Dina Sanichar: Kisah Mowgli di Dunia Nyata yang Menginspirasi The Jungle Book

Dina Sanichar: Kisah Mowgli di Dunia Nyata yang Menginspirasi The Jungle Book

Kisah Mowgli di Dunia Nyata

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pernahkah membayangkan bagaimana rasanya tumbuh di hutan, dikelilingi oleh serigala dan binatang buas lainnya? Hal seperti ini pasti tak asing bagi para penggemar The Jungle Book atau yang pernah menonton film Mowgli: Legends of the Jungle.

Perkenalkan Dina Sanichar, kisah Mowgli di dunia nyata, dan ia adalah inspirasi bagi Rudyard Kipling untuk menulis novelnya yang terkenal, The Jungle Book.

Kisah terkenal Kipling, yang kemudian diadaptasi menjadi beberapa film oleh Disney ini, berakhir dengan pesan yang menggembirakan tentang penemuan diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam, tapi berbeda dengan akhir yang cukup tragis bagi Dina Sanichar.

Jika kamu penasaran dengan Dina Sanichar: kisah Mowgli di dunia nyata ini, selengkapnya simak ulasannya berikut ini.

Kisah Mowgli di Dunia Nyata

Dina Sanichar: Kisah Mowgli di Dunia Nyata yang Menginspirasi The Jungle Book - dina sanichar
Image from Juicyapplenews

Kisah Mowgli di dunia nyata ini dimulai pada pertengahan tahun 1800-an, ketika ia masih kecil. Sekitar tahun 1867, sekelompok pemburu melacak serigala di hutan Uttar Pradesh, India.

Serigala itu membawa para pemburu ke sebuah gua kecil, dan yang mengejutkan pada pemburu itu menemukan seorang anak laki-laki telanjang yang meringkut di sudut gua.

Setelah menyadari ada anak kecil di gua tersebut, mereka mencoba untuk berkomunikasi bocah itu, namun mereka menyadari bahwa dia tidak dapat menjawabnya, juga tampaknya tidak memahami pertanyaan mereka.

Dengan momen-momen yang berlalu para pemburu itu segera menyadari lebih jelas bahwa itu adalah anak liar, dan jelas bahwa serigala membesarkan bocah itu.

Namun Sanichar bukanlah anak liar yang pertama, saat itu anak-anak liar merupakan hal yang umum di India, termasuk anak-anak macan kumbang, anak-anak ayam, anak-anak anjing dan bahkan anak-anak kijang.

Ciri umum yang melekat pada mereka adalah ketidakmampuan mereka untuk berjalan dengan dua kaki. Hampir selalu mereka berjalan dengan merangkak dan berjuang untuk berjalan dengan benar.

Para pemburu yang menemukan Sanichar tersebut membawanya kembali ke desa asal pemburu itu, dan mereka ‘memamerkannya’ kepada penduduk setempat, lalu menyerahkannya ke Panti Asuhan Misi Sikandra di kota Agra.

Karena ia tidak memiliki nama, para misionaris memberinya nama, dan Dina Sanichar adalah nama yang mereka berikan padanya, yang diambil dari Bahasa Hindi yang berarti hari Sabtu di mana itu hari ia tiba di sana.

Berjuang Menyesuaikan Diri dengan Dunia “Beradab”

Dina Sanichar: Kisah Mowgli di Dunia Nyata yang Menginspirasi The Jungle Book - Dina Sanichar the Indian Boy Raised by Wolves
Image from Somnio360

Selama tinggal di Panti Asuhan Misi Sikandra, Dina Sanichar diberi nama kedua: “Anak Serigala”. Para misionaris menganggap nama itu cocok untuknya karena mereka percaya bahwa ia dibesarkan oleh binatang buas dan tidak pernah mengalami kontak dengan manusia dalam hidupnya.

Namun, Dina Sanichar menghadapi banyak kesulitan dalam beradaptasi dengan dunia yang “beradab”. Dia lebih suka makan daging mentah dan kesulitan berdiri dengan dua kaki. Dia juga mengeluarkan suara yang mirip dengan serigala dan berjalan dengan merangkak.

Dikutip dari laman All that Interesting, dari tulisan berjudul The Short, Sad Life Of Dina Sanichar, The Feral Boy Who May Have Inspired ‘The Jungle Book’, Erhardt Lewis, seoran pengawas panti asuhan pernah menulis surat kepada seorang kolega yang jauh;

“Sebelum ia makan atau mencicipi makanan, ia mencium baunya terlebih dahulu dan jika ia tidak menyukai baunya pada akhirnya makanan itu akan dibuangnya.”

Selama di panti asuhan, berkomunikasi dengannya adalah hal yang sangat sulit dilakukan, karena dua alasan. Pertama, ia tidak berbicara dalam Bahasa yang sama dengan para misionaris yang merawatnya, dan setiap kali ia mengekpresikan dirinya, ia akan menggeram atau melolong seperti serigala.

Alasan kedua adalah, ia juga tidak mengerti isyarat. Orang-orang yang tidak berbicara bahasa yang sama biasanya bisa saling memahami satu sama lain hanya dengan menunjuk berbagai benda dengan jari atau gerakan-gerakan lainnya, tetapi karena serigala tidak menunjuk, maka isyarat universal tidak ada artinya bagi Sanichar ini.

Kisah Mowgli di dunia nyata ini tidak semanis yang digambarkan di film, walau ia telah lama dirawat di panti asuhan, dan telah belajar untuk memahami para misionaris, ia tidak pernah bisa atau belajar untuk berbicara dalam bahasa mereka.

Mungkin ini karena suara-suara dan ucapan manusia terlalu asing baginya, namun ia sedikit berubah dengan mulai berperilaku seperti manusia, belajar berjalan dengan tegap hingga sifat lainnya: merokok.

Kisah Mogli di dunia nyata itu berakhir karena kebiasaan merokoknya yang brutal, yang meninggal karena TBC pada tahun 1895 di usia 34 tahun.

Dia mungkin menjadi inspirasi bagi karakter Mowgli dalam The Jungle Book karya Rudyard Kipling, sebuah novel yang bercerita tentang seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orangtuanya dan dibesarkan oleh serigala.

Namun, tidak seperti Mowgli, yang belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain dan keharmonisan antara peradaban manusia dan alam, Dina Sanichar tidak pernah sepenuhnya bergabung kembali dengan masyarakat manusia.

Itulah dia ulasan tentang Dina Sanichar: kisah Mowgli di dunia nyata, dan ini adalah contoh yang menarik tentang bagaimana alam dan budaya dapat saling mempengaruhi satu sama lain dengan cara yang berbeda.

Hal ini juga menunjukkan betapa sulitnya bagi manusia untuk mengatasi naluri hewani mereka dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Dina Sanichar mungkin adalah Mowgli dalam kehidupan nyata, tetapi dia juga memiliki perjalanannya sendiri yang unik.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel