipercaya adalah langkah pertama menuju pemulihan. Dukungan moral dan bantuan finansial dari lingkungan yang mendukung dapat memberikan kekuatan tambahan.

Konsultasi dengan Ahli Hukum

Ahli hukum dapat memberikan panduan hukum yang tepat dan membantu dalam merancang strategi untuk menghadapi financial abuse. Mereka dapat membimbing langkah-langkah hukum yang dapat diambil untuk melindungi hak korban.

Mencari Bantuan Psikologis

Financial abuse dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam. Konsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental dapat membantu korban untuk mengatasi dampak psikologis dari kekerasan keuangan.

Merencanakan Keuangan Masa Depan

Setelah keluar dari situasi financial abuse, penting untuk merencanakan keuangan masa depan. Ini melibatkan pembuatan rencana keuangan yang memperhitungkan pemulihan ekonomi, pengelolaan hutang, dan pengembangan kembali kemandirian finansial.

Dengan memahami ciri-ciri dan cara mengatasi financial abuse, semoga kita dapat lebih proaktif dalam melindungi diri dan orang-orang terdekat dari bahaya ini. Kesadaran akan keberadaan financial abuse adalah langkah awal menuju hubungan yang sehat dan adil secara finansial.

Baca Juga
nama kontak pacar yang gak alay
topik chat sama crush biar ga garing
kegiatan pacaran agar tidak bosan
ciri-ciri tatapan cowok yang menyukai kita
cowok cuek menyukai wanita seperti apa

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel