Cara Bernegosiasi untuk Gaji Lebih Tinggi saat Wawancara

Cara Bernegosiasi untuk Gaji Lebih Tinggi saat Wawancara

amy-hirschi-uwpo02K55zw-unsplash

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Menegosiasikan gaji saat wawancara adalah momen yang cukup membuat gelisah karena sebagai pekerja biasa, tentu saja kita semua ingin mendapatkan gaji yang paling besar.

Artikel ini akan memberikan cara bernegosiasi untuk gaji lebih tinggi saat wawancara.

1. Cari tahu informasi sebanyak-banyaknya sebelum wawancara

Riset, nama lainnya.

Dengan riset, kalian bisa menemukan solusi atau bahkan masalah. 

Misalnya, selama ini kalian merasa gaji kalian sudah cukup. Sehingga tidak perlu ada niatan untuk mengajukan dan negosiasi gaji. 

Tapi dengan riset, kalian akan menemukan industri yang saat ini pertumbuhannya sedang pesat dan karyawan yang bekerja di industri ini mendapat gaji yang tinggi. Padahal industri ini bukan industri yang diminati beberapa tahun sebelumnya.

Dan, kalian mendapati kalian bekerja di industri yang sama dan mulai menyadari bahwa mestinya tenaga kalian dihargai lebih tinggi.

Inilah satu dari banyaknya kemungkinan pengetahuan yang bertambah setelah melakukan riset.

Sejatinya, riset ini penting untuk membantu kalian memahami seberapa signifikan atau berharga diri kalian sebelum mulai negosiasi kenaikan gaji.

Selain menggali informasi melalui media sosial, sebenarnya justru akan lebih berdampak dengan membicarakannya bersama orang yang dikenal baik.

Apalagi kalau orang ini adalah orang yang berada di industri yang sama dengan kalian dan kebetulan jauh lebih berpengalaman. 

Atau, bisa juga konsultan rekrutmen yang memang memiliki kapasitas untuk menasehati hal semacam ini.

Keuntungan melakukan riset sebelum negosiasi adalah meningkatkan  rasa percaya diri, apalagi jika didukung dengan data yang relevan.

2. Mengetahui value diri

Value yang kalian bawa di tempat kerja terkadang punya berat yang jauh lebih tinggi dari posisi yang dilamar.

Misalnya, kalian melamar sebagai manajer pemasaran senior dengan pengalaman kerja 11 tahun, kalian dipastikan akan mendapat tawaran gaji dengan nominal tertentu.

Namun, jika kalian melamar kerja untuk peran yang sama dengan pengalaman yang sama, tapi punya bonus berupa latar belakang kewirausahaan dan pengalaman dalam Search Engine Optimisation (SEO), maka kalian baru saja memberikan keahlian tambahan yang mempunyai nilai lebih tinggi. 

Sekalipun nama profesinya nanti sama, perbedaan dari kedua contoh tersebut sangat kontras.

Keahlian sampingan yang sudah kalian kembangkan selama bertahun-tahun memungkinkan kalian untuk setara dengan standar industri dan meningkatkannya.

Pada akhirnya, membuat diri sendiri semakin lebih familiar dengan industri sangatlah penting.

3. Lupakan gaji sebelumnya

Jadi, seharusnya menentukan nominal saat negosiasi gaji seharusnya tidak diambil berdasarkan jumlah gaji sebelumnya.

Memang, betul sekali bahwa mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari di pekerjaan sebelumnya itu lebih baik. 

Tapi, menggunakan gaji terakhir kalian sebagai tolok ukur bukanlah ukuran yang baik.

Lihatlah nilai objektif kalian bagi perusahaan dan bandingkan dengan standar industri yang dilakukan orang lain.

Lagipula, tidak umum di dalam deskripsi pekerjaan diminta mencantumkan angka gaji sebelumnya.

Bahkan jika mereka berani menanyakan gaji kalian sebelum wawancara itu sendiri dimulai, kalian harus berhati-hati.

4. Berpikirlah secara lebih kreatif, di luar angka gaji pokok kalian

Selain gaji, kalian juga ingin mendapatkan benefits dasar yang seharusnya kalian terima. Bayangkan saja, gaji yang ditawarkan mungkin lebih rendah dari yang dipikirkan.

Tapi, tunjangan atau benefits yang diberikan oleh perusahaan menarik dan lebih dari sekadar kompensasi semata.

Sebagai kandidat yang sedang melamar kerja, kalian mungkin perlu mempertimbangkan manfaat tambahan ini dalam menegosiasikan kenaikan gaji.

Jika gaji yang ditawarkan tidak cukup, mungkin bisa menegosiasikan benefits lainnya seperti jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, jam kerja yang fleksibel, cuti tambahan, kesempatan pelatihan, dan lain-lain.

Jangan mau hanya dihantui oleh imajinasi sendiri karena hal ini tidaklah nyata. Ada banyak manfaat di luar manfaat-manfaat konvensional.

Mulai dari bantuan biaya sekolah hingga kopi gratis. Ingat-ingat, naik gaji adalah transaksi bisnis. Dalam bisnis, semuanya bisa dinegosiasikan.

5. Berdoa semoga terwujud, tapi juga siap-siap dengan kabar buruk

Jika pengajuan gaji lebih tinggi ternyata berhasil, tentunya saja hal ini adalah kabar baik. Tapi jika ditolak, segera beradaptasi, menyesuaikan diri, lalu mencoba lagi di kesempatan berikutnya.

Penolakan ini berarti kalian perlu untuk beradaptasi atau melakukan negosiasi lagi. 

Lagipula, jika perusahaan tidak memberikan kenaikan gaji tanpa kalian sendiri yang minta, maka besar kemungkinan kalian tidak akan pernah dapat. 

Tapi jika kalian mencoba mengajukan kenaikan gaji, berarti akan selalu ada kesempatan gaji kalian naik. 

Kemudian pada dasarnya, tidak ada yang bisa menjamin keberhasilan negosiasi gaji. Ada banyak pertimbangan lain yang bisa didapat dari pemberi kerja, sudut pandang SDM dan juga faktor-faktor seperti anggaran yang ketat dan persaingan yang semakin ketat.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel