Sediksi.com – Fenomena doomscrolling adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang yang secara terus-menerus membuka media sosial, terpapar dan membaca berita negatif maupun hoax.
Kalau Sodik ingat kembali, sebagian dari kita pernah mengalami doomscrolling pada saat pandemi COVID-19 yang lalu. Di mana berita-berita hoax menyebar dengan cepat di media sosial yang membuat kita overthinking dan ketakutan.
“Emangnya, doomscrolling bahaya ya kalau diterusin?” Daripada bertanya-tanya, simak artikel ini sampai akhir yuk!
Apa Itu Doomscrolling?
Menurut psikoterapis Tess Brigham yang dilansir dari Very Well Mind, doomscrolling adalah kondisi di mana seseorang terus-menerus terlibat dalam media sosial, membaca, atau menonton konten negatif. Secara substansial, dalam perilaku doomscrolling, seseorang secara tidak sadar terperangkap dalam membaca setiap cerita negatif.
Sebuah penelitian dari Kanada yang dipublikasikan dalam jurnal Travel Med yang jufa dikutip oleh Very Well Mind, menyebutkan bahwa doomscrolling sering disebut sebagai ‘social media panic‘.
Melansir dari Health, kebiasaan doomscrolling sudah ada sejak lama, namun istilah ini diyakini muncul kembali terutama sejak pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan oleh peningkatan berita negatif dan informasi yang menyesatkan selama masa pandemi.
Fenomena ini tidak hanya membahas aspek negatif dari virus itu sendiri, tetapi juga melibatkan isu-isu ketidakadilan, tragedi, dan tingkat pengangguran.
Dampak dan Akibat dari Doomscrolling
Menyebabkan Kekhawatiran yang Berlebihan
Membaca berita secara berlebihan melalui aktivitas scrolling di media sosial dapat menimbulkan ketakutan berlebihan. Rasa takut ini cenderung meningkat seiring dengan jumlah berita buruk yang dikonsumsi.
Semakin besar ketakutan yang dirasakan, semakin merugikan dampaknya terhadap kesehatan mental. Banyak orang bahkan merasa takut sampai pada tingkat di mana mereka kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari sendirian karena dipengaruhi oleh berita-berita negatif dari berbagai sumber media.
Menurunkan Efisiensi Kerja
Doomscrolling sebaiknya dihindari karena dapat mengurangi efisiensi kerja. Kebiasaan membaca berita terus-menerus di media sosial terasa tidak pernah berkesudahan. Mungkin saja tanpa kamu sadari, banyak waktu yang terbuang hanya untuk melakukan scrolling tanpa memberikan manfaat yang signifikan untuk kehidupan dan masa depanmu.
Alih-alih mencapai kesuksesan dengan cepat, kebiasaan doomscrolling justru dapat menghambat produktivitas dan meningkatkan tingkat stres karena menumpuknya pekerjaan yang belum terselesaikan.
Mengurangi Ketahanan Imun
Kesehatan pikiran dan mental yang optimal mendukung kesehatan fisik secara keseluruhan. Sebaliknya, gangguan pada kesehatan mental dapat berdampak negatif pada kondisi fisik.
Doomscrolling dapat melemahkan daya tahan tubuh jika kebiasaan ini terus dilakukan. Dampaknya, tubuh menjadi rentan terhadap penyakit dan rasa sakit dapat meningkat karena dipengaruhi oleh keadaan pikiran yang stres.
Setelah memahami esensi doomscrolling, penting untuk menyadari bahwa kebiasaan ini dapat merugikan baik secara mental maupun fisik. Tidak ada keuntungan untuk melakukannya secara terus-menerus. Lebih baik fokus pada aspek positif dan berupaya melakukan yang terbaik untuk menjauh dari dampak negatif tersebut.
Menyebabkan Tingkat Stres Meningkat
Pada dasarnya, menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial tidak berkontribusi positif pada kesejahteraan mental, terutama jika kontennya berisi berita-berita negatif. Kebiasaan doomscrolling dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres dan tekanan psikologis.
Penting untuk diingat bahwa tingkat stres yang tinggi dapat menjadi pemicu kondisi lebih serius, seperti depresi.
Menyebabkan Kecemasan Berlebih
Doomscrolling dapat menciptakan tingkat kecemasan yang berlebihan. Bayangkan saja, satu paparan berita negatif saja sudah dapat menimbulkan kecemasan, apalagi jika kamu terus-menerus membaca berita negatif setiap hari.
Kecemasan yang berkembang akibat kebiasaan ini dapat menjadi semakin intens, menyebabkan ketegangan, rasa gelisah, dan bahkan menghambat kemampuan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Meskipun seringkali dianggap remeh, kecemasan berlebihan memiliki potensi untuk mengganggu kesehatan mental secara signifikan. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan dorongan untuk menghindari interaksi sosial, menyebabkan isolasi diri, dan pada tingkat yang lebih parah, dan dapat menjadi pemicu perilaku merusak diri sendiri.
Tips Mengatasi Doomscrolling
Jika mengendalikan kebiasaan doomscrolling masih sulit bagi kamu, kami punya, nih, beberapa tips yang dapat diikuti:
Hindari Membuka Media Sosial di Pagi Hari
Mulai hari dengan tidak langsung membuka smartphone dan mengakses media sosial. Sebagai gantinya, gunakan waktu tersebut untuk membaca email atau mendengarkan musik.
Alihkan Perhatianmu ke Hal yang Lain
Jika menyadari sedang melakukan doomscrolling, coba hentikan segera. Alihkan perhatianmu dengan melakukan kegiatan lain atau beristirahat dari media sosial.
Tetapkan batasan Waktu
Meskipun mencari informasi penting, tetapkan batasan waktu yang jelas untuk menghindari scroll media sosial yang berlebihan.
Cari Informasi Positif
Daripada terjebak dalam doomscrolling, fokuslah pada pencarian informasi yang lebih positif saat menggunakan media sosial.
Atur Notifikasi Media Sosial
Batasi notifikasi media sosial dan pilih dengan selektif berita yang ingin kamu terima agar mengurangi kemungkinan untuk melakukan doomscrolling.
Fokus pada Waktu Sekarang
Alihkan fokus pada kejadian saat ini daripada terlalu khawatir tentang informasi yang ditemukan melalui doomscrolling. Terapkan mindfulness untuk membantu menahan dorongan untuk terus membaca berita negatif.
Ternyata, sesuatu yang berlebihan itu emang nggak baik, ya, Sodik? Salah satunya adalah doomscrolling. Yuk, mulai pintar untuk memilah berita dan sayangi dirimu sendiri dari hal-hal yang nggak baik!