Saat badai besar melanda tempat seperti Sumatera, tanah tidak selalu bisa menyerap air hujan dengan cepat. Air yang berlebih mengalir di permukaan tanah dan menyebabkan banjir.
Beberapa orang, mengatakan bahwa menanam lebih banyak pohon di perbukitan dan perdesaan bisa membantu. Bagaimana dengan perkotaan? Jelas bisa juga.
Pertanyaannya: bisakah pohon membantu mencegah banjir?
Penyebab banjir
Banjir terjadi ketika hujan turun lebih cepat daripada kemampuan tanah menyerap air. Kalau air tidak bisa masuk ke dalam tanah, ia mengalir di permukaan.
Aliran air yang cepat ini masuk ke sungai atau memenuhi saluran drainase, dan akhirnya semuanya berubah seperti kolam renang yang tidak diinginkan siapa pun.
Perubahan iklim membuat badai semakin besar. Tapi cara manusia mengubah permukaan tanah juga menjadi penyebab utama banjir yang makin sering terjadi. Persoalan deforestasi perlu kita amati betul-betul.
Baca Juga: 5 Dampak Deforestasi Terkait Banjir Besar
Alasan kota sering banjir

Kota itu seperti selimut besar yang kedap air. Jalan, trotoar, dan bangunan tidak bisa ditembus air. Jadi air hujan langsung mengalir ke selokan. Ketika selokan penuh, banjir pun muncul.
Untung kalau ada selokan, jika tidak ada, air mengalir tanpa saluran dan menyebar ke mana-mana. Jika air dalam jumlah super besar tak lagi tertampung, risiko banjir meningkat.
Awalnya, model komputer menunjukkan bahwa menanam banyak pohon di kota hanya akan mengurangi aliran air sedikit sekali. Tidak terlalu heroik, tetapi lebih baik daripada tidak sama sekali.
Penelitian baru di Inggris menemukan hal menarik dan mereka sedang melakukan uji coba. Pohon yang ditanam di lubang tanah kecil di pinggir jalan bisa menangkap lebih banyak air dari yang diperkirakan. Air dari trotoar mengalir ke lubang tanam mereka, lalu pohon membantu menyerapnya.
Ada juga sistem khusus yang disebut Sustainable Urban Drainage Systems. Sistem ini mengarahkan air hujan ke parit kecil, cekungan, atau lubang resapan agar air bisa meresap perlahan.
Pohon yang ditanam sebagai bagian dari sistem ini mungkin lebih efektif. Sayangnya, belum banyak penelitian untuk benar-benar mengukur manfaatnya.
Bagaimana dengan perdesaan?
Dulu, sebagian besar wilayah Indonesia ditutupi hutan. Bukan sekadar hutan biasa, tetapi hutan tropis dengan aneka ragam tanaman dan hewan.
Hutan membantu tanah menyerap air. Sekarang banyak hutan sudah diganti dengan lahan pertanian, perkebunan maupun permukiman. Jenis lahan ini tidak menyerap air sebaik hutan. Mesin berat dan hewan ternak membuat tanah semakin padat seperti bata basah, sehingga air sulit masuk.
Di perkotaan, persoalan jadi kian pelik karena jalan-jalan beton maupun aspal tak punya kemampuan menyerap air seperti tanah.
Menanam pohon kembali bisa membantu. Pohon menjatuhkan daun yang berubah menjadi tanah tebal seperti spons. Akar pohon menjalar di tanah dan membuat jalur kecil yang membantu air meresap. Akar yang lebih dalam juga membuat tanah lebih kering dan lebih mudah menyerap air.
Kedengarannya sempurna. Tapi tentu saja tidak sesederhana itu. Menanam pohon lebih banyak jelas bagus, tetapi kita berhadapan dengan tantangan lain.
Pertumbuhan penduduk yang masif akan membutuhkan pembukaan lahan yang besar pula. Menanam pohon untuk nantinya ditebang terdengar sia-sia, tetapi itu jadi jalan untuk mengarusutamakan lagi pentingnya tanah resapan.
Di samping itu, kita juga perlu membayangkan permukiman vertikal pula, walau ini masih terasa asing di Indonesia. Rumah, konon harus berdiri di atas tanah, bukan rumah lain.
Baca Juga: Bisakah Pohon Mencegah Banjir?
Apakah reforestasi bisa membantu?
Jelas!
Pertanyaannya, siapa yang bisa melakukannya?
Reforestasi butuh sumberdaya yang luar biasa besar. Selain dana, juga kemauan. Pemerintah tampaknya sulit mewujudkannya.
Sebuah studi di Wales menunjukkan bahwa menanam pohon di bekas padang rumput membuat tanah menyerap air sekitar 70 kali lebih cepat dalam tujuh tahun. Keren, tapi daerah yang diteliti kecil, dan Indonesia jelas berbeda dengan Wales.
Masalahnya, kita belum punya cukup data. Penelitian besar mahal, dan ilmuwan tidak bisa membuat percobaan yang sama persis karena setiap wilayah punya kondisi berbeda. Jenis tanah, kemiringan, dan posisi pohon semua memengaruhi hasil.
Menanam pohon lebih banyak adalah ide brilian, tetapi di mana?
Baca Juga: 5 Dampak Deforestasi Terkait Banjir Besar
Apakah menanam pohon mencegah banjir?

Tidak sendirian. Artinya, ia bukan solusi tunggal. Ada banyak hal lain yang bisa dilakukan, di antaranya:
- Menghentikan deforestasi
- Memulihkan lahan yang rusak
- Menanam pohon di lahan strategis
- Dst
Upaya mencegah banjir melibatkan banyak hal, tetapi muaranya satu: sistem pencegahan bencana yang bagus.
Di perkotaan, ada inisiatif menarik dari Australia untuk menghijaukan kota. Berkebalikan dengan transmigrasi, mereka menganjurkan agar kota dirancang agar memuat penduduk tanpa perlu mengganti fungsi lahan resapan.
Perhitungannya begini, membuka lahan juga butuh biaya besar. Setelah lahan dibuka, juga butuh duit buat membangun permukiman. Jika ada permukiman, tentu butuh jalan. Anggaran yang dibutuhkan jauh lebih besar ketimbang yang dibayangkan.
Mereka berpikir, kenapa tidak dialokasikan untuk mendesain permukiman yang ramah lingkungan yang biayanya tidak sebanyak membuka lahan?
Di saat yang sama, ide itu juga tetap mendudukkan tanah resapan sebagaimana fungsinya.
Di Indonesia, kita akan sering menjumpai permukiman baru dibuka di pinggir-pinggir kota yang sebelumnya merupakan tanah resapan.
Ada lebih banyak manfaat menanam pohon yang daftarnya sebanyak belanjaan bulanan. Kalau kita memahami manfaat pohon dengan lebih baik, kita bisa menggunakannya secara lebih cerdas. Pohon di kota bisa menambah ruang hijau. Pohon di pedesaan bisa membuat tanah lebih kuat dan tahan banjir. Pohon tidak bisa menghentikan semua banjir, tapi mereka bisa menjadi bagian dari solusi yang lebih baik dan lebih hijau.
Tantangannya pun demikian. Sayangnya, tak tampak kemauan untuk mengatasinya.
Baca Juga: Apakah Pohon Sawit Bisa Mencegah Banjir?

