Sediksi.com – Aktivitas pertambangan sering menimbulkan masalah bahkan setelah tidak beraktivitas atau telah ditinggalkan. Salah satu dampak yang merugikan lingkungan adalah terciptanya air asam tambang.
Lalu apa itu air asam tambang? Ini terjadi Ketika sulfida besi digali dari aktivitas pertambangan lalu berinteraksi dengan air dan udara dan teroksidasi.
Proses tersebut menciptakan asam sulfat, asam yang sangat korosif yang mampu menghancurkan batuan di sekitarnya, yang dapat menyebabkan masuknya logam beracun dan akhirnya larut dalam air.
Dalam artikel ini, Sediksi akan mencoba menjelaskan secara lengkap mengenai apa itu air asam tambang, mulai dari definisi, penyebab hingga contohnya. Simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu Air Asam Tambang?
Membahas kembali, apa itu air asam tambang, mengacu pada air asam yang terbentuk ketika air permukaan – dapat berarti seperti air hujan, pencairan salju, air kolam, dll – dan udara terkena besi sulfida, biasanya pirit, yang merupakan limbah padat dari penambangan batu bara.
Proses ini menghasilkan asam sulfat, asam yang sangat korosif yang mampu merusak batuan sekitarnya, yang dapat menyebabkan logam beracun masuk dan larut ke dalam air.
Sampel air yang terbaca di bawah pH 7 itu dianggap sebagai asam, dan semakin asam, maka akan semakin cepat dapat mengikis batuan dan bahan lainnya. US Geological Survey (USGS) telah mencatat beberapa air asam tambang dengan pH serendah antara 2,5 dan 4.
Reaksi kimia membentuk asal sulfat dan besi terlarut, yang Sebagian atau seluruhnya dapat terpisah membentuk sedimen berwarna karat yang terlihat di dasar sungai yang tercemar. Limpasan asam ini melarutkan logam berat seperti tembaga dan merkuri ke dalam tanah atau air permukaan.
Memang beberapa ada tempat di mana aliran air asam dapat terjadi secara alami, seperti di Taman Nasional Yellowstone, tetapi sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas pertambangan.
Dampak Terhadap Lingkungan
Air asam tambang terutama terjadi di tempat penambangan dilakukan untuk mengekstraksi batu bara atau logam dari batuan yang mengandung sulfur.
Perak, emas, tembaga, seng, dan timah sering ditemukan berhubungan dengan sulfat logam, sehingga ekstraksinya dapat menyebabkan air asam tambang.
Sedangkan logam berat yang dihasilkan oleh air asam tambang ini tidak akan dapat terurai secara biologis, yang berarti logam berat tersebut akan terus terakumulasi di dalam tubuh makhluk hidup ketika mereka bergerak ke atas rantai makanan.
Nah, dari penjelasan apa itu air asam tambang di atas, sudah jelas bahwa ini akan menimbulkan masalah lingkungan yang terkait dengan pencemaran air ini berpotensi mempengaruhi manusia, satwa liar, dan semua yang ada di antaranya.
Masalah lingkungan yang terkait dengan air asam tambang ini adalah:
Pencemaran air minum
Air asam yang mengandung logam beracun dapat mencemari sumber air minum bagi manusia dan hewan. Logam beracun ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti keracunan, kanker, gangguan saraf, dan kerusakan organ.
Erosi tanah
Air asam yang mengalir di permukaan tanah dapat merusak struktur dan kesuburan tanah, sehingga mengurangi produktivitas pertanian dan keanekaragaman hayati.
Kerusakan infrastruktur
Air asam yang bersentuhan dengan jembatan, pipa, rel kereta api, dan bangunan lainnya dapat menyebabkan korosi dan keretakan, yang dapat menimbulkan bahaya dan biaya perbaikan yang tinggi.
Kematian biota air
Jelas jika ini masuk ke sungai, danau, atau laut, maka akan meracuni makhluk hidup yang ada di dalamnya, seperti ikan, udang, kepiting, kerang, dan terumbu karang. Air asam juga dapat mengubah keseimbangan kimia dan biologis dari ekosistem air, sehingga mengganggu rantai makanan dan siklus hidup.
Untuk mengetahui lebih jauh, bagaimana dampak dari air asam tambang ini sangat berbahaya dan merugikan, yakni ada salah satu kecelakaan yang paling terkenal terkait dengan air asam tambang terjadi di tambang Los Frailes di Aznalcóllar, Spanyol, pada tahun 1998.
Ketika bendungan yang jebol melepaskan 4-5 juta meter kubik lumpur pirit yang mengandung kadar besi dan belerang yang berlebihan serta tembaga, seng, timbal, dan perak, ke dalam Lembah Sungai Agrio.
Ribuan hektar lahan pertanian dibanjiri air beracun dan lumpur ketika Sungai Agrio naik setinggi 3 meter (9,8 kaki), nyaris menenggelamkan salah satu lahan basah terpenting di Eropa di Taman Nasional Doñana. Operasi pembersihan ini memakan waktu tiga tahun dan menghabiskan biaya hampir $269 juta.
Cara Mengatasi Air asam tambang
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengatasi air asam tambang, baik dengan mencegah, mengurangi, atau menetralkan air asam yang dihasilkan.
Seperti menambahkan kapur atau bahan alkali lainnya ke lahan yang terkontaminasi untuk menetralkan keasaman. Sistem pengolahan pasif, di mana air mengalir secara alami, hanya memerlukan sedikit atau bahkan tidak memerlukan operasi atau pemeliharaan; dalam kasus yang lebih kompleks, sistem aktif yang memerlukan operasi dan pemeliharaan rutin dapat digunakan.
Bisa juga dengan cara yang tradisional, yakni air asam tambang diolah dengan mengumpulkan tumpahannya di kolam retensi atau instalasi pengolahan dan menambahkan bahan kimia yang menetralkan keasaman, sehingga menyebabkan logam terlarut mengendap dari air yang terkontaminasi dan membentuk padatan.
Lalu dengan pendekatan modern, pada tahun 2020, para ilmuwan dari Penn State mengembangkan proses pengolahan dua tahap yang memungkinkan mereka untuk memulihkan konsentrasi yang lebih tinggi dari elemen tanah jarang yang kritis dari air asam tambang.
Dengan cara menambahkan karbon dioksida ke dalam air buangan, proses ini menciptakan reaksi kimia yang membentuk mineral padat yang disebut karbonat.
Karbonat ekstra ini kemudian berikatan dengan elemen-elemen tanah dan mengendap dari air pada tingkat pH rendah. Dengan menggunakan proses baru ini, para peneliti dapat memulihkan lebih dari 90% aluminium dan 85% elemen tanah jarang, dibandingkan dengan metode tradisional, yang hanya mengendapkan 70% elemen yang sama.