Film A Hard Day (2014), Kisah Polisi Korup yang Apes Terus!

Film A Hard Day (2014), Kisah Polisi Korup yang Apes Terus!

Film a hard day (2014)

DAFTAR ISI

Sediksi – Film A Hard Day (2014) adalah film Korea Selatan yang memiliki cerita menarik. Mengisahkan seorang detektif korup dan berbagai upaya yang dijalankannya untuk menutupi kejahatan yang ia lakukan. 

Berlangsung seru, film ini punya sudut pandang yang begitu menarik. 

Baca artikel ini sampai tuntas bila ingin tahu lebih jauh. 

Overview

film a hard day
  • Tahun rilis: 2014
  • Genre: Aksi dan Kejahatan
  • Sutradara: Kim Sung-hoon
  • Penulis naskah: Kim Sung-hoon, Lee Hae-jun, Choi Kwan-young, Jang Hang-jun
  • Rumah produksi: AD406 Dasepo Club
  • Durasi: 1 jam 51 menit

Pemeran

  • Lee Sun-kyun sebagai Koo Gun-soo
  • Choi Jin-woong sebagai Lt. Park Chang Min
  • Shin Jung-geun sebagai Ketua Tim
  • Jung Man-sik sebagai Detektif Choi Sang-ho
  • Shin Dong-mi sebagai adik perempuan Gun-soo
  • Kim Dong-young sebagai Detektif Do Hee-chul
  • Park Bo-geum sebagai Lee Jin-hoo

Sinopsis Film A Hard Day (2014)

Ko Gun-soo adalah seorang detektif korup yang baru saja menerima kabar kematian ibunya. 

Lagi sedih-sedihnya, ia menerima sebuah panggilan yang mengejutkan. Gun-soo menerima kabar bahwa anak buahnya sedang diperiksa atas kasus penyuapan. 

Hal ini tentu membuatnya gelisah, sebab jika anak buahnya tak tutup mulut akan keterlibatannya, ia bisa terseret. 

Ia pun harus bergegas pergi, demi membereskan barang bukti. Karena gelisah, Gun-soo jadi tak fokus menyetir hingga menabrak seorang tuna wisma hingga tewas. 

Kejadian itu semakin menambah penderitaannya. Gun-soo yang takut akan dituduh menyetir dalam kondisi mabuk, bukannya melaporkan kecelakaan tersebut, justru berupaya untuk menutupinya. 

Ia memasukkan mayat tunawisma bernama Lee tersebut dalam koper dan kemudian menyembunyikannya dalam peti mati ibunya. 

Kekerdilannya untuk berani mengakui kesalahan ternyata menyeretnya dalam masalah yang lebih besar.

Gun-soo jadi sering sekali menerima teror, yang mengatakan bahwa ia tahu semua kejahatan yang telah Gun-soo perbuat. Termasuk kejadian malam itu, ketika ia menabrak Lee dan bahkan menutupi kematiannya. 

Lelah dan ketakutan sendiri dengan segala teror itu, Gun-soo lantas mencoba menyelidiki dalang dibaliknya. Siapakah sosok peneror itu? Apakah ia akan jadi pahlawan dalam film ini?

Review Film A Hard Day (2014)

film a hard day

Nonton film A Hard Day rasanya menjadi suatu hal yang cukup menyegarkan buat saya. 

Sebab, bila biasanya sebuah film mempertontonkan pahlawan dengan segala kebaikannya, film ini justru kebalikannya. 

Gun-soo digambarkan sebagai seseorang yang bisa saya katakan jadi sangat menyebalkan dan menyedihkan dalam film ini. 

Ia korup, gampangan, dan juga penakut. Semua karakter itu ajaibnya bisa dibawakan dengan baik oleh Om Sung Kyun sehingga setiap feel dari karakternya terasa benar oleh kita yang menonton. 

Apalagi kala berbagai keapesan dan kepengecutannya membawanya pada masalah dan kerepotan yang lebih besar lagi. 

Jadinya, sepanjang film, bukan hanya dibuat makin penasaran dengan nasib si Gun-soo, jujur saja, saya juga menikmati dan bahkan merasa senang dengan segala ketakutan dan kekhawatiran yang Gun-soo rasakan. 

Sebagaimana judulnya, Gun-soo benar-benar melalui sebuah hari yang berat alias ‘a hard day‘. 

Menonton film ini kemudian membuat saya jadi menyadari sesuatu. Di lubuk hati kita paling dalam, kita mungkin menginginkan polisi-polisi korup macam Gun-soo mendapatkan hukuman yang setimpal. Hukuman semacam menjalani hari yang buruk macam di neraka seperti yang Gun-soo alami. 

Hal-hal semacam itu yang saya rasa membuat film ini jadi terasa lebih menggairahkan buat saya tonton. 

Sebab di kehidupan nyata, orang semacam Gun-soo ini, yaitu polisi-polisi korup seringnya aman. Tak tersentuh hukum, dan kita juga tak tahu jika mereka sudah menerima karma dari perbuatannya. 

Sehingga, mereka seakan tak tersentuh dan bisa hidup seenaknya dan semaunya. Sementara kita, orang-orang biasa yang tak punya power apa-apa hanya bisa memendam rasa marah.

Jadi, film semacam A Hard Day ini bisa jadi suatu pengalihan sementara atas kemarahan kita pada institusi bobrok ini. Semacam piknik atau healing sejenak lah. 

Yah, agak pedih memang. Tapi tak apa, asalkan ditengah healing sejenak ini, kita tetap merawat rasa marah akan kesewenang-wenangan para pulisi korup di negeri ini. 

Itulah review singkat film A Hard Day. Walau banyak ngomel-ngomelnya, tapi semoga kamu suka ya! 

Selamat menonton!

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel