Sediksi.com – EA Sports resmi merilis logo terbaru mereka yang nantinya akan terpampang pada game sepakbola berjudul EA Sports FC keluaran pengembang game asal California ini.
Perilisan logo ini sendiri merupakan kelanjutan dari berakhirnya kerja sama EA Sports dan FIFA yang diumumkan pada Mei tahun lalu. Berakhirnya kerja sama tersebut menandakan akhir perjalanan 30 tahun yang gemilang, yang disebut-sebut sebagai salah satu kerja sama paling menguntungkan dalam dunia video game. Mereka berhasil menjual total 325 juta kopi per 2021.
Dilansir dari ESPN, game sepak bola EA Sports selanjutnya tidak akan lagi mencantumkan nama FIFA pada judulnya. Nama EA Sports FC akan menjadi judul terbaru dari salah satu game sepak bola paling populer di dunia ini.
Dalam rilis yang diterbitkan di website Electronic Arts (EA), EA Sports FC tidak hanya menyangkut soal logo baru, namun juga visi dan identitas baru.
“Nama FC akan menjadi platform EA Sports dalam menciptakan, memberikan inovasi, serta menumbuhkan pengalaman sepakbola baru, yang mana akan menghubungkan ratusan juta penggemar melalui produk-produk konsol, mobile, online, dan e-sports,” ungkap EA dalam rilisnya.
Fitur EA Sports FC
Logo “FC” yang baru direncanakan akan diperkenalkan ke hadapan dunia pada ratusan pertandingan sepak bola mulai minggu ini.
“Para penggemar sepakbola akan melihat brand terbaru ini untuk pertama kali lewat partner-partner EA Sports, seperti Premier League, La Liga, Bundesliga, Serie A, Ligue 1, WSL, NWSL, CONMEBOL, dan masih banyak lagi,” ungkap lama resmi EA.
Terkait hal ini, SVP & GM EA Sports FC, Nick Wlodyka, mengungkapkan bahwa EA Sports FC akan memulai kisah perjalanan baru setelah 30 tahun menciptakan pengalaman kebersamaan kepada komunitas sepakbola dan tetap akan melanjutkan kerja-kerja ini menuju masa depan yang mengedepankan fans.
Sementara itu, chief executive Premier League, Richard Masters, mengungkapkan optimismenya terkait kerjasama dengan EA Sports. “Melalui kerjasama dengan EA Sports yang sudah lama berjalan ini, kami mampu membawa para fans di seluruh dunia menjadi lebih dekat dengan Premier League dan kami juga memahami pentingnya peran generasi selanjutnya dalam menumbuhkan masa depan sepakbola,” ujar Masters dikutip dari Four Four Two.
Terkait dengan fitur-fitur yang akan ditampilkan EA Sports FC, belum ada informasi detail terkait hal ini. Namun, EA Sports mengklaim akan memberikan pengalaman otentik tiada tara.
Game akan memberikan akses terhadap lebih dari 19 ribu pemain sepakbola, 700 klub, dan 30 liga berlisensi penuh. Selain itu juga ada dukungan dari lebih 300 partner global yang nantinya akan menyediakan akses lebih lanjut ke area seperti sepak bola wanita serta sepak bola akar rumput.
Respon FIFA
Sementara itu, FIFA sendiri dikabarkan akan merilis game terpisah melalui kerjasama dengan pengembang dan penerbit pihak ketiga. Dikutip dari Gamespot, presiden FIFA Gianni Infantino mengklaim bahwa game sepak bola mereka akan menjadi satu-satunya game otentik yang menggunakan nama FIFA di dalamnya.
“Saya menjamin bahwa satu-satunya video game otentik, video game asli yang memiliki nama FIFA di dalamnya akan menjadi game sepakbola terbaik yang tersedia bagi para gamer dan penggemar sepakbola. FIFA merupakan satu-satunya judul global serta orisinal. FIFA 23, FIFA 24, FIFA 25, FIFA 26, dan seterusnya—FIFA akan terus ada dan menjadi yang terbaik,” ungkap Infantino.
Terkait rencana FIFA ini, belum ada tanggal rilis resmi mengenai kapan game akan dirilis.
EA Sports sendiri telah menggunakan nama FIFA sejak 1993, di mana game pertama yang mereka rilis untuk konsol Sega Mega Drive dan Sega Genesis diberi nama FIFA International Soccer. Setelahnya, 38 seri telah mereka rilis dalam berbagai format dan platform, termasuk perangkat mobile.
Pada Mei 2022, kerja sama EA Sports dan FIFA resmi berakhir setelah kedua pihak gagal menemui kesepakatan dalam perjanjian lisensi.
Selain itu, seperti yang dilaporkan The New York Times, permintaan pembayaran lisensi nama yang diajukan FIFA kepada EA Sports di angka 1 miliar Dollar tiap 4 tahun, atau dua kali lipat lebih banyak dari yang diterima FIFA sebelumnya, juga ditengarai menjadi salah satu faktor berakhirnya kerja sama keduanya.