John Acropolis, Kisah Pemimpin Serikat Buruh yang Ditembak Mati Pada Tahun 1952

John Acropolis, Kisah Pemimpin Serikat Buruh yang Ditembak Mati Pada Tahun 1952

Kisah Pemimpin Serikat Buruh yang Ditembak Mati

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pembunuhan adalah salah satu bentuk kekerasan yang paling mengerikan dan menyedihkan. Ini adalah tentang kisah pemimpin serikat buruh yang ditembak mati pada tahun 1952, kisah dari John Acropolis.

Sejatinya, Acropolis adalah seorang pemimpin serikat pekerja yang tangguh dan tidak suka basa-basi. Walau ia juga telah mengalami banyak masalah selama bertahun-tahun, puncaknya terjadi pada tanggal 26 Agustus 1952, ia menemui ajalnya setelah ditembak dua kali di kepalanya saat ia hendak kembali ke apartemennya di Yonkers, New York.

Ini adalah sebuah kasus yang belum terpecahkan sampai sekarang. Apa motif dari pembunuhan John Acropolis? Siapa orang yang membunuh? Pertanyaan semacam itu masih belum terjawab sampai sekarang.

Dan inilah kisah pemimpin serikat buruh yang ditembak mati secara ‘misterius’, selengkapnya dari kisah John Acropolis akan dibahas di bawah ini.

Siapa John Acropolis?

John Acropolis ini banyak dikenal orang sebagai “Little Caesar”, yang merupakan seorang ketua Teamster Lokal 456. Ia dibesarkan di panti asuhan setelah kedua orang tuanya meninggal saat masih berusia 3 tahun.

Mengutip dari laman Grunge dari laporan berjudul A Labor Union Leader Was Shot Dead In 1952. Why His Murder Remains Unsolved Acropolis adalah seorang anak yang cerdas dan atletis dan kemudian kuliah di Universitas Colgate sebelum masuk ke dalam organisasi serikat pekerja.

Saat masih menjadi mahasiswa ia sering mencari uang tambahan untuk dirinya sendiri. Mengutip dari laman True Crime Detective, yang berjudul Little Caesar: The Mafia Killing of John Acropolis, ia bekerja sebagai sopir truck selama libur musim panas dari kampusnya dan segera menjadi tertarik dengan isu-isu serikat pekerja di antara kelas pekerja kota.

Dia bergabung dengan Lokal 456, bagian dari persaudaraan Teamster International yang didirikan pada tahun 1903. Ia menunjukkan dedikasinya dalam hal bekerja, belajar dan meningkatkan kualitas diri selama periode ini, dengan mengambil kelas malam di New York University dan mengajar kelas olahraga di Roosevelt High School.

Lalu pada akhir 1930-an, ia mulai berkampanye secara internal melawan rezim yang menjalankan Lokal 456, dengan keyakinan bahwa mereka telah berubah menjadi korup. Mungkin karena upayanya untuk membersihkan serikat pekerja dengan tekad reformasi, ia terpilih sebagai sekretaris-bendahara pada tahun 1941.

Dia berada di Angkatan Laut AS selama Perang Dunia II dan pada saat pembunuhannya pada usia 43 tahun, ia adalah presiden Federasi Buruh Westchester dan Lokal 456.

Kisah Pemimpin Serikat Buruh yang Ditembak Mati

Diduga, katalisator yang menyebabkan kenapa ia dibunuh adalah soal bisnis sampah di Yonkers. Ini dimulai ketika pemerintah kota pada tahun 1950, memutuskan untuk tidak lagi bertanggung jawab atas pengambilan sampah dari bisnis lokal.

Hal ini berarti bahwa kontraktor swasta akan menangani pekerjaan yang menguntungkan tersebut, itu adalah fakta yang muncul dari kesaksian siding Senat pada tahun 1957.

Dari sinilah kisah pemimpin serikat buruh yang ditembak mati, massa mulai menguasai perdagangan melalui sebuah entitas yang disebut Westchester Carting.

Mereka mulai mengancam perusahaan-perusahaan sampah lainya untuk keluar dari bisnis yang sedang mereka geluti ini, yang parahnya sampai ada pembakaran truk-truk dan peralatan milik orang lain.

Kesaksian Edward Doyle, seorang wakil presiden Lokal, mengatakan bahwa hanya tiga minggu sebelum pembunuhan Acropolis, Joe Parisi dan Bernie Adelstein dari Teamster Lokal 27 mengancam Acropolis. Kedua orang yang disebutkan tadi adalah rekan dari Mafia New York dengan catatan kriminal yang Panjang.

Setelah terjadinya pembunuhan, Departemen Kepolisian Yonkers memulai penyelidikan intensif dengan bantuan polisi Westchester dan NYPD, hingga mewawancarai beberapa ratus orang, tetapi hasilnya tidak terlalu signifikan.

Polisi selama peyelidikan yang dilakukannya bahkan tidak menemukan senjata pembunuhnya – yang ternyata dibuang di semak-semak dekat apartemen Acropolis – selama enam tahun. Ketika menemukannya, pistol tersebut sudah sangat rusak karena berada di luar.

Orang yang paling dekat mengaitkan pembunuhan ini dengan Mafia adalah Robert Kennedy sebagai bagian dari siding Senat AS, yang memutuskan bahwa “presiden lokal 456, John Acropolis, dibunuh karena adanya ancaman dari Adelstein dan Parisi.”

Namun, hingga saat ini, kasus pembunuhan John Acropolis masih belum terpecahkan. Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya pembunuhnya atau orang-orang yang terlibat dalam konspirasi ini. Tidak ada yang tahu apa sebenarnya yang terjadi pada malam itu.

Kisah pemimpin serikat buruh yang ditembak mati tetap menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Pembunuhan ini juga menjadi salah satu contoh pembunuhan politik yang paling tragis dan menyedihkan.

Itulah kisah pemimpin serikat buruh yang ditembak mati, John Acropolis. Kisah ini menggambarkan betapa kerasnya perjuangan para pekerja pabrik dan pelabuhan untuk mendapatkan hak-hak mereka. Kisah ini juga menggambarkan betapa kejamnya kekerasan politik dan ekonomi yang mengancam nyawa mereka.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel