Sediksi.com – Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali menuntut kita untuk mencintai dengan cara yang riuh dan penuh tuntutan, ada pesan-pesan cinta Rabiah Al-Adawiyahyang terjalin dalam kesederhanaan dan ketulusan hati.
Pesan-pesan cinta Rabiah Al-Adawiyah ini bukanlah sekadar kata-kata, tapi juga perwujudan dari sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. Pesan ini datang dari seorang wanita yang hidup di Basrah pada abad ke-8, Rabiah Al Adawiyah, seorang sufi yang mengajarkan cinta dalam diam kepada Sang Pencipta.
Dalam artikel ini Sediksi akan menulusuri kisah dan pesan-pesan cinta Rabiah Al Adawiyah, untuk tau selengkapnya, simak ulasannya di bawah ini.
Kisah Rabiah Al-Adawiyah
Dalam dunia tasawuf, sosok Rabiah Al-Adawiyah sudah tak asing lagi, ia dikenal sebagai sufi pembawa ‘agama cinta’ dan seorang yang tidak menikah seumur hidupnya karena kecintaannya pada sang pencipta, Allah SWT.
Disebutkan dalam buku Dari Penakluk Jerusalem Hingga Angka Nol: Khazanah Orang Besar Islam karya RA Gunadi dan MShoelhi, Rabiah Al-Adawiyah diperkirakan lahir antara tahun 713-717 M di Basrah, atau yang sekarang dikenal dengan nama Irak.
Dikatakan pula bahwa kedua orang tuanya telah tiada ketika ia masih kecil dan ketiga kakaknya juga meninggal waktu wabah kelaparan melanda Basrah.
Oleh karena itu, sedari kecil ia terpaksa harus hidup mandiri dan terasing. Ia pernah menjadi budak dan ketika ia bebas, Rabiah memutuskan untuk menjalani hidup di tempat sunyi untuk bermeditasi.
Harta yang dipunyainya waktu itu hanya tikar lusuh, sebuah periuk dari tanah dan beberapa batu-bata saja. Walaupun begitu, ia terus mengabdikan seluruh hidupnya pada Allah SWT, setiap waktu ia habiskan untuk berdoa dan berzikir. Jadi hidupnya hanya ia tujukan padkehidupan akhirat dan seperti mengabaikan urusan dunianya.
Pesan-Pesan Cinta Rabiah Al-Adawiyah
Seperti yang telah disebutkan di atas tadi, Kecintaannya pada Allah SWT, membuatnya memilih untuk melajang seumur hidupnya. Sufisme Rabiah Al-Adawiyah telah mencapai mahabbattullah yang artinya cinta kepada Allah, dan konsep ini yang membuatnya menjadi pembawa ‘agama cinta’.
Selain dikenal sebagai perempuan sufi yang tidak hanya mencintai Allah dengan sepenuh hatinya, Rabiah Al-Adawiyah juga menginspirasi banyak orang melalui syair dan ucapan-ucapannya yang mendalam.
Pesan-pesan cinta Rabiah AL-Adawiyah adalah sebuah pesan cinta yang tidak mengharap balasan, cinta yang murni dan tidak terikat oleh keinginan duniawi. Dalam salah satu syairnya, Rabiah berkata;
“Aku mencintai-Mu dengan dua macam Cinta, Cinta rindu dan Cinta karena Engkau layak dicinta.
Dengan Cinta rindu, kusibukkan diriku dengan mengingat-ingat-Mu selalu, dan bukan selain-Mu.
Sedang Cinta karena Engkau layak dicinta, di sanalah Kau menyingkap hijab-Mu, agar aku dapat memandang-Mu.
Namun, taka da pujian dalam ini atau itu, segala pujian hanya untuk-Mu dalam ini atau itu.”
Pesan ini menggambarkan dua dimensi cinta; satu yang bersifat pribadi dan satu lagi yang transenden, yang melampaui batas ego dan mengarah pada pengenalan yang lebih dalam terhadap Sang Pencipta.
Rabiah juga dikenal dengan sikap zuhudnya, di mana ia menolak segala bentuk kemewahan dan kekayaan demi menjaga kemurnian cintanya kepada Allah. Ia bahkan pernah berkata;
“Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut pada api neraka maka masukkan aku di dalamnya! Dan jika aku menyembah-Mu karena tamak kepada surga-Mu, maka haramkanlah aku daripadanya!
Tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau, janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang Abadi kepadaku.”
Dari segelintir pesan-pesan cinta Rabiah Al-Adawiyah Ini menunjukkan bahwa cintanya kepada Allah tidak didasari oleh rasa takut atau keinginan untuk mendapatkan pahala, melainkan karena Allah memang layak dicintai.
Itulah dia ulasan tentang pesan-pesan cinta Rabiah Al-Adawiyah, tentu makna dan pesan tersebut adalah warisan spiritual yang berharga. Ia mengajarkan kita untuk mencintai dengan cara yang lebih murni dan tidak terikat oleh harapan atau ketakutan.
Dalam dunia yang sering kali membuat kita lupa akan esensi cinta sejati, pesan-pesan Rabiah menjadi pengingat bahwa cinta yang tulus adalah cinta yang tidak meminta, cinta yang memberi tanpa mengharapkan kembali.
Itulah cinta yang abadi, cinta yang dapat membawa kita lebih dekat kepada kebenaran dan keindahan yang hakiki.