Apa itu Rasisme Lingkungan? Sebuah Ketidakadilan pada Kaum Tertentu

Apa itu Rasisme Lingkungan? Sebuah Ketidakadilan pada Kaum Tertentu

Apa itu Rasisme Lingkungan

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pernah dengar atau baca berita kalau tambang, ekspor sampah, hingga polusi dari industri yang semuanya itu merusak lingkungan dibebankan di negara berkembang, utamanya dari ras non-kulit putih.

Itu adalah sebuah fenomena yang dinamakan rasisme lingkungan. Apa itu rasisme lingkungan? Seperti yang dicontohkan di atas tadi, yakni suatu bentuk rasisme sistemik di mana komunitas kulit berwarna secara tidak proporsional dibebani dengan bahaya kesehatan.

Bahaya Kesehatan ini mereka terima biasanya melalui kebijakan dan praktik yang memaksa mereka – ras non-kulit putih – untuk hidup dekat dengan sumber limbah beracun seperti tambang, tempat pembuangan sampah, pembangkit listrik, hingga industri yang menghasilkan polusi udara.

Penasaran penjelasan lengkap mengenai apa itu rasisme lingkungan ini? Bagaimana sejarahnya, siapa yang menciptakan istilah ini, dan apa saja dampaknya, semua akan dibahas lengkap dalam ulasan kali ini.

Apa itu Rasisme Lingkungan?

Apa itu Rasisme Lingkungan? Sebuah Ketidakadilan pada Kaum Tertentu - Rasisme Lingkungan
Image from Reuters/Damir Sagolj

Secara sederhana, seperti yang telah dijelaskan singkat di atas, apa itu rasisme lingkungan adalah istilah yang menggambarkan dampak lingkungan yang tidak seimbang pada orang-orang berkulit berwarna.

Rasisme lingkungan mencakup berbagai macam masalah dan diskriminasi lingkungan yang masih berlangsung hingga saat ini.

Contoh-contoh rasisme lingkungan bisa sangat terkenal, seperti krisis air di Flint, Michigan. Namun, banyak kasus yang tidak begitu dikenal dan kadang-kadang tidak dikaitkan dengan rasisme, seperti kematian akibat panas yang tidak seimbang.

Gerakan keadilan lingkungan adalah gerakan melawan rasisme lingkungan, yang berfokus pada meminimalkan dampak lingkungan pada semua orang, mendorong kebijakan dan pembuatan undang-undang lingkungan yang lebih adil, dan memberikan perlindungan lebih besar bagi komunitas BIPOC (Black, Indigenous, and People of Color).

Pengakuan Awal tentang Rasisme Lingkungan

Sudah jelas kan tentang apa itu rasisme lingkungan dari penjelasan di atas? Tapi masih penasaran gak tentang asal frasa ini? Simak penjelasannya berikut.

kebanyakan penelitian menganggap bahwa frasa “rasisme lingkungan” mulai digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Kemudian pada tahun 1980-an, definisinya menjadi lebih luas digunakan dan diketahui.

Namun, kita tahu berdasarkan sejarah panjang negara ini dalam menormalisasi konsep dan keyakinan rasis bahwa rasisme lingkungan sudah ada jauh sebelum itu, sebelum pernah secara resmi didefinisikan.

Penduduk asli justru menjadi kaum yang sering menderita rasisme lingkungan. Di AS, komunitas penduduk asli Amerika terus menjadi sasaran sejumlah besar limbah nuklir dan berbahaya lainnya, karena perusahaan mengambil keuntungan dari undang-undang pertanahan yang lebih lemah.

Yang mana pemerintah federal memegang tanah dalam “kepercayaan” atas nama suku-suku, puluhan tahun penambangan uranium di tanah Novajo New Mexico telah menyebabkan masalah lama di masyarakat.

Pada tahun 1951 hingga 1971, Layanan Kesehatan Masyarakat AS melakukan eksperimen medis manusia besar-besaran pada 4.000 penambang uranium Novajo, yang memungkinkan mereka untuk bekerja tanpa memberi tahu mereka tentang efek radiasi. Efeknya dapat diprediksi: peningkatan kadar kanker paru-paru dan penyakit lain dari menghirup radon.

Pencemaran Udara

Dari data yang dirilis oleh Our World in Data pencemaran udara adalah salah satu faktor risiko utama untuk kematian dan bertanggung jawab atas lebih dari 11% kematian di seluruh dunia.

Meskipun tingkat emisi polusi dan tingkat kematian telah menurun, paparan terhadap pencemaran udara ambien terus meningkatkan risiko penyakit.

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa komunitas BIPOC menghirup lebih banyak polusi udara daripada komunitas kulit putih.

Sebuah penelitian dengan judul PM2.5 polluters disproportionately and systemically affect people of color in the United States pada 2021 menunjukkan bahwa orang-orang kulit hitam, Hispanik, dan Asia di AS terpapar tingkat polusi udara partikulat halus (PM2.5) yang lebih tinggi dari rata-rata, sedangkan orang-orang kulit putih terpapar tingkat yang lebih rendah dari rata-rata.

Hasil ini sejalan dengan penelitian The burden of air pollution: impacks among racial minorities pada tahun 2001 yang menunjukkan peningkatan tingkat masuk rumah sakit yang terkait dengan polusi udara untuk orang-orang non-kulit putih dibandingkan dengan populasi kulit putih.

Selain itu, laporan tahun 2013 menunjukkan bahwa stres psikososial akibat rasisme dapat memperburuk dampak yang disebabkan oleh udara yang tercemar.

Redlining dan Kematian Akibat Panas

Redlining adalah praktik diskriminatif yang membatasi di mana orang-orang dapat membeli rumah berdasarkan ras mereka. Secara historis, redlining secara khusus mendiskriminasi komunitas kulit hitam dan Yahudi.

Rata-rata, lingkungan yang terkena redlining dapat mencatat suhu hingga 7oC lebih tinggi daripada lingkungan yang tidak terkena redlining. Berkontribusi pada perbedaan suhu ini, daerah yang terkena redlining kurang mungkin mendapatkan pendanaan untuk proyek lingkungan.

Sementara lingkungan yang dianggap berisiko rendah menerima investasi lahan yang lebih besar untuk taman dan pohon, lingkungan redlined cenderung tidak memiliki tutupan pohon yang memadai. Kurangnya ruang hijau meningkatkan indeks panas di lingkungan ini dan, sebagai hasilnya, berdampak pada kualitas udara.

Lalu mengenai panas ekstrem juga merupakan penyebab utama kematian dini terkait cuaca. Lalu kenapa ini menjadi isu rasisme lingkungan? Cuaca panas kan tidak kenal dengan ras, siapapun bisa terdampak?

Nah, menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), di Amerika sana, laki-laki pribumi di atas usia 6 tahun berada pada resiko terbesar kematian terkait panas, dengan laki-laki kulit hitam berada di urutan kedua.

Kesimpulan ini disebabkan oleh kurangnya akses ke perawatan kesehatan, lebih sedikit ruang hijau, dan lebih banyak permukaan penyerap panas.

Masalah Lain

Dari dua pembahasan mengenai polusi udara, hingga redlining dan kematian akibat panas tentu sudah menggambarkan apa itu rasisme lingkungan secara keseluruhan.

Namun, sayangnya masih banyak masalah lingkungan lain yang juga termasuk rasisme lingkungan ini, hampir semua masalah lingkungan diantaranya sangat merugikan golongan dari non-kulit putih.

Misalnya masalah pembuangan limbah beracun, pada tahun 1987, United Church of Christ’s Commission for Racial Justice menemukan bahwa 60% orang Amerika kulit hitam dan Hispanik tinggal di daerah yang dianggap sebagai tempat limbah beracun.

Ketika mereka meninjau kembali penelitian tersebut 20 tahun kemudian, justru mereka menemukan jumlahnya kemungkinan lebih besar dan bahwa komunitas kulit berwarna merupakan mayoritas populasi dalam jarak 3,3 km dari fasilitas limbah beracun.

Dalam kasus di negara lain khususnya pada negara berkembang juga banyak ditemukan praktik seperti ini, limbah hadil industri, tanpa pengawasan ketat sering dibuang tidak jauh dari pemukiman penduduk.

Itulah dia ulasan mengenai apa itu rasisme lingkungan, ini adalah adalah istilah yang menggambarkan dampak lingkungan yang tidak seimbang pada orang-orang berkulit berwarna.

Ini merupakan masalah yang sangat serius hingga saat ini. Masyarakat dan pemerintah perlu Bersatu membuat gerakan dan kebijakan yang lebih hijau, dan memperhatikan keadilan dari seluruh golongan masyarakat termasuk kaum rentan.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel