Akankah Dunia Berakhir pada 2026? Ini Penjelasan Ilmuwan yang Mengklaimnya

Akankah Dunia Berakhir pada 2026? Ini Penjelasan Ilmuwan yang Mengklaimnya

Dunia Berakhir pada 2026

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Bencana besar atau kiamat adalah salah satu topik yang selalu menarik perhatian banyak orang. Apalagi jika ada ilmuwan yang mengklaim bahwa dunia berakhir pada 2026, ya sebentar lagi dong?.

Namun pertanyaannya, karena apa kok bisa dunia berakhir pada 2026, apakah karena perang nuklir? Bencana alam karena perubahan iklim? Robot maupun AI menyerang balik manusia? Atau mungkin serangan zombie apokaliptik seperti yang ada di film-film?

Dari banyak kemungkinan, seorang fisikawan dan profesor Austria-Amerika di University of Illinois, bernama Heinz von Foerster mengatakan bahwa dunia akan kiamat akibat terlalu banyak manusia.

Penasaran tentang teorinya bagaimana dunia berakhir pada 2026? Selengkapnya telah Sediksi rangkum di bawah ini, jadi simak sampai selesai.

Akankah Dunia Berakhir pada 2026?

Akankah Dunia Berakhir pada 2026? Ini Penjelasan Ilmuwan yang Mengklaimnya - Heinz Von Foerster
Image from Psicoactiva

Sebelum lebih jauh membicarakan teori dari von Foerster itu, mari kita kenalan dahulu dengannya. Lahir di Eina, Astria pada tahun 1911, von Foerster meraih gelar doktor dalam bidang fisika pada tahun 1944, saat ia berumur 33 tahun.

Ia menetap di Amerika Serikat pasca Perang Dunia II, lalu, singkat cerita ia memenangkan Guggenheim Felloship, menerbitkan sejumlah makalah, mengembahkan ketertarikannya pada sibernetika dan membuat kemajuan dalam komunitas akademis.

Foerster inilah yang mendirikan Laboratorium Komputer Biologi (BCL) di Universitas Illinois pada tahun 1958 untuk mempelajari prinsip komputasi pada organisme hidup.

Baiklah, itu dia singkat cerita perkenalan tentang Heinz von Foerster, lalu apa yang dikatakan oleh orang pintar ini tentang kiamat atau akhir dunia?

Mengutip dari laman Grunge, dari tulisan berjudul Why 2026 Will Be The End Of World, According To This Scientist, dengan asumsi kita tidak meledakkan diri dan persedian makanan kita tetap utuh, von Foerster mengeluarkan pensil dan pada tahun 1960 menghitung bahwa umat manusia akan “terjepit sampai mati” pada tahun 2026.

Dan itulah kenapa menurutnya dunia berakhir pada 2026. Manusia akan berkembang biak hingga pada batasnya tidak bisa punya tempat lagi.

Sejalan dengan itu, mengutip dari laman Time, dari tulisan berjudul Science: Doomsday in 2026 A.D. bahwa sejak zaman Malthus (1766-`834, ia telah memperingatkan bahwa jika umat manusia tidak berhenti bereproduksi begitu cepat, bencana itu akan terjadi.

Malthus juga mengatakan bahwa akhirnya manusia akan berkembang biak melebihi pasokan makanan tersedia, atau yang bisa diproduksi.

Namun dari apa yang diperhutungkan oleh von Foerster tanpa ada gangguan lain, karena produksi makanan di masa depan akan semakin lebih modern dan lebih maju, atau gangguan akan perang nuklir. Ia hanya memperhitungkan laju pertumbuhan saja.

Melihat Fakta

Kita sudah memasuki tahun 2024, dan tinggal 2 tahun lagi dari apa yang diprediksi oleh von Foerster pada tahun 1960 dulu.

Sebenarnya sulit untuk mempercayai, dengan fakta bahwa manusia saat ini memiliki laju pertumbuhan yang masih cukup berimbang, walau sepertinya memang agak mengkhawatirkan.

Laju pertumbuhan jumlah manusia memang telah meroket sepanjang abad ke-20 dari yang sebelumnya 3 miliar pada tahun 1960 – saat von Foerster mengemukakan teorinya ini – dan sekarang telah menjadi 8 miliar, yang artinya hampir tiga kali lipatnya dalam 64 tahun terakhir.

Jika melihat lebih jaiuh lagi, jumlah manusia pada seribu tahun yang lalu hanya ada sekitar 270-an juta manusia yang hidup. Itu berarti populasi manusia tidak hanya meningkat, tapi meningkat dengan sangat pesat.

Ya memang ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa tingkat kelangsungan hidup manusia saat ini lebih tingi, dan pada tahun 2050 nanti, jumlah manusia akan mencapai 10 miliar.

Seperti apa yang dikatakan oleh von Foerster, tentang ini adalah terlalu banyak manusia yang berhubungan seks – walau itu memang kebutuhan dasar – dan menghasilkan terlalu banyak bayi yang akan tumbuh untuk mengulanginya sekali lagi.

Oiya, yang menarik dari apa yang dikatakan oleh von Foerster, ia merupakan seorang ayah yang dikaruniai 3 orang anak, yang berarti ia juga menyumbang dari apa yang diperhitungkannya.

Itulah dia ulasan tentang akankah dunia berakhir pada 2026. Nah, apakah prediksi ini benar-benar akan terwujud? Ataukah ini hanya merupakan imajinasi belaka yang tidak perlu dikhawatirkan?

Tentu saja, kita tidak dapat mengetahui jawabannya dengan pasti. Yang kita dapat lakukan adalah berusaha untuk menjaga dan merawat Bumi sebagai rumah kita bersama, dan berharap bahwa dunia akan tetap berlanjut untuk generasi-generasi mendatang.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel