Pemilihan pemeran Astrid How to Train Your Dragon live action menuai kontroversi. Pasalnya, secara visual, Nico Parker dinilai tak mewakili karakter Astrid Hofferson.
Astrid Hofferson adalah salah satu karakter utama dalam seri animasi How to Train Your Dragon. Sebagai seorang pejuang Viking yang tangguh, Astrid dikenal karena keberaniannya, keterampilan tempurnya, dan akhirnya menjadi pasangan Hiccup.
Dalam versi animasi asli yang dirilis pada tahun 2010, Astrid digambarkan sebagai seorang Viking berkulit putih dengan rambut pirang dan mata hijau. Suara Astrid diisi oleh America Ferrera, yang membantu membentuk karakternya sebagai tokoh yang kuat, cerdas, dan bersemangat.
Namun, dalam adaptasi live-action yang akan datang, Astrid akan diperankan oleh Nico Parker, seorang aktris muda berkulit hitam yang sebelumnya dikenal melalui perannya sebagai Sarah Miller di serial HBO, The Last of Us.
Perubahan penampilan Astrid ini telah memicu perdebatan di antara para penggemar, mengingat versi animasi Astrid sangat berbeda dari versi Parker.
Pemilihan Nico Parker Sebagai Astrid How to Train Your Dragon Live Action
Dean DeBlois, sutradara adaptasi live-action ini, merespons kritik ini. Menurut DeBlois, pemilihan Nico Parker bukan didasarkan pada tampilan fisik semata, melainkan lebih pada kemampuan aktingnya dan bagaimana Parker dapat menangkap jiwa dan karakter Astrid.
Dalam sebuah postingan di Instagram, DeBlois menjelaskan bahwa:
“Kami melakukan audisi untuk banyak aktor, termasuk mereka yang mirip dengan versi animasi. Tapi kami memilih aktor yang paling cocok mewakili semangat karakter. Suku dalam versi ini terdiri dari keturunan pejuang naga terbaik dari seluruh dunia yang pernah dikunjungi oleh bangsa Viking. Jadi, Astrid yang berkulit hitam tidak mengganggu narasi atau keaslian cerita.”
DeBlois dan timnya tidak berniat membuat ulang film secara identik, melainkan ingin memperdalam dan memperkaya cerita yang sudah ada.
Meski Parker memiliki rambut gelap dan mata coklat, karakterisasi Astrid yang penuh energi, percaya diri, dan pemberani tetap menjadi fokus utama. Parker diharapkan mampu menangkap semangat muda Astrid yang dikenal penuh dengan semangat juang dan kecerdikan.
Meskipun trailer pertama untuk adaptasi live-action ini belum menampilkan Astrid, Parker terlihat dalam video di balik layar yang dirilis sebelumnya.
Dalam video tersebut, ia tampak mengenakan pakaian bergaya Viking yang mengingatkan pada kostum Astrid dalam versi animasi. Parker juga terlihat melakukan adegan aksi yang menekankan sisi pejuang Astrid, membuktikan bahwa ia siap untuk membawa karakter ini ke layar lebar.
Respon Fans dan Tuduhan “Woke”
Pemilihan Nico Parker sebagai Astrid memicu perdebatan, dengan beberapa pihak menuduh film ini mengikuti agenda “woke” karena melakukan perubahan ras pada karakter yang sudah dikenal.
Sejumlah pihak menilai ini merupakan tindakan yang tak perlu. Salah satunya datang dari Mark Kern, CEO & Desainer, yang juga mantan pemimpin tim untuk game World of Warcraft serta produser Diablo 2 dan Starcraft, ikut berkomentar di Twitter.
Kern menyebut bahwa pemilihan Nico Parker sebagai Astrid mencerminkan tren di industri hiburan dan game yang dianggapnya terlalu “woke”.
Menurutnya, tren ini telah memengaruhi banyak franchise, termasuk game seperti Assassin’s Creed Shadows, yang dianggap terlalu mengikuti agenda keberagaman sehingga mengubah tampilan dan karakterisasi tokoh-tokoh yang sudah dikenal.
Astrid di versi animasi memang digambarkan sebagai wanita Viking berambut pirang dan berkulit putih, sehingga beberapa penggemar merasa ada jarak antara interpretasi asli dengan versi live-action.
Yang Diharapkan dari Astrid
Para penggemar mungkin masih menunggu lebih banyak cuplikan yang menampilkan Astrid di film ini, namun jelas bahwa DeBlois ingin adaptasi live-action How to Train Your Dragon memberikan interpretasi yang segar dan berani terhadap karakter-karakter yang sudah dikenal.
Nico Parker diharapkan akan membawa semangat baru yang tetap setia pada hati dan jiwa Astrid: seorang pejuang yang cerdas, kuat, dan penuh determinasi.
Dengan fokus yang besar pada kemampuan akting dan kedalaman karakter, tim kreatif tampaknya yakin bahwa Parker adalah pilihan yang tepat untuk peran ini, meskipun ada perubahan visual yang signifikan.
Di titik ini, kita juga perlu menyadari bahwa sejak franchise film ini, karakter Astrid mengalami banyak perdebatan. Sebelumnya, di versi animasi, dari segi audio, pengisi suara Astrid merupakan seorang perempuan Latin. Dan kali ini, dari segi visual, yang mana diperankan oleh kulit berwarna.
Ini juga seharusnya memantik diskusi lebih lanjut terkait bagaimana mendudukkan “politically correct” dalam karya, dan mungkin juga dalam lingkup yang lebih luas.
Kalau menurutmu, bagaimana?