Review dan Sinopsis Film Free Solo (2018): Kisah Pemanjat Tebing Gila

Review dan Sinopsis Film Free Solo (2018): Kisah Pemanjat Tebing Gila

Film Free Solo (2018)

DAFTAR ISI

Kali ini Sediksi akan membagikan mengenai sinopsis film Free Solo. Film ini merupakan dokumenter seorang pemanjat tebing Alex Honnold yang berusaha memanjat tanpa pengaman di El Capitan pada Juni 2017.

Wah, sudah memainkan olahraga ekstrim, tanpa pengaman pula. Namun, itulah sisi menarik dari film ini. Kita bakal tahu semenantang apa olahraga ekstrim dan tanpa bantuan alat pengaman.

Yuk, simak sinopsis film Free Solo lebih lanjut!

sinopsis film free solo

Overview

  • Tahun rilis : 2018
  • Genre : Dokumenter
  • Sutradara : Elizabeth Chai Vasarhelyi dan Jimmy Chin
  • Rumah Produksi : Little Monster Films, Itinerant Media, Parkes+McDonald/Image Nation, National Geographic Documentary Films
  • Durasi : 1 jam 36 menit

Pemeran

  • Alex Honnold
  • Sanni McCandless
  • Jimmy Chin
  • Tommy Caldwell

Sinopsis Film Free Solo (2018)

Sinopsis film Free Solo berkisah mengenai Alex Honnold. Alex merupakan seorang pemanjat tebing ulung. Ia mencintai memanjat, dan bahkan menuliskan pekerjaannya dalam CV sebagai seorang Rock Climber.

Alex mulai mendaki di usia yang masih dini, 5 tahun, Usia di mana anak-anak biasanya masih bergulat dengan sepeda roda empat. Tapi ia sudah merasakan kenyamanan berpetualang di antara ceruk bebatuan. Pada usia 10 tahun, ia sudah mendaki dengan rutin.

Alex memiliki pendidikan yang bagus, seandainya keluarganya baik-baik saja. Ia berhasil menamatkan pendidikan menengahnya dengan baik, dan di terima di universitas sekelas University Of California, Berkeley, untuk belajar Teknik Sipil.

Sayangnya, kematian kakeknya dan percerian kedua orang tuanya membuat ia banyak bolos kuliah dan akhirnya dipaksa mengundurkan diri dari kampus.

Alex lantas banyak menghabiskan waktunya sendirian. Di masa-masa ini naik tebing menjadi pengobat rasa sepinya. Alex semakin rajin naik tebing, hingga ia mampu menaklukkan tebing Astroman dan Rostrum di Taman Nasional Yosemita pada hari yang sama.

Prestasinya ini membuatnya terkenal di kalangan pecinta olah raga panjat tebing. Lantas, ia kembali berhasil mencetak prestasi yang membuat orang berdecak kagum, Alex berhasil memanjat tebing El Capitan secara free solo, pada 3 Juni 2017.

Hari itu pun menjadi hari bersejarah untuknya, sebab Alex merupakan orang pertama dan satu-satunya yang berhasil menaklukkan tebing setinggi 1.000 meter itu sendirian bahkan tanpa pengaman.

Aksi inilah yang diabadikan Jimmy Chin dalam film Free Solo.

Review

sinopsis film free solo

Usai membahas sinopsis film Free Solo, kali ini kita akan membahas review filmnya.

Film Free Solo tak bisa diragukan memiliki visual yang benar-benar indah. Tebing El Capitan yang menjulang tinggi di tengah Taman Nasional Yosemite, berhasil diabadikan dengan sangat baik oleh sineasnya, yaitu Jimmy Chin.

Tebing itu tampak angkuh, namun juga gagah di saat bersamaan, membuat siapapun yang melihatnya merasakan keengganan tersendiri. Namun, Honnold, si pemanjat tebing, ialah bocah nakal yang menantang kegagahan tebing batu itu.

Siapapun pasti akan bertanya-tanya? Mengapa Alex, bersedia membahayakan nyawanya untuk memanjat tebing setinggi 1 kilometer, dan juga tanpa pengaman pula?

Mereka yang awam pasti akan mengiranya bodoh, idiot, atau bahkan kurang kerjaan. Ya, bahkan teman-teman Alex sendiri berharap bahwa ia sama sekali tak berpikir tentang pendakian bebas itu. Tommy Caldwell tak ingin Alex melakukannya, Peter Croft, senior Alex pun juga merasa bahwa ia tak harus melakukan hal tersebut. Hal yang sama juga dirasakan oleh pacar Alex, yaitu Sanni McCandless.

Bagaimanapun itu adalah ide gila. Keberhasilan Alex Honnold pada El Capitan mungkin saja juga akan membawanya pada ide yang lebih gila.

Free Solo sebagai film bisa dikatakan mampu memotret semua kontradiksi itu. Ia mengakui kegilaan Honnold, namun juga ingin menjelaskan alasan mengapa ia melakukannya. Bahwa bagi Alex, menaklukkan El Capitan, segila apapun itu, telah menjadi tujuan hidupnya.

Hal ini menjadikan kisah dokumenter mengenai pemanjat tebing gila, Alex Honnold ini menarik untuk diikuti. Ia mejelaskan pergulatan dan rasa sepi Alex, serta perjalanan bagaimana memanjat tebing menjadi obat.

Film ini menuai tanggapan yang sangat positif. Pertama kali diputar di Festival Film Telluride pada 31 Agustus 2018, film ini berhasil memperoleh penghargaan yang sangat bergengsi. Salah satu pengharagaan yang di dapat film ini adalah Documentary Feature di Academy Awards ke-91. Ya, film ini memenangkan Oscar untuk kategori film dokumenter.

Duet pasangan Vasarhelyi-Chin dalam menghasilkan film dokumenter memang tak perlu diragukan. Setelah sebelumnya berhasil dengan Meru, film ini semakin mengokohnya keseriusannya menggarap dokumentasi. Chin dan Vasarhelyi memang pasangan sineas berbakat.

Namun, terlepas dari keberhasilannya, dan keindahan visual yang luar biasa, aksi Alex haruslah diantisipasi. Jangan sampai keberhasilan film ini membuat orang lain menirukan aksi nekatnya: memanjat tebing batu tanpa satu pun tali pengaman!

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel