Sediksi.com – Rodrigo Duterte, mantan presiden Filipina periode 2016-2022 dikenal sebagai tokoh yang kontroversial, yang pertama kali dikenal luas sejak masa kampanye dengan berjanji akan membunuh puluhan ribu penjahat.
Bagian penting dari kampanye Duterte sendiri adalah janjinya untuk memberantas kejahatan secara masif di tingkat nasional dalam enam bulan pertama masa jabatannya dengan memerintahkan pasukan keamanan untuk membunuh para penjahat tersebut.
Dengan beraninya dalam salah satu agenda kampanyenya, Duterte berjanji bahwa masa kepresidenannya nanti “akan penuh pertumpahan darah”.
Tidak hanya itu, dia bahkan berjanji akan mengampuni dan tidak menindak tentara atau polisi jika mereka dituduh melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
“Saya akan memberikan 1.000 pengampunan setiap hari,” kata Duterte.
Ada banyak sekali ucapan kontroversial yang pernah dilontarkannya bahkan hingga saat ini. Berikut ini kumpulan kutipan Duterte yang paling terkenal dan kontroversial.
Kutipan Rodrigo Duterte tentang tindak kejahatan di Filipina
- “Lupakan hukum HAM. Jika saya berhasil masuk ke istana presiden, saya akan melakukan apa yang saya sudah lakukan saat menjadi walikota. Kalian pengedar narkoba, perampok dan manusia tidak berguna, sebaiknya keluar. Karena saya akan bunuh kalian semua.” – katanya pada kampanye terakhirnya di Manila
- “Saya akan membuang kalian semua (penjahat) ke Teluk Manila, dan menggemukkan semua ikan di sana.”
Kutipan Rodrigo Duterte terkait perempuan
- “Mereka memperkosa semua perempuan. Ada seorang pendeta Australia, ketika mereka membawanya keluar, saya melihat wajahnya dan saya berpikir, ‘Bajingan. Sayang sekali mereka memperkosanya, mereka semua berbaris. Saya marah dia diperkosa tetapi dia sangat cantik. Saya pikir, walikota seharusnya yang pertama.” – saat berbicara pada rapat umum kampanye tentang kerusuhan penjara di Davao pada tahun 1989 yang menyebabkan para narapidana menyandera seorang misionaris perempuan Australia yang bekerja di penjara tersebut sebelum memperkosa dan membunuhnya
- “Saya tidak bersama istri saya. Saya tidak impoten. Apa yang harus saya lakukan? Biarkan ini bertahan selamanya? Saat saya minum Viagra, dia akan berdiri sendiri.”
Kutipan Rodrigo Duterte tentang sengketa wilayah di Laut Cina Selatan
- “Saya akan naik jet ski (ke Spratly) sambil membawa bendera Filipina.”
- “Saya akan mengatakan kepada Tiongkok, ‘jangan mengklaim apa pun di sini dan saya juga tidak akan bersikeras bahwa ini adalah milik kami’. Tapi saya akan tetap menutup mata.”
Kutipan Rodrigo Duterte tentang kebiasaan berkata kasar dan kotor
- “Untuk setiap kata-kata kotor yang saya lontarkan, ada cerita di baliknya. Orang-orang harus memahami saya lebih dari kata-kata kotor saya.”
Kutipan Rodrigo Duterte menormalisasi pembunuhan massal
- “Hitler membantai tiga juta orang Yahudi, ada tiga juta pecandu narkoba. Saya dengan senang hati akan membantai mereka” – hingga november 2019, lebih dari 6.300 tersangka narkoba kelas bawah telah terbunuh setelah diduga menolak penangkapan dan sekitar 1,3 juta lainnya telah menyerahkan diri
Kutipan Rodrigo Duterte tentang Paus Francis
- “Saya ingin memanggilnya, ‘Paus, anak pelacur, pulanglah. Jangan mengunjungi kami lagi.’” – pernyataan ini disampaikan karena hari itu Duterte terjebak kemacetan karena Paus Francis berkunjung ke Filipina tahun 2015 dimana diperkirakan enam juta orang memadati jalan untuk mendengarkannya bicara dan menyebabkan kemacetan yang parah. Tapi kemudian, Duterte tetap mengirim surat permintaan maaf kepada Paus Francis
Baca Juga: 15 Kutipan Robert Mugabe yang Terkenal
Kutipan Rodrigo Duterte melawan kelompok militan
- “Beri aku garam dan cuka dan aku akan memakan hatinya.” – Duterte melontarkan pernyataan aneh ini pada tahun 2017 setelah memerintahkan pasukannya untuk membunuh militan Islam yang melarikan diri di balik serangan yang gagal di provinsi resor tengah Bohol
Kutipan Rodrigo Duterte tentang pengadilan atas tindakannya
- “Dan jika kalian ingin menggantungku atas segala perbuatanku, silakan saja. Saya menerima dengan senang hati.” – kepada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada bulan Desember 2019, dengan mengatakan bahwa dia akan menolak bekerja sama jika diadili di Den Haag atas tindakan keras anti-narkoba ini
- “Saya tidak akan pernah menjawab pertanyaan apa pun yang datang dari kalian. Bagi saya hanya omong kosong. Saya hanya bertanggung jawab kepada orang Filipina. Biar orang Filipina saja yang menilai.”