Bekerja di Bidang yang Bukan Passion Tidak Selalu Buruk, Ini 3 Alasannya!

Bekerja di Bidang yang Bukan Passion Tidak Selalu Buruk, Ini 3 Alasannya!

girl-2771936_1280

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Kita mesti sudah sering menemukan ungkapan “jika kamu melakukan apa yang kamu sukai, kamu tidak akan pernah bekerja sehari pun dalam hidupmu.”

Entah ungkapan itu masih berlaku atau tidak di era sekarang, entah masih banyak yang betul-betul termotivasi oleh ungkapan tersebut dan berhasil membuktikannya, ada begitu banyak kemungkinan yang bisa muncul dari ungkapan tersebut.

Tapi yang pasti, hidup tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan. 

Mereka yang bekerja di bidang yang disukai pun punya kendalanya sendiri yang kita — orang-orang bekerja di bidang yang kurang disukai, barangkali sulit memahami kendala mereka secara personal.

Lalu untuk kita yang bekerja di bidang yang kurang disukai, masih juga ditambah kendala-kendala berkaitan dengan pekerjaan, harusnya bagaimana?

Sebenarnya, tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua kendala. Termasuk dalam masalah ini. 

Tapi dengan memahami apa yang sedang dialami, yang dianggap sebagai kendala, kita berada di jalur yang tepat untuk menemukan solusinya.

Apakah itu dengan keluar dari pekerjaan? Hakikatnya, Tidak juga.

Berikut ini 3 alasan yang bisa dipertimbangkan mengapa bekerja di bidang yang bukan passion tidak selalu buruk.

Salah memahami konsep “passion

Etimologi kata “passion” berasal dari bahasa Latin yang berarti “menderita”. 

Seiring berjalannya waktu, kita juga mengartikan kata tersebut untuk merujuk pada percintaan baik aspek romantismenya maupun seksual. 

Yang juga bisa digunakan untuk merujuk pada rasa antusiasme yang kuat terhadap sesuatu.

Baru-baru ini, “passion” mulai dipasarkan kepada kita sebagai sesuatu yang penting untuk kesuksesan karier.

Bahwa kalau kalian bekerja di bidang yang tidak sesuai “passion”, karier kalian menjadi tidak bermakna.

Padahal, pekerjaan kalian juga tidak akan membalas cinta kalian. Jadi, menjadi terikat secara emosional dengan karier kalian juga bukan pilihan yang cerdas.

Ditambah, meningkatnya angka layoff akhir-akhir ini yang sangat mungkin terjadi pada siapapun. Tidak peduli se-passionate apa karyawan tersebut pada pekerjaan tersebut, atau tidak sama sekali. 

Terkait hal ini, bisa jawab pertanyaan ini untuk diri kalian sendiri:

Kalau merasa tidak bekerja di bidang yang menjadi passion kalian, pahami kembali arti “passion” yang sebenarnya. Apa yang membuat kalian bertahan di tempat kerja sehingga bersedia sedikit menderita demi mendapatkan kesuksesan yang diharapkan?

Passion bukan untuk ditemukan

Terus, untuk diapakan?

Lebih tepatnya, ada banyak jalan atau cara untuk menemukan “passion”. Sangat mungkin, “passion” datang dengan sendirinya. 

Tapi juga tidak untuk ditunggu. Karena menunggu atau mengejar sampai momen pencerahan tiba juga sia-sia dan cenderung menguras energi semata.

Bagaimanapun, mengambil makna dari pekerjaan atau profesi itu pengalaman individu. Meskipun faktor eksternal tetap ada dan bisa memengaruhi.

Sehingga “passion” ini tidak bisa dibandingkan.

Daripada merasa rendah diri ketika bertemu dengan orang yang terlihat bekerja di bidang yang “passion” mereka, mungkin kesempatan ini bisa digunakan untuk mencari tahu bagaimana cara orang tersebut bisa berada di posisi tersebut.

Ada kemungkinan, orang-orang ini tidak akan membicarakan tentang “passion” seperti yang kalian harapkan. 

Justru mereka akan membahas tentang perilaku, tindakan, dan kebiasaan. Mereka akan berbicara tentang alur kerja dan bagaimana menikmati waktu-waktu kerja.

Nah, kalau kalian kebetulan bekerja di bidang yang disukai atau sudah mengidentifikasi hal apa yang kalian suka dari pekerjaan, pikirkan tentang tugas dan aktivitas yang kalian kerjakan dari hari ke hari.

Apa yang bagi kalian mudah dari pekerjaan tersebut? Aspek apa yang membuat kalian lebih baik dari kebanyakan orang? Hal apa yang kalian suka kerjakan?

Passion” tidak stabil

Seperti energi, “passion” bisa menurun, meningkat, dan berubah. Dia tidak stagnan. 

Bahkan, sangat mungkin untuk memiliki beberapa “passion” di waktu yang bersamaan. 

Jadi, sebaiknya tidak terlalu overthink tentang menemukan “passion”.

Selama ini di dunia profesional, kalian pasti sering melihat lowongan kerja atau bidang-bidang pekerjaan yang mengharuskan kandidat atau karyawan tersebut memiliki keahlian khusus. 

Tapi juga sering melihat jenis karyawan generalist yang dikenal memiliki pengetahuan luas dan pengalaman beragam.

Kalian bisa memilih salah satu dari dua ini, atau mungkin juga mengalami perubahan di waktu yang akan datang.

Karena pada dasarnya kehidupan manusia ini dinamis dan perubahan pasti terjadi juga pada akhirnya.

Tapi jika membicarakan masa yang akan datang terlalu abstrak dan sulit dibayangkan, maka pikirkan dulu soal hari ini.

Yang bisa dimulai dengan mengidentifikasi dan menulis hal-hal yang kalian nikmati dan bawa hal-hal ini ke pekerjaan kalian.

Overthink tentang passion ini bisa jadi sebuah siklus. Hari ini kalian baik-baik saja, besok kembali merasa negatif karena merasa tidak menemukan “passion” di posisi yang sekarang.

Ketika hal tersebut terjadi, kalian bisa ambil waktu untuk beristirahat. Agar kemudian bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan apa yang mestinya dilakukan selanjutnya. 

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel